officer JL. MEMBERAMO 4 NO 18B KOTA MALANG 65123 HP 081805188880 - 0817380325

Surat al-‘alaq bag 1, perintah membaca wahyu pertama

Surat ini disepakati turun di Mekkah sebelum Nabi hijrah. Bahkan hamper semua ulama seakat bahwa lima ayat pertama surat adalah wahyu al-Qura’an yang pertama diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Yhahir Ibn “Asyur menyatakan bahwa lima ayatnya yang pertama turun pada tanggal tujuh belas Ramadhan, pendapat ini dianut oleh banyak ulama. Nama surat ini yang populer pada masa sahabat Nabi SAW adalah surat Iqro’ Bismi Robbika. Sedangkan namanya yang tercantum dalam sekian banyak mushof adalah surat al-Alaq, ada pula yang menamai surat iqro’.

Tema utamanya adalah pengajaran kepada Nabi Muhammad SAW, serta penjelasan tentang Alloh SWT dalam sifat dan perbuatan-NYA, bahwa DIA adalah sumber ilmu pengetahuan. Menurut Biqo’I tujuan utamanya asalah perintah kepada manusaia untuk menyembah Alloh SWT Sang Pencipta Yang Maha Kuasa Sebagai tanda syukur kepada-NYA. Ayat-ayat surat ini berjumlah 20 ayat, menurut cara perhitungan ulama mekkah dan maddinah, dan 19 ayat menurut cara perhitungan ulama kufah serta 18 ayat menurut ulama syam.

Iqro’ Bismi Robbikallazii Kholaqo

(Bacalah dengan nama tuhanmu yang Mencipta)

Dalam surat ini, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membaca guna lebih memantapkan lagi hati beliau. Ayat diatas seakan-akan menyatakan : Bacalah wahyu-wahyu Illahi yang sebentar lagi akan banyak engkau terima, dan baca juga alam dan masyarakatmu. Bacalah agar engkau membekali dirimu dengan kekuatan pengetahuan. Bacalah semua itu tetapi dengan syarat hai tersebut dilakukan dengan atau demi nama Tuhan yang selalu memelihara dan membimbingmu dan yang Mencipta semua makhul kapan dan dimanapun.

Kata Iqro’ terambil dari kata kerja Qoro’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Dengan demikian realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai obyek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengan oleh orang lain. Karenanya dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut. Antara lain : menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui cirri-ciri sesuatu dan sebagainya, yang kesemuanya bermuara pada arti menghimpun. Ayat diatas juga tidak menyebutkan obyek bacaan.

Hurf Ba’ pada kata BISMI ada juga yang memahaminya sebagai fungsi penyertaan atau mulabasah sehingga sengan demikian ayat tersbut berarti ‘bacalah disertai nama Tuhammu’. Sudah menjadi kebiasaan masyarakat arab sejak masa jahilliyah, mengaitkan suatu pekerjaan dengan nama suatu yang di agungkan. Itu memberi kesan yang baik atau katakanlah ‘berkah’ terhadap pekerjaan tersebut juga untuk menunjukkan bahwa pekerjaan tadi dilakukan semata-mata karena ‘dia’ yang namanya disebutkan itu.

Dahulu, misalnya sebelum turunnya al-Qur’an, kaum musrikin sering berkata ‘BISMI al=lata’ dengan maksud bahwa apa yang mereka lakukan tidak lain kecuali demi karena Tuhan berhala al-lata itu, dan bahwa mereka mengharapkan ‘anugrah dan berkat’ dari berhala tersebut.

Kata Robb seakar dengan kata tarbiyah/pendidikan. Kata ini memiliki arti yang berbeda-beda namun pada akhirnya arti-arti itu mengacu kepada pengembangan, pemingkatan, ketinggihan, kelebihan serta perbaikan. Kata Robb maupun tarbiyah berasal dari kata roba-yarbu dari segi pengertian kebahasaan adalah kelebihan. Dataran tinggi dinamainya rob-wah sejenis roti yang dicampur dengan air sehingga membengkak dan membesar disebut ar-robw.

Kata Kholaqo dari segi pengertian kebahasaan memiliki sekian banyak arti, antara lain : menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa satu contoh terlebih dahulu), mengukur, memperhalus, mengatur, membuat dan sebagainya. Kata ini biasanya memberi tekanan tentang kehebatan dan kebesaran Alloh dalam ciptaan-NYA. Berbeda dengan kata ja’ala yang mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus atau dapat diperoleh dari suatu yang di jadikan itu. Obyek kholaqo pada ayat ini tidak diosebutkan sehingga obyeknya pun sebagaimana iqro’ bersfat umum, dan dengan demikian Allohadalah pencipta semua makhluk.

Kholaqol insaana min ‘alaq

(yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq)

Ayat ini dan ayat-ayat selanjutnya memperkenalkan Tuhan yang harus diesmbah olwh Nabi Muhammad SAW. Dialah yang menciptakan semua manusia kecuali Adam dan Hawa dari ‘alaq, yaitu segumpal darah yang bergantung pada dinding rahim.

Kata insan atau manusia berasal dari kata uns yang artinya senang, jinak, dan harmonis, atau dari kata nisy yang artinya lupa. Ada juga yang berpendapat bahwa kata ini bersal dari kata naus yang artinya gerak atau dinamika. Makna-makna diatas paling tidak memberi gambaran sepintas tentang potensi manusia, sebagai makhluk yang memiliki sifat lupa, dan kemampuam bergerak melahirkan dinamika. Ia juga makhluk yang melahirkan rasa senang, harmonis dan kebahagian pada pihak-pihak lain.

Kata ini juga berbeda dengan basyar yang artinya juga manusia. Kalau kata basyar yang artinya lebih mengacu pada manusia dari segi fisik dan nalurinya yang tidak berbeda antara yang satu dengan manusia yang lainnya. Manusia adalah makhluk pertama yang disebut dalam al-Qur’an melalui wahyu pertama. Manusia bukan saja diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya atau segala sesuatu yang diciptakan di alam raya ini ditundukkan untuk kepentingannya, tetapi juga karena kitab suci al-Qur’an ditunjukkan kepada semua manusia guna menjadi pelita kehidupan.

Kata ‘alaq dalam kamus-kamus bahasa arab diartikan segumpal darah. Banyak ulama masa lampau memahami dalam arti sesuatu yang bergantung didinding rahim karena para pakar embriologi menyatakan bahwa setelah terjadinya pertemuan antara sperma dan indung telor ia berproses membelah menjadi dua, empat, delapan, dan seterusnya. Bisa juga kata ‘alaq dipahami tentang sifat manusia sebagai makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri tetapi bergantung kepada yang lainnya.

Iqro’ warobbukal akrom

(Bacalah dan Tuhanmu Maha Pemurah)

Setelah memerintahkan membaca dengan meningkatkan motifasinya yakni dengan nama Alloh, kini ayat diatas memerintahkan dengan menyampaikan janji Alloh atas manfaat membaca itu. Alloh berfirman ‘bacalah berulang-ulang dan Tuhan pemelihara dan pendidikmu maha pemurah sehingga akan melimpahkan aneka karunia.

Kata alkharom dapat diterjemahkan dengan maha mulya atau paling pemurah atau semulya-mulya. Kata ini berasal dari kata karoma yang artinya memberikan dengan mudah tanpa ada pamrih, bernilai tinggi, terhormat, mulya setia, dan sifat kebangsawanan. Dalam al-Qur’an kata ini terulang sebanyak 27 kali. Tidak kurang dari tiga belas subyek yang disifati dengan kata tersebut. Sebagai contoh ucapan yang disifati karim (qoulan kariman) adalah ucapan yang baik, indah terdengar, benar susunan dan kandungannya, mudah dipahami serta menggambarkan segala sesuatu yang ingin disampaikan oleh pembicara.

Kata al-Karim yang mensifati Alloh dalam al-Qur’an kesemuanya menunjuk kepada-NYA dengan kata ROOB, seperti kata akrom pada ayat diatas. Pensifatan roob dengan kariim menunjukkan bahwa karom (anugrah kemurahan-NYA dalam berbagai aspek) dikaitan dengan sifat rububiyah-NYA yakni sifat mendidik, memelihara, dan perbaikan makhluk-NYA.

Dalam ayat ketiga ini Alloh menjanjikan bahwa pada saat seseorang membaca dengan ikhlas karena Alloh, maka Alloh akan menganugerahkan kepadanya ilmu pengetahuan. Demikian juga kegiatan membaca alam raya ini telah menimbulkan penemuan-penemuan baru yang membuka rahasia-rahasia alam. Ayat al-Qur’an yang dibaca dan alam raya adalah sama tidak berbeda, namun pemahaman mereka serta penemuan rahasianya terus berkembang.


Tidak ada komentar:

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP