officer JL. MEMBERAMO 4 NO 18B KOTA MALANG 65123 HP 081805188880 - 0817380325

Hati yang Lengah past di temani Syetan.....waw tatut

Sungguh beruntung bagi siapa yang mampu menanta hatinya menjadi bersih, bening, jernih dan selamat. Sungguh berbahagia orang yang mempunyai hati yang terpelihara dan terawatt sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan ketenangan, ketentraman, kesejukan, dan indahnya hidup didunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan nampak pula dalam setiap aktifitas yang dilakukannya. Hati merupakan pusat kendali, kalau hati baik, bersih dan bening, maka perbuatan kita juga akan baik pula. Sebaliknya bila hati kotor dan buruk maka pacaran perbuatanna juga akan buruk. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadist nabi, bahwa dalam jasad kita ada segumpal daging itu baik maka seluruh jasad kita baik dan jika segumpal daging itu jelek, buruk maka seluruh jasad kita buruk pula, tahukah apa segumpal daging itu…?

Segumpal daging itu adalah hati. Hati bisa menjadi keras bahkan keras melebihi kerasnya batu. Dalam firman ALLOH SWT ‘Tsumma qosatqulubukum mim ba’di dzaalika fahiya kalhijaarati aw asyaddu qoswatan’- “kemudian hati kalian menjadi keras sesudah itu, maka hati seperti batu bahkan lebih keras dari batu”. Karena batu yang begitu keras itu mash ada yang mengeluarkan mata air, sebagaimana terjadi di masa nabi musa as, ketika beliau memukul dengan tongkatnya. Alloh SWT: fanfajarot minhutsnataa ‘asyarota ‘ainaa “ maka memancarlah dari batu tersebut dua melas mata air”.

Pada suatu ketika, nabi berjalan-jalan dibawah bukit, tiba-tiba ada batuan yang tergelincir kebawah dan jatuh tepat disamping nabi. Kemudian nabi bertanya kepada batu tersebut ’ hai batu kenapa kamu tergelincir hingga membuatku kaget, kemudian batu menjawab ‘ maafkan hamba ya nabi Alloh, hamba tidak pantas ada diatas sana sedang engkau ya nabi ada dibawah, hamba takut berlaku tidak sopan. Begitulah batu yang yang keraspun begitu tunduk kepada nabi. Meskipun batu keras tapi hakekatnya batu itu berdzikir, bahkan segala makhul di langit dan dibumi semua sujud dan bedzikir pada Alloh SWT sebagaimana firman Alloh : sabbaha lillahimaa fissamaawati wal ardli ‘ segala seisi langit dan bumi adalah besujud kepada Alloh SWT ‘. Walillaahi yasjudu man fissamaawati wal ardli ‘ semuanya yang ada dilangit dan dibumi adalah bersujud kepada Alloh SWT.

Hati (ruhani) manusia pada dasarnya adalah bersih dan halus karena telah berjanji kepada Alloh utk beriman kepadaNya yang berarti sekaligus taat akan perintah-perintahNya sebagaiman firman Alloh : alastu birobbikum qoolubala syahidnaa ‘ Alloh bertanya kepada seluruh ruh-ruh anak adam : bukankah saya Tuhan kamu sekalian ..? maka ruh-ruh itu berikrar : ya, kami semua bersaksi, bahwa tiada tuahn selain Alloh ‘.

Anak adam lahir kedunia dalam keadaan suci bersih dari noda dan dosa : kullu mauludin yuulad u’alal fitroti fainnamaa abawaahu yuhawwidanihi aw yunasshiroonihi aw yumajjisaanihi, ‘ semua anak cucu adam dalam keadaan suci dan iman Islam, hanya kedua orang tualah yang mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi’.

Ketika anak adam menginjak aqil balik (dewasa), maka dipasanglah bagi mereka nafsu sebagai penggerak cita-cita, namun perlu dimengerti nasfsu adalah untuk menyuruh keburukan. Firman Alloh : innannafsa la ammarotubissuui, illaa maa rohima robbi ‘ bahwasannya nafsu itu didalamnya amat sangat menyuruh keburukan kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhan.

Nafsu sangat cenderung berteman dengan syetan, sedang dia (syetan) adalah musuh bebuyutan sejak manusia pertama yang harus kita anggap sebagai musuh Innasyaithoona ‘aduwwun fattakhidzuuhu ‘aduwwan “ bahwasannya syetan adalah musuh bagi kamu sekalian, maka anggaplah sebagai musuh. “ hendaklah kita takut apabila kita sampai tidak dzikir (ingat) Alloh pada setiap waktu, karena lupa pada Alloh sangat besar sekali bahayanya.

Sabda nabi Saw : man qo’ada maq’adan lam yadzkurillaaha fiihi kaanat ‘alaihi minalloohi tirotun “ barang siapa tidur ditempat tidurdan pada waktu tidur itu dia tidak ingat pada Alloh, maka baginya disisi Alloh adalah kekecewaan “ waman masyaa mamsyan lam yadzkurillaaha fiihi illaa kaanat ‘alahi minalloohi tirotun “ barang siapa berjalan dandalam perjalanan itu dia tidak ingat pada Alloh, maka baginya disisi Alloh adalah kekecewaan “ bahkan tidak jarang syetan menguasai hati orang yang sedang lupa kepada Alloh Swt.

Sebagaimana dengan firman Alloh : istahwadza ‘alaihimussyaithoonu fa ansahum dzikrallahi “ syetan menguasai mereka untuk melupakan Alloh “ waman ya’syu ‘an dzikrirrohmau nuqoyyidl lahuu syaithoonan fahuwalahuu qoriina “ barang siap berpaling dari ingat kepada Alloh yang maha pengasih, maka saya Alloh menggandeng baginya syetan untuk menemaninya “.

Maka sepatutnya, bahkan suatu keharusan bagi kita untuk memperbanyak dzikir kepada Alloh. (pengajian kitab ashfiyatul qulub biagoowilil ‘ulama).

baca selengkapnya......

ROJAB

Keterangan yang muktamad tentang bulan Rajab adalah bahwa bulan itu termasuk bulan-bulan yang dihormati, atau dalam Al-Qur’an disebut sebagai Asyhurul Hurum, yaitu, Muharram Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.

Dalam bulan-bulan tersebut, Allah SWT melarang peperangan dan ini merupakan tradisi yang sudah ada jauh sebelum turunya syariat Islam. Allah Swt berfirman:

”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah: 36)

Dari para ulama kalangan mazhab Asy-Syafi'i, Imam An-Nawawi berkomentar tentang puasa sunnah khusus di bulan Rajab, "Tidak ada keterangan yang tsabit tentang puasa sunnah Rajab, baik berbentuk larangan atau pun kesunnahan.

Namun pada dasarnya melakukan puasa hukumnya sunnah (di luar Ramadhan). Dan diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Sunan bahwa Rasulullah SAW menyunnahkan berpuasa di bulan-bulan haram, sedang bulan Rajab termasuk salah satunya."

Adapun tentang keutamaan bulan Rajab, kebanyakan ulama mengatakan bahwa dasarnya sangat lemah, bahkan boleh dikatakan tidak ada keterangan yang kuat yang mendasarinya dari sabda Rasulullah SAW.

Sayangnya, entah bagaimana prosesnya, justru sebahagian kaum muslimin berpendapat bahwa bulan Rajab memiliki berbagai keutamaan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu agar mereka dapat meraih fadhilah atau keutamaan tersebut.

Di antara contoh-contoh amalan-amalan yang sering dipercaya umat Islam untuk dilakukan pada bulan Rajab adalah:

1. Mengadakan shalat khusus pada malam pertama bulan Rojab.
2. Mengadakan shalat khusus pada malam Jum'at minggu pertama bulan.
3. Shalat khusus pada malam Nisfu Rajab (pertengahan atau tanggal 15 Rajab).
4. Shalat khusus pada malam 27 Rajab (malam Isra' dan Mi'raj).
5. Puasa khusus pada tanggal 1 Rajab.
6. Puasa khusus hari Kamis minggu pertama bulan Rajab.
7. Puasa khusus pada hari Nisfu Rajab.
8. Puasa khusus pada tanggal 27 Rajab.
9. Puasa pada awal, pertengahan dan akhir bulan Rajab.
10. Berpuasa khusus sekurang-kurang-nya sehari pada bulan Rajab.
11. Mengeluarkan zakat khusus pada bulan Rajab.
12. Umrah khusus di bulan Rajab.
13. Memperbanyakkan Istighfar khusus pada bulan Rajab.

Akan tetapi, semua pendapat tersebut tidak dapat dipegang, karena kalau kita jujur terhadap sumber-sumber asli agama ini, nyaris tidak satu pun amalan-amalan di atas yang berdasarkan kepada hadis-hadis yang shahih.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW apabila memasuki bulan Rajab beliau senantiasa berdo’a:

“Allahumma Baarik Lanaa Fii Rajab Wa Sya’baan Wa Ballighnaa Romadhan” (Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada kami barokah di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan) (HR Ahmad dan Bazzar).

Sayangnya hadis ini menurut Ibnu Hajar tidak kuat. Sedangkan hadis-hadis yang lainnya yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan bulan Rajab, tak ada satu pun hadis yang dapat dijadikan hujjah. Misalnya hadits yang bunyinya:

“Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban adalah bulanku (Rasulullah SAW ) dan Ramadhan adalah bulan ummatku”

Hadits ini oleh para muhaddits disebutkan sebagai hadits palsu dan munkar. Dr. Yusuf Al-Qaradawi menyebutkan bahwa para muhadditsin telah mengatakan kemungkaran dan kepalsuan hadits ini dalam fatwa kontemporer beliau.

Dalam kitab Iqthidha Shiratil Mustaqim, Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada satu keterangan pun dari Nabi SAW berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab, bahkan keumuman hadis yang berkaitan dengan hal tersebut merupakan hadis-hadis palsu.” (Iqthidha Shirathil Mustaqim, 2/624)

Ibnu Hajar Al-Asqalani secara khusus telah menulis masalah kedha'ifan dan kemaudhu'an hadits-hadits tentang amalan-amalan di bulan Rajab. Beliau menamakannya: Taudhihul Ajab bi maa Warada fi Fadhli Rajab.“ Di dalamnya beliau menulis, "Tidak ada satu keterangan pun yang menjelaskan keutamaan bulan Rajab, tidak juga berkaitan dengan shaumnya, atau pun berkaitan dengan shalat malam yang dikhususkan pada bulan tersebut. Yang merupakan hadis shahih yang dapat dijadikan hujjah."

Dengan demikian, sebenarnya tidak ada satu keterangan pun yang dapat dijadikan hujjah yang menunjukkan tentang keutamaan bulan Rajab. Baik itu berkaitan tentang keutamaan shaum di bulan tersebut, shalat pada malam-malam tertentu atau ibadah-ibadah yang lainnya yang khusus di lakukan pada bulan Rajab.

baca selengkapnya......

Sebuah akhir hidup yg menghinakan

Ajaran Ahmadiyah banyak mendapat penentangan dari para ulama di India. Di antara ulama yang terdepan menentangnya adalah Asy-Syaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri. Karena geram, Ghulam Ahmad akhirnya mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 April 1907 yang ditujukan kepada Asy-Syaikh Tsana`ullah. Di antara bunyinya:
“…Engkau selalu menyebutku di majalahmu (‘Ahlu Hadits’) ini sebagai orang terlaknat, pendusta, pembohong, perusak… Maka aku banyak tersakiti olehmu… Maka aku berdoa, jika aku memang pendusta dan pembohong sebagaimana engkau sebutkan tentang aku di majalahmu, maka aku akan binasa di masa hidupmu. Karena aku tahu bahwa umur pendusta dan perusak itu tidak akan panjang… Tapi bila aku bukan pendusta dan pembohong bahkan aku mendapat kemuliaan dalam bentuk bercakap dengan Allah, serta aku adalah Al-Masih yang dijanjikan maka aku berdoa agar kamu tidak selamat dari akibat orang-orang pendusta sesuai dengan sunnatullah.

Aku umumkan bahwa jika engkau tidak mati semasa aku hidup dengan hukuman Allah yang tidak terjadi kecuali benar-benar dari Allah seperti mati dengan sakit tha’un, atau kolera berarti AKU BUKAN RASUL DARI ALLAH…
Aku berdoa kepada Allah, wahai penolongku Yang Maha Melihat, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berilmu, Yang mengetahui rahasia qalbu, bila aku ini adalah pendusta dan perusak dalam pandangan-Mu dan aku berdusta atas diri-Mu malam dan siang hari, ya Allah, maka matikan aku di masa hidup Ustadz Tsana`ullah. Bahagiakan jamaahnya dengan kematianku –Amin–.
Wahai Allah, jika aku benar dan Tsana`ullah di atas kesalahan serta berdusta dalam tuduhannya terhadapku, maka matikan dia di masa hidupku dengan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti tha’un dan kolera atau penyakit-penyakit selainnya….
Akhirnya, aku berharap dari Ustadz Tsana`ullah untuk menyebarkan pernyataan ini di majalahnya. Kemudian berilah catatan kaki sekehendaknya. Keputusannya sekarang di tangan Allah.
Penulis, hamba Allah Ash-Shamad, Ghulam Ahmad, Al-Masih Al-Mau’ud. Semoga Allah memberinya afiat dan bantuan. (Tabligh Risalat juz 10 hal. 120)
Apa yang terjadi? Setelah berlalu 13 bulan 10 hari dari waktu itu, justru Ghulam Ahmad yang diserang ajal. Doanya menimpa dirinya sendiri.
Putranya Basyir Ahmad menceritakan: Ibuku mengabarkan kepadaku bahwa Hadrat (Ghulam Ahmad) butuh ke WC langsung setelah makan, lalu tidur sejenak. Setelah itu butuh ke WC lagi. Maka dia pergi ke sana 2 atau 3 kali tanpa memberitahu aku. Kemudian dia bangunkan aku, maka aku melihatnya lemah sekali dan tidak mampu untuk pergi ke ranjangnya. Oleh karenanya, dia duduk di tempat tidurku. Mulailah aku mengusapnya dan memijatnya. Tak lama kemudian, ia butuh ke WC lagi. Tetapi sekarang ia tidak dapat pergi ke WC, karena itu dia buang hajat di sisi tempat tidur dan ia berbaring sejenak setelah buang hajat. Kelemahan sudah mencapai puncaknya, tapi masih saja hendak buang air besar. Diapun buang hajatnya, lalu dia muntah. Setelah muntah, dia terlentang di atas punggungnya, dan kepalanya menimpa kayu dipan, maka berubahlah keadaannya.” (Siratul Mahdi hal. 109 karya Basyir Ahmad)
Mertuanya juga menerangkan: “Malam ketika sakitnya Hadhrat (Ghulam Ahmad), aku tidur di kamarku. Ketika sakitnya semakin parah, mereka membangunkan aku dan aku melihat rasa sakit yang dia derita. Dia katakan kepadaku, ‘Aku terkena kolera.’ Kemudian tidak bicara lagi setelah itu dengan kata yang jelas, sampai mati pada hari berikutnya setelah jam 10 pagi.” (Hayat Nashir Rahim Ghulam Al-Qadiyani hal. 14)
Pada akhirnya dia mati tanggal 26 Mei 1908.
Sementara Asy-Syaikh Tsana`ullah tetap hidup setelah kematiannya selama hampir 40 tahun. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala singkap tabir kepalsuannya dengan akhir kehidupan yang menghinakan, sebagaimana dia sendiri memohonkannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kini siapa yang sadar dan bertobat setelah tersingkap kedustaannya?
Wallahu a’lam bish-shawab.

baca selengkapnya......

  © Blogger templates Psi by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP