tag:blogger.com,1999:blog-14628990326957728252024-03-14T03:07:29.236-07:00media umatUnknownnoreply@blogger.comBlogger52125tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-79832267143001064602009-07-20T22:00:00.000-07:002009-07-20T22:07:19.342-07:00Hati yang Lengah past di temani Syetan.....waw tatutSungguh beruntung bagi siapa yang mampu menanta hatinya menjadi bersih, bening, jernih dan selamat. Sungguh berbahagia orang yang mempunyai hati yang terpelihara dan terawatt sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan ketenangan, ketentraman, kesejukan, dan indahnya hidup didunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan nampak pula dalam setiap aktifitas yang dilakukannya. Hati merupakan pusat kendali, kalau hati baik, bersih dan bening, maka perbuatan kita juga akan baik pula. Sebaliknya bila hati kotor dan buruk maka pacaran perbuatanna juga akan buruk. Sebagaimana yang diterangkan dalam hadist nabi, bahwa dalam jasad kita ada segumpal daging itu baik maka seluruh jasad kita baik dan jika segumpal daging itu jelek, buruk maka seluruh jasad kita buruk pula, tahukah apa segumpal daging itu…?<br /><span class="fullpost"><br />Segumpal daging itu adalah hati. Hati bisa menjadi keras bahkan keras melebihi kerasnya batu. <span style="font-weight: bold;">Dalam firman ALLOH SWT ‘Tsumma qosatqulubukum mim ba’di dzaalika fahiya kalhijaarati aw asyaddu qoswatan’</span>- “kemudian hati kalian menjadi keras sesudah itu, maka hati seperti batu bahkan lebih keras dari batu”. Karena batu yang begitu keras itu mash ada yang mengeluarkan mata air, sebagaimana terjadi di masa nabi musa as, ketika beliau memukul dengan tongkatnya. <span style="font-weight: bold;">Alloh SWT: fanfajarot minhutsnataa ‘asyarota ‘ainaa “ </span>maka memancarlah dari batu tersebut dua melas mata air”.<br /><br />Pada suatu ketika, nabi berjalan-jalan dibawah bukit, tiba-tiba ada batuan yang tergelincir kebawah dan jatuh tepat disamping nabi. Kemudian nabi bertanya kepada batu tersebut ’ hai batu kenapa kamu tergelincir hingga membuatku kaget, kemudian batu menjawab ‘ maafkan hamba ya nabi Alloh, hamba tidak pantas ada diatas sana sedang engkau ya nabi ada dibawah, hamba takut berlaku tidak sopan. Begitulah batu yang yang keraspun begitu tunduk kepada nabi. Meskipun batu keras tapi hakekatnya batu itu berdzikir, bahkan segala makhul di langit dan dibumi semua sujud dan bedzikir pada Alloh SWT sebagaimana <span style="font-weight: bold;">firman Alloh : sabbaha lillahimaa fissamaawati wal ardli </span>‘ segala seisi langit dan bumi adalah besujud kepada Alloh SWT ‘. <span style="font-weight: bold;">Walillaahi yasjudu man fissamaawati wal ardli </span>‘ semuanya yang ada dilangit dan dibumi adalah bersujud kepada Alloh SWT.<br /><br />Hati (ruhani) manusia pada dasarnya adalah bersih dan halus karena telah berjanji kepada Alloh utk beriman kepadaNya yang berarti sekaligus taat akan perintah-perintahNya sebagaiman <span style="font-weight: bold;">firman Alloh : alastu birobbikum qoolubala syahidnaa ‘ </span>Alloh bertanya kepada seluruh ruh-ruh anak adam : bukankah saya Tuhan kamu sekalian ..? maka ruh-ruh itu berikrar : ya, kami semua bersaksi, bahwa tiada tuahn selain Alloh ‘.<br /><br />Anak adam lahir kedunia dalam keadaan suci bersih dari noda dan dosa : <span style="font-weight: bold;">kullu mauludin yuulad u’alal fitroti fainnamaa abawaahu yuhawwidanihi aw yunasshiroonihi aw yumajjisaanihi</span>, ‘ semua anak cucu adam dalam keadaan suci dan iman Islam, hanya kedua orang tualah yang mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi’.<br /><br />Ketika anak adam menginjak aqil balik (dewasa), maka dipasanglah bagi mereka nafsu sebagai penggerak cita-cita, namun perlu dimengerti nasfsu adalah untuk menyuruh keburukan. <span style="font-weight: bold;">Firman Alloh : innannafsa la ammarotubissuui, illaa maa rohima robbi </span>‘ bahwasannya nafsu itu didalamnya amat sangat menyuruh keburukan kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhan.<br /><br />Nafsu sangat cenderung berteman dengan syetan, sedang dia (syetan) adalah musuh bebuyutan sejak manusia pertama yang harus kita anggap sebagai musuh <span style="font-weight: bold;">Innasyaithoona ‘aduwwun fattakhidzuuhu ‘aduwwan</span> “ bahwasannya syetan adalah musuh bagi kamu sekalian, maka anggaplah sebagai musuh. “ hendaklah kita takut apabila kita sampai tidak dzikir (ingat) Alloh pada setiap waktu, karena lupa pada Alloh sangat besar sekali bahayanya.<br /><br />Sabda nabi Saw : <span style="font-weight: bold;">man qo’ada maq’adan lam yadzkurillaaha fiihi kaanat ‘alaihi minalloohi tirotun </span>“ barang siapa tidur ditempat tidurdan pada waktu tidur itu dia tidak ingat pada Alloh, maka baginya disisi Alloh adalah kekecewaan “ <span style="font-weight: bold;">waman masyaa mamsyan lam yadzkurillaaha fiihi illaa kaanat ‘alahi minalloohi tirotun</span> “ barang siapa berjalan dandalam perjalanan itu dia tidak ingat pada Alloh, maka baginya disisi Alloh adalah kekecewaan “ bahkan tidak jarang syetan menguasai hati orang yang sedang lupa kepada Alloh Swt.<br /><br />Sebagaimana dengan <span style="font-weight: bold;">firman Alloh : istahwadza ‘alaihimussyaithoonu fa ansahum dzikrallahi</span> “ syetan menguasai mereka untuk melupakan Alloh “ <span style="font-weight: bold;">waman ya’syu ‘an dzikrirrohmau nuqoyyidl lahuu syaithoonan fahuwalahuu qoriina</span> “ barang siap berpaling dari ingat kepada Alloh yang maha pengasih, maka saya Alloh menggandeng baginya syetan untuk menemaninya “.<br /><br />Maka sepatutnya, bahkan suatu keharusan bagi kita untuk memperbanyak dzikir kepada Alloh. (pengajian kitab ashfiyatul qulub biagoowilil ‘ulama).<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-81400057546534120152009-07-10T11:28:00.000-07:002009-07-10T11:31:07.908-07:00ROJAB<div class="post-body entry-content"> <p>Keterangan yang muktamad tentang bulan Rajab adalah bahwa bulan itu termasuk bulan-bulan yang dihormati, atau dalam Al-Qur’an disebut sebagai Asyhurul Hurum, yaitu, Muharram Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.<br /><br />Dalam bulan-bulan tersebut, Allah SWT melarang peperangan dan ini merupakan tradisi yang sudah ada jauh sebelum turunya syariat Islam. Allah Swt berfirman:<br /><span class="fullpost"><br /></span><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_RXeZRpAVnFU/SleHlVUG0BI/AAAAAAAAAH8/Eo54PGfDpxo/s1600-h/at+taubah+36.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 400px; height: 147px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_RXeZRpAVnFU/SleHlVUG0BI/AAAAAAAAAH8/Eo54PGfDpxo/s400/at+taubah+36.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356899357226881042" border="0" /></a></p> </div> <span class="post-timestamp"></span><span class="fullpost">”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS At-Taubah: 36)<br /><br />Dari para ulama kalangan mazhab Asy-Syafi'i, Imam An-Nawawi berkomentar tentang puasa sunnah khusus di bulan Rajab, "Tidak ada keterangan yang tsabit tentang puasa sunnah Rajab, baik berbentuk larangan atau pun kesunnahan.<br /><br />Namun pada dasarnya melakukan puasa hukumnya sunnah (di luar Ramadhan). Dan diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Sunan bahwa Rasulullah SAW menyunnahkan berpuasa di bulan-bulan haram, sedang bulan Rajab termasuk salah satunya."<br /><br />Adapun tentang keutamaan bulan Rajab, kebanyakan ulama mengatakan bahwa dasarnya sangat lemah, bahkan boleh dikatakan tidak ada keterangan yang kuat yang mendasarinya dari sabda Rasulullah SAW.<br /><br />Sayangnya, entah bagaimana prosesnya, justru sebahagian kaum muslimin berpendapat bahwa bulan Rajab memiliki berbagai keutamaan, sehingga umat Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu agar mereka dapat meraih fadhilah atau keutamaan tersebut.<br /><br />Di antara contoh-contoh amalan-amalan yang sering dipercaya umat Islam untuk dilakukan pada bulan Rajab adalah:<br /><br />1. Mengadakan shalat khusus pada malam pertama bulan Rojab.<br />2. Mengadakan shalat khusus pada malam Jum'at minggu pertama bulan.<br />3. Shalat khusus pada malam Nisfu Rajab (pertengahan atau tanggal 15 Rajab).<br />4. Shalat khusus pada malam 27 Rajab (malam Isra' dan Mi'raj).<br />5. Puasa khusus pada tanggal 1 Rajab.<br />6. Puasa khusus hari Kamis minggu pertama bulan Rajab.<br />7. Puasa khusus pada hari Nisfu Rajab.<br />8. Puasa khusus pada tanggal 27 Rajab.<br />9. Puasa pada awal, pertengahan dan akhir bulan Rajab.<br />10. Berpuasa khusus sekurang-kurang-nya sehari pada bulan Rajab.<br />11. Mengeluarkan zakat khusus pada bulan Rajab.<br />12. Umrah khusus di bulan Rajab.<br />13. Memperbanyakkan Istighfar khusus pada bulan Rajab.<br /><br />Akan tetapi, semua pendapat tersebut tidak dapat dipegang, karena kalau kita jujur terhadap sumber-sumber asli agama ini, nyaris tidak satu pun amalan-amalan di atas yang berdasarkan kepada hadis-hadis yang shahih.<br /><br />Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Ra. dijelaskan bahwa Rasulullah SAW apabila memasuki bulan Rajab beliau senantiasa berdo’a:<br /><br />“Allahumma Baarik Lanaa Fii Rajab Wa Sya’baan Wa Ballighnaa Romadhan” (Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada kami barokah di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan) (HR Ahmad dan Bazzar).<br /><br />Sayangnya hadis ini menurut Ibnu Hajar tidak kuat. Sedangkan hadis-hadis yang lainnya yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan bulan Rajab, tak ada satu pun hadis yang dapat dijadikan hujjah. Misalnya hadits yang bunyinya:<br /><br />“Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban adalah bulanku (Rasulullah SAW ) dan Ramadhan adalah bulan ummatku”<br /><br />Hadits ini oleh para muhaddits disebutkan sebagai hadits palsu dan munkar. Dr. Yusuf Al-Qaradawi menyebutkan bahwa para muhadditsin telah mengatakan kemungkaran dan kepalsuan hadits ini dalam fatwa kontemporer beliau.<br /><br />Dalam kitab Iqthidha Shiratil Mustaqim, Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak ada satu keterangan pun dari Nabi SAW berkaitan dengan keutamaan bulan Rajab, bahkan keumuman hadis yang berkaitan dengan hal tersebut merupakan hadis-hadis palsu.” (Iqthidha Shirathil Mustaqim, 2/624)<br /><br />Ibnu Hajar Al-Asqalani secara khusus telah menulis masalah kedha'ifan dan kemaudhu'an hadits-hadits tentang amalan-amalan di bulan Rajab. Beliau menamakannya: Taudhihul Ajab bi maa Warada fi Fadhli Rajab.“ Di dalamnya beliau menulis, "Tidak ada satu keterangan pun yang menjelaskan keutamaan bulan Rajab, tidak juga berkaitan dengan shaumnya, atau pun berkaitan dengan shalat malam yang dikhususkan pada bulan tersebut. Yang merupakan hadis shahih yang dapat dijadikan hujjah."<br /><br />Dengan demikian, sebenarnya tidak ada satu keterangan pun yang dapat dijadikan hujjah yang menunjukkan tentang keutamaan bulan Rajab. Baik itu berkaitan tentang keutamaan shaum di bulan tersebut, shalat pada malam-malam tertentu atau ibadah-ibadah yang lainnya yang khusus di lakukan pada bulan Rajab.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-57502702759262120602009-07-10T11:12:00.000-07:002009-07-10T11:13:14.034-07:00Sebuah akhir hidup yg menghinakanAjaran Ahmadiyah banyak mendapat penentangan dari para ulama di India. Di antara ulama yang terdepan menentangnya adalah Asy-Syaikh Tsana`ullah Al-Amru Tasri. Karena geram, Ghulam Ahmad akhirnya mengeluarkan pernyataan pada tanggal 15 April 1907 yang ditujukan kepada Asy-Syaikh Tsana`ullah. Di antara bunyinya:<br />“…Engkau selalu menyebutku di majalahmu (‘Ahlu Hadits’) ini sebagai orang terlaknat, pendusta, pembohong, perusak… Maka aku banyak tersakiti olehmu… Maka aku berdoa, jika aku memang pendusta dan pembohong sebagaimana engkau sebutkan tentang aku di majalahmu, maka aku akan binasa di masa hidupmu. Karena aku tahu bahwa umur pendusta dan perusak itu tidak akan panjang… Tapi bila aku bukan pendusta dan pembohong bahkan aku mendapat kemuliaan dalam bentuk bercakap dengan Allah, serta aku adalah Al-Masih yang dijanjikan maka aku berdoa agar kamu tidak selamat dari akibat orang-orang pendusta sesuai dengan sunnatullah.<br /><span class="fullpost"><br />Aku umumkan bahwa jika engkau tidak mati semasa aku hidup dengan hukuman Allah yang tidak terjadi kecuali benar-benar dari Allah seperti mati dengan sakit tha’un, atau kolera berarti AKU BUKAN RASUL DARI ALLAH…<br />Aku berdoa kepada Allah, wahai penolongku Yang Maha Melihat, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Berilmu, Yang mengetahui rahasia qalbu, bila aku ini adalah pendusta dan perusak dalam pandangan-Mu dan aku berdusta atas diri-Mu malam dan siang hari, ya Allah, maka matikan aku di masa hidup Ustadz Tsana`ullah. Bahagiakan jamaahnya dengan kematianku –Amin–.<br />Wahai Allah, jika aku benar dan Tsana`ullah di atas kesalahan serta berdusta dalam tuduhannya terhadapku, maka matikan dia di masa hidupku dengan penyakit-penyakit yang membinasakan seperti tha’un dan kolera atau penyakit-penyakit selainnya….<br />Akhirnya, aku berharap dari Ustadz Tsana`ullah untuk menyebarkan pernyataan ini di majalahnya. Kemudian berilah catatan kaki sekehendaknya. Keputusannya sekarang di tangan Allah.<br />Penulis, hamba Allah Ash-Shamad, Ghulam Ahmad, Al-Masih Al-Mau’ud. Semoga Allah memberinya afiat dan bantuan. (Tabligh Risalat juz 10 hal. 120)<br />Apa yang terjadi? Setelah berlalu 13 bulan 10 hari dari waktu itu, justru Ghulam Ahmad yang diserang ajal. Doanya menimpa dirinya sendiri.<br />Putranya Basyir Ahmad menceritakan: Ibuku mengabarkan kepadaku bahwa Hadrat (Ghulam Ahmad) butuh ke WC langsung setelah makan, lalu tidur sejenak. Setelah itu butuh ke WC lagi. Maka dia pergi ke sana 2 atau 3 kali tanpa memberitahu aku. Kemudian dia bangunkan aku, maka aku melihatnya lemah sekali dan tidak mampu untuk pergi ke ranjangnya. Oleh karenanya, dia duduk di tempat tidurku. Mulailah aku mengusapnya dan memijatnya. Tak lama kemudian, ia butuh ke WC lagi. Tetapi sekarang ia tidak dapat pergi ke WC, karena itu dia buang hajat di sisi tempat tidur dan ia berbaring sejenak setelah buang hajat. Kelemahan sudah mencapai puncaknya, tapi masih saja hendak buang air besar. Diapun buang hajatnya, lalu dia muntah. Setelah muntah, dia terlentang di atas punggungnya, dan kepalanya menimpa kayu dipan, maka berubahlah keadaannya.” (Siratul Mahdi hal. 109 karya Basyir Ahmad)<br />Mertuanya juga menerangkan: “Malam ketika sakitnya Hadhrat (Ghulam Ahmad), aku tidur di kamarku. Ketika sakitnya semakin parah, mereka membangunkan aku dan aku melihat rasa sakit yang dia derita. Dia katakan kepadaku, ‘Aku terkena kolera.’ Kemudian tidak bicara lagi setelah itu dengan kata yang jelas, sampai mati pada hari berikutnya setelah jam 10 pagi.” (Hayat Nashir Rahim Ghulam Al-Qadiyani hal. 14)<br />Pada akhirnya dia mati tanggal 26 Mei 1908.<br />Sementara Asy-Syaikh Tsana`ullah tetap hidup setelah kematiannya selama hampir 40 tahun. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala singkap tabir kepalsuannya dengan akhir kehidupan yang menghinakan, sebagaimana dia sendiri memohonkannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.<br />Kini siapa yang sadar dan bertobat setelah tersingkap kedustaannya?<br />Wallahu a’lam bish-shawab.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-80115871332617307962009-07-10T11:06:00.000-07:002009-07-10T11:08:35.697-07:00Q bukan kanibal<span style="text-decoration: underline;"><span style="font-style: italic;">Tak heran </span><span style="font-family: arial; font-style: italic;">dijaman sekarang sudah lalai semua ajaran dan aqidah ISLAM. karena ndak mau melihat dan memperhatikan dari mana sesuatu itu dibuat dan didapat, asal enak dan dimakan.<br /><br />coba renungkan sejenak apa yg tertulis dibawah ini<br /></span><span style="font-weight: bold;"></span></span> <div style="text-align: justify;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://bp0.blogger.com/_QUujLjAdhYg/RvG0LzRaIUI/AAAAAAAAAEQ/oQ4CA6eIyA0/s1600-h/10ways_help.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 98px; height: 118px;" src="http://bp0.blogger.com/_QUujLjAdhYg/RvG0LzRaIUI/AAAAAAAAAEQ/oQ4CA6eIyA0/s320/10ways_help.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5112065166877008194" border="0" /></a>Bulan Ramadhan 1428H telah menginjak hari kedua. Di hari pertama kemarin, saya melihat banyak Muslim Indonesia berbuka sambil memakan daging bayi-bayi Palestina. Mereka juga banyak yang berbuka dengan minum darah bayi-bayi dan anak-anak Palestina.<br /></div><br />Sore kemarin, banyak dari saudara-saudara kita yang berbuka puasa di gerai-gerai restoran makanan cepat saji (junk food) Amerika. Kita tahu sendirilah siapa saja gerai-gerai itu. Begitu adzan Maghrib bergema, dengan khusyuk mereka berdoa dan setelah itu dengan senyum mengembang mereka mulai mengambil hamburger berisi sayatan-sayatan kecil daging-daging bayi Palestina dan memakannya. Di meja mereka juga ada gelas-gelas plastik berisi darah bayi-bayi Palestina, dengan ditambahi batu es berbentuk kotak-kotak kecil. Alangkah nikmatnya mereka menyantap itu semua. Ini kejadian sungguhan!<br /><br /><span class="fullpost"><br />Tahukah Anda bahwa semua ini adalah fakta sesungguhnya? Bukan terjadi di negeri dongeng atau pun di republik mimpi. Tahukah kita jika kita membeli makanan-makanan junk-food terkenal dari Amerika itu, membeli soft-dring terkenal produk Amerika itu, kita sesungguhnya tengah membeli daging dan darah bayi-bayi Palestina untuk kita konsumsi? Siapa pun Anda, jika Anda melakukan itu, maka Anda adalah seorang kanibal. Berkahkah berpuasa dengan melakukan itu semua? Jawab sendiri.<br /><br />Bulan November 2000 lalu Dr. Yusuf Qaradhawy telah mengeluarkan fatwa boikot pembelian produk-produk yang nyata-nyata telah membantu eksistensi Zionis-Israel. Jika kita membeli produk-produk itu, maka kita sungguh telah ikut membunuh bayi-bayi dan anak-anak Palestina.<br /><br />Lantas, produk-produk apa saja yang seperti itu dan diharamkan bagi umat Islam membelinya? Klik saja di www.inminds.co.uk Di situs itu kita bisa melihat secara lengkap, berikut bukti-bukti tidak terbantahkan, bahwa perusahaan-perusahaan yang mengeluarkan produk-produk tersebut aktif membantu eksistensi Zionis-Israel.<br /><br />Saudaraku, hentikan kebiasaan berbuka puasa dengan meminum darah bayi-bayi Palestina. Hentikan berbuka puasa dengan mengkonsumsi daging bayi-bayi Palestina. Jika Anda, siapa pun juga, masih saja mengabaikan hal ini, maka Anda—mengakui atau tidak—telah menjadi sahabat bagi Zionis-Israel dan menjadi musuh bagi perjuangan menegakkan Islam. Silakan pilih. Toh, nanti kita akan mempertanggungjawabkannya sendiri-sendiri di yaumil akhir kelak. (eramuslim)<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-37069010613070622302009-07-10T11:01:00.000-07:002009-07-10T11:06:11.911-07:00taukah anda tentang ini.....??<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_RXeZRpAVnFU/SleDCegkQ4I/AAAAAAAAAH0/-4lCtF3KiDQ/s1600-h/taukah.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 297px; height: 223px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_RXeZRpAVnFU/SleDCegkQ4I/AAAAAAAAAH0/-4lCtF3KiDQ/s400/taukah.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5356894360353129346" /></a><br />Bulan November 41 tahun lalu, Jenderal Suharto yang telah sukses mengkudeta Bung Karno, mengirim satu tim ekonomi yang terdiri dari Prof. Sadli, Prof. Soemitro Djoyohadikusumoh, dan sejumlah profesor ekonomi lulusan Berkeley University AS—sebab itu tim ekonomi ini juga disebut sebagai ‘Berkeley Mafia’—ke Swiss. Mereka hendak menggelar pertemuan dengan sejumlah konglomerat Yahudi dunia yang dipimpin Rockefeller.<br /><br />Di Swiss, sebagaimana bisa dilihat dari film dokumenter karya John Pilger berjudul “The New Ruler of the World’ yang bisa didownload di situs youtube, tim ekonomi suruhan Jenderal Suharto ini menggadaikan seluruh kekayaan alam negeri ini ke hadapan Rockefeler cs. Dengan seenak perutnya,<span class="fullpost">mereka mengkavling-kavling bumi Nusantara dan memberikannya kepada pengusaha-pengusaha Yahudi tersebut. Gunung emas di Papua diserahkan kepada Freeport, ladang minyak di Aceh kepada Exxon, dan sebagainya. Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 pun dirancang di Swiss, menuruti kehendak para pengusaha Yahudi tersebut.<br /><br />Sampai detik ini, saat Suharto sudah menemui ajal dan dikuburkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Imogiri, di sebuah daratan dengan ketinggian 666 meter di atas permukaan laut (!?), perampokan atas seluruh kekayaan alam negeri ini masih saja terus berjalan dan dikerjakan dengan sangat leluasa oleh berbagai korporasi Yahudi Dunia. Hasilnya bisa kita lihat di mana-mana: angka kemiskinan di negeri ini kian membengkak, kian banyak anak putus sekolah, kian banyak anak-anak kecil berkeliaran di jalan-jalan raya, kian banyak orangtua putus asa dan bunuh diri, kian banyak orang gila berkeliaran di kampung-kampung, kian banyak kriminalitas, kian banyak kasus-kasus korupsi, dan sederet lagi fakta-fakta tak terbantahkan jika negeri ini tengah meluncur ke jurang kehancuran. Suharto adalah dalang dari semua ini.<br /><br />Tapi siapa sangka, walau sudah banyak sekali buku-buku ilmiah yang ditulis para cendekia dari dalam dan luar negeri tentang betapa bobroknya kinerja pemerintahan di saat Jenderal Suharto berkuasa selama lebih kuarng 32 tahun, dengan jutaan fakta dan dokumen yang tak terbantahkan, namun nama Suharto masih saja dianggap harum oleh sejumlah kalangan. Bahkan ada yang begitu konyol mengusulkan agar sosok yang oleh Bung Karno ini disebut sebagai Jenderal Keras Kepala (Belanda: Koepeg) diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional dan diberi gelar guru bangsa. Walau menggelikan, namun hal tersebut adalah fakta.<br /><br />Sebab itu, tulisan ini berusaha memaparkan apa adanya tentang Jenderal Suharto. Agar setidaknya, mereka yang menganggap Suharto layak diberi gelar guru bangsa atau pun pahlawan nasional, harus bisa bermuhasabah dan melakukan renungan yang lebih dalam, sudah benarkah tindakan tersebut.<br /><br />Fakta sejarah harus ditegakkan, bersalah atau tidak seorang Suharto harus diputuskan lewat jalan hukum yakni lewat jalur pengadilan. Adalah sangat gegabah menyerukan rakyat ini agar memaafkan dosa-dosa seorang Suharto sebelum kita semua tahu apa saja dosa-dosa Suharto karena dia memang belum pernah diseret ke muka pengadilan.<br /><br />Tulisan ini akan berupaya memotret perjalanan seorang Suharto, sebelum dan sesudah menjadi presiden. Agar tidak ada lagi pemikiran yang berkata, “Biar Suharto punya salah, tapi dia tetap punya andil besar membangun negara ini. Hasil kerja dan pembangunannya bisa kita rasakan bersama saat ini. Lihat, banyak gedung-gedung megah berdiri di Jakarta, jalan-jalan protokol yang besar dan mulus, jalan tol yang kuat, Taman Mini Indonesia Indah yang murah meriah, dan sebagainya. Jelas, bagaimana pun, Suharto berjasa besar dalam membangun negara ini!”<br /><br />Atau tidak ada lagi orang yang berkata, “Zaman Suharto lebih enak ketimbang sekarang, harga barang-barang bisa murah, tidak seperti sekarang yang serba mahal. Akan lebih baik kalau kita kembali ke masa Suharto…” Hanya orang-orang Suhartoislah, yang mendapat bagian dari pesta uang panas di zaman Orde Baru dan mungkin juga sekarang, yang berani mengucapkan itu. Atau kalau tidak, ya bisa jadi, mereka orang-orang yang belum tercerahkan. (rd/bersambung)<br /><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-85261198210026458412009-07-10T10:51:00.000-07:002009-07-10T10:52:38.262-07:00Do'a anak utk kedua orang tua<p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Sesungguhnya jasa orang tua kita tidak terhitung banyaknya. Ibu kita mengandung selama 9 bulan kemudian melahirkan kita dengan resiko nyawa melayang. Ketika kita masih bayi tak berdaya, mereka beri kita minum dan makanan. Ketika kita buang air, tanpa jijik mereka membersihkan kita dengan penuh cinta. Kita diberi pakaian dan juga pendidikan.<br /><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Mereka sabar menghadapi kemarahan kita, rengekan, kenakalan, bahkan mungkin ketika kita masih kecil/balita pernah memukul mereka. Mereka tetap mencintai kita. Jadi jika kita merasa kesal dengan mereka, apalagi jika mereka begitu tua sehingga kelakuannya kembali seperti anak-anak, ingatlah kesabaran mereka dulu ketika menghadapi kita. Bagi yang sudah memiliki anak tentu paham tentang kerewelan anak-anak yang butuh kesabaran yang sangat dari orang tua.<br /><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Adakah kita mampu membalasnya........?<span class="fullpost">Bahkan seandainya orang tua kita tak berdaya sehingga untuk buang air kita yang membersihkannya, itu tidak akan sama. Orang tua membersihkan kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita selamat dan panjang umur. Sementara si anak ketika melakukan hal yang sama mungkin akan merengut dan bertanya kapan “ujian” itu akan berakhir.<br /><br /></span></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Begitulah. Seperti kata pepatah, “Kasih anak sepanjang badan, kasih ibu sepanjang jalan” Tidak bisa dibandingkan. Oleh karena itu hendaknya kita berbakti pada orang tua kita. Minimal kita mendoakan mereka:</span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)<br /><br /></span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Jika kita tidak berdoa untuk orang tua kita, maka putuslah rezeki kita:<br /><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)<br /><br /></span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Oleh karena itu sebagai anak yang berbakti hendaknya kita senantiasa berdoa untuk ibu bapak kita. Di antara doa-doa untuk orang tua yang tercantum dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:<br /><br /></span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" >“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: </span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><a href="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa4.jpg" title="doa4.jpg"><img src="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa4.jpg" alt="doa4.jpg" /></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" ><br />Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="font-family:Arial;">“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]<br /><br /></span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><a href="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa1.jpg" title="doa1.jpg"><img src="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa1.jpg" alt="doa1.jpg" /></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" ><br />Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="font-family:Arial;">“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:14]</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="font-family:Arial;"><br /></span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><a href="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa5.jpg" title="doa5.jpg"><img src="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa5.jpg" alt="doa5.jpg" /></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" ><br />Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakhola baytiya mu’minan wa <span> </span>lilmu’miniina wal mu’minaati wa laa tazidizh zhoolimiina illa tabaaro</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="font-family:Arial;">“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” [Nuh:28]<br /><br /></span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><a href="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa6.jpg" title="doa6.jpg"><img src="http://syiarislam.wordpress.com/files/2008/03/doa6.jpg" alt="doa6.jpg" /></a></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style=";font-family:Arial;color:green;" ><br />Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;"> </span></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="font-family:Arial;">“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”</span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><strong><span style="font-family:Arial;"> </span></strong></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size:85%;"><span style="font-family:Arial;">Mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaat dan hidayah dari ilmu yang kita dapat dengan mengamalkannya dalam kehidupan setiap hari sebagai anak yg berbhakti. Amiin.</span></span></p><br /><span class="fullpost"><br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-14535336187763046452009-07-10T09:09:00.000-07:002009-07-10T09:10:27.876-07:00Kumpulan do’a dalam Al Qur’an dan Hadits format pdf<br />1.Do’a Sebelum Makan<br /><br />Allahumma baarik lanaa fiimaa razaqtana wa qinaa ‘adzaa-bannaari Bismillahirrahmaaniraahiimi.<br /><br />Artinya : Ya Allah berkahilah kami dalam rezki yang telah Engkau limpahkan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa neraka. Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (HR. Ibnu as-Sani)<br /><br />2. Do’a Sesudah Makan<br /><br />Alhamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa muslimiina<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah Yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami muslim. (HR. Abu Daud)<br /><br />Alhamdulilaahilladzi ath’amanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwwatin.<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini dan melipahkannya kepadaku tanpa daya dan kekuatanku. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)<br /><span class="fullpost"><br /><br />3. Do’a Sebelum Tidur<br /><br />Bismikallahhumma ahyaa wa bismika amuutu.<br /><br />Artinya : Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati. (HR. Bukhari dan Muslim)<br /><br />4. Do’a Sesudah Bangun Tidur<br /><br />Alhamdulillaahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin nusyuuru<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami. Kepada-Nya-lah kami akan kembali (HR. Bukhari)<br /><br />5.Do’a Terkejut Bangun Dari Tidur<br /><br />A’uudzu bikalimaatillahit tammaati min ghadhabihi wa min syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisy syayaathiini wa an yahdhuruuni<br /><br />Artinya : Aku berlindung dengan kalimah Allah yang sempurna dari kemarahan Allah dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari gangguan setan dan dari kehadiran mereka (HR. Abu Daud dan Tir-middzi)<br /><br />6.Do’a Mimpi Baik<br /><br />Alhamudlillaahirrabbil ‘alamiina<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam (HR. Bukhari)<br /><br />7.Do’a Mimpi Tidak Baik<br /><br />Allaahumma innii a;uudzu bika min ‘amalisy syaythaani, wa sayyi’aatil ahlaami<br /><br />Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk (HR. Ibn as-Sani)<br /><br />8.Do’a Sesudah Duduk Bangun Tidur<br /><br />Laa ilaaha illaa anta subhaanaka allahuma zidnii ‘ilman wa laa tuzigh qalbii ba’da idz hadaitanii wa hablii min ladunka rahmatan innaka antal wahhaabu.<br /><br />Artinya : Tidak ada Tuhan melainkan Engkau, maha suci Engkau ya Allah, aku minta ampun kepada-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu tentang dosa-dosaku, dan aku mohon rahmat-Mu. Ya Allah, tambahlah ilmuku dan janganlah Engkau gelincirkan hatiku setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku, dan karuniakanlah rahmat untuk-ku daripada-Mu, sesungguhnya Engkaulah yang maha Memberi. (HR. Abu Daud)<br /><br />9.Do’a Menjelang Shubuh<br /><br />Allaahumma innii a’uuzdu bika min dhiiqid dun-yaa wa dhiiqi yaumil qiyaamati.<br /><br />Artinya : Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan hari kiamat. (HR. Abu Daud)<br /><br />10. Do’a Menyambut Datangnya Pagi<br /><br />Ashbagnaa wa ashbahal mulku lillaahi ‘Azza wa jalla, wal hamdu lillaahi, wal kibriyaa’u wal ‘azhamatu lillaahi, wal khalqu wal amru wallailu wannahaaru wa maa sakana fiihimaa lillaahi Ta’aalaa. Allahummaj’al awwala haadzan nahaari shalaahan wa ausathahu najaahan, wa aakhirahu falaahan, yaa arhamar raahimiina.<br /><br />Artinya : Kami telah mendapatkan Shubuh dan jadilah segala kekuasaan kepunyaan Allah, demikian juga kebesaran dan keagungan, penciptaan makhluk, segala urusan, malam dan siang dan segala yang terjadi pada keduanya, semuanya kepunyaan Allah Ta’ala. Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan dan pertengahannya suatu kemenangan dan penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan yang paling Penyayang dari segala penyayang.<br /><br />Allahumma innii as’aluka ‘ilman naafi’an wa rizqan thayyiban wa ‘amalan mutaqabbalan<br /><br />Artinya : Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezki yang baik dan amal yang baik Diterima. (h.r. Ibnu Majah)<br /><br />11. Do’a Menyambut Petang Hari<br /><br />Amsainaa wa amsal mulku lillaahi walhamdulillahi, laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lahu. Allahumma innii as’aluka min khairi haadzihil lailati wa khhaiiri maa fiihaa, wa a’uudzu bika min syarrihaa wa syarrimaa fiihaa. Allaahumma innii a’udzuu bika minal kasali walharami wa suu’il kibari wa fitnatid dun-yaa wa ‘adzaabil qabri.<br /><br />Artinya : Kami telah mendapatkan petang, dan jadilah kekuasaan dan segala puji kepunyaan Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan malam ini dan kebaikan yang terdapat padanya dan aku berlindung dengan-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang terdapat padanya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari malas, tua bangka, dan dari keburukan lanjut umur dan gangguan dunia dan azab kubur. (HR. Muslim)<br /><br />Allaahumma anta rabbii, laa ilaaha illaa anta, ‘alaika tawakakaltu wa anta rabbul ‘arsyil ‘azhiimi, maa syaa’allahu kaana, wa maa lam yasya’ lam yakun. Laa haula wa laa quwwata illaa billahil ‘alliyyil ‘azhiimi. A’lamu annallaaha ‘alaa kuli syai’in qadiirun, wa annallahu qad ahaatha bukillin syai’in ‘ilman. Allahumma innii a’uudzu bika min syarri nafsii, wa min syarri kuli daabbatin anta aakhidzun bi naashiyatihaa. Inaa rabbii’alaa shiraathin mustaqiimin.<br /><br />Artinya : Ya allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang lain kecuali Engkau, kepada-Mu aku bertawakkal, dan engkau adalah penguasa ‘Arasy Yang Maha Agung, apa yang dekehendaki Allah pasti terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, tidak akan terjadi, tidak ada daya dan uapaya melainkan dengan Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Aku mengetahui bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu, dan bahwa pengetahuan Allah meliputi segala sesuatu. Ya Allah, aku berlindung dengan-Mu dari kejahatan dariku, dan kejahatan setiap binatang yang melata yang Engkau dapat bertindak terhadapnya, sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.<br /><br />12. Do’a Masuk Rumah<br /><br />Assalaamu ‘alaynaa wa ‘ alaa ‘ibaadillahish shaalihiina. Allaahumma innii as-aluka khayral mawliji wa khayral makhraji. Bismillahi walajnaa wa bismillaahi kharahnaa wa ‘alallahi tawakkalnaa, alhamdulilaahil ladzii awaanii.<br /><br />Artinya : Semoga Allah mencurahkan keselamatan atas kami dan atas hamba-hamba-Nya yang shalih. Ya Allah, bahwasanya aku memohon pada-Mu kebaikan tempat masuk dan tempat keluarku. Dengan menyebut nama-Mu aku masuk, dan dengan mneyebut nama Allah aku keluar. Dan kepada Allah Tuhan kami, kami berserah diri. Segala puji bagi Allah yang telah melindungi kami. (HR. Abu Daud)<br /><br />13. Do’a Keluar Rumah<br /><br />Bismilaahi tawakkaltu ‘alallahi wa laa hawla wa laa quwwata illaa billaahi.<br /><br />Artinya : Dengan menyebut nama Allah, aku menyerahkan diriku pada Allah dan tidak ada daya dan kekuatan selain dengan Allah saja. (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)<br /><br />14. Do’a Menuju Masjid<br /><br />Allaahummaj’al fii qalbii nuuran wa fii lisaanii nuuran waj’al fii sam’ii nuuran waj’al fii basharii nuuran waj’al min khalfii wa min amaamii nuuran waj’al min fawqii nuuran wa min tahtii nuuran. Allahumma a’thinii nuuran.<br /><br />Artinya : Ya Allah, jadikanlah dalam qalbuku nur, dalam lisanku nur, jadikanlah dalam pendengaranku nur dan dalam penglihatanku nur. Jadikanlah dari belakang-ku nur dan dari depanku nur. Jadikanlah dari atasku nur dan dari bawahku nur. Ya Allah, berilah aku nur tersebut. (HR.Muslim)<br /><br />15. Do’a Masuk Masjid<br /><br />A’uudzu billahil ‘aliyyil ‘azhiimi. Wa biwajhihil kariimi, wa bisulthaanihil qadiimi minasy syaythaanir rajiimi alhamdu lillahi rabbil ‘aalamiina. Allaahumma shalli wa sallim ‘alaa muhammadin wa ‘alaa aali muhammadin. Allaahumaghfirlii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatika.<br /><br />Artinya : Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar. Dan demi wajah-Nya Yang Maha Mulia dan dengan kekuasaan-Nya Yang tak berpermulaan (berlindung aku) dari kejahatan syaitan yang terkutuk. Segala puji kepunyaan Allah Tuhan semesta alam. Ya Allah, sanjung dan selamatkanlah Nabi Muhammad saw. Dan keluarganya. Ya Allah, ampunilah segala dosaku dan bukakanlah bagiku segala pintu rahmat-Mu. (h.r. Abu Daud)<br /><br />Allaahummaftah lii abwaaba rahmatika.<br /><br />Artinya : Ya Allah, bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu. (h.r. Muslim)<br /><br />16. Do’a Keluar Masjid<br /><br />Allaahumma innii as’aluka min fadhlika<br /><br />Artinya : Ya Allah, aku memohon kepada-Mu karunia-Mu. (HR. Muslim, Abu Daud, an-Nasa’I dan Ibnu Majah)<br /><br />17. Do’a Masuk WC<br /><br />Allaahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaa’itsi.<br /><br />Artinya : Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari syaitan besar laki-laki dan betina. (HR. Bukhari dan Muslim)<br /><br />18. Do’a Keluar WC<br /><br />Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annjil adzaa wa’aafaanii.<br /><br />Artinya : Ku memohon ampunan-Mu. Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan penyakitku dan telah menyembuhkan/menyelamatkanku. (HR. Abu Daud)<br /><br />19. Sewaktu Bepergian<br /><br />Allahumma bika asra’iinu wa ‘alayka atawakkalu. Allaahumma dzallil lii shu’uubata amrii wa sahhil ‘alayya masyaqqata safarii warzuqnii minal khayri aktsara mim maa athlubu washrif ‘ annii kulla syarrin. Rabbisyarahlii shadrii wa yassirlii amrii. Allaahumma innii astahfizhuka wa astawdi’uka nafsii wa diinii wa ahlii wa aqaaribii wa kulla maa an’amta ‘alayya wa ‘alayhim bihi min aakhiratin wa dun-yaa, fahfazhnaa ajma’iina min kulli suu’in yaa kariimu, da’waahum fiihaasubhaanakallahumma wa tahiyyatuhum fitha salaamun, wa aakhiru da’waahum ‘anil hamdu lilaahi rabbil ‘ aalamiiina, wa shallallahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa’alaa aalihii wa shahbihii wa sallama.<br /><br />Artinya : Ya Allah, aku memohon pertolongann-Mu dan kepada-Mu aku menyerahkan diri. Ya Allah, mudahkanlah kesulitan urusanku dan gampangkanlah kesukaran perjalananku, berilah padaku rezeki yang baik dan lebih banyak dari apa yang kuminta. Hindarkanlah dariku segala keburukan. Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah segala urusanku.<br /><br />Ya Allah, kumohon pemeliharaan-Mu dan kutitipkan diriku kepada-Mu, agamaku, keluargaku, kerabatku dan semua yang Engkau ni’matkan padaku dan kepada mereka, semenjak dari akhirat dan dunia. Peliharalah kami semua dari keburukan, Ya Allah Yang Maha Mulia. Do’a mereka (dalam surga) ialah : “Subhaanakallahumma” (artinya : Maha Suci Engkau ya Allah). Ucapan sanjungan mereka di dalamnya ialah : “Salaam” (artinya : keselamatan).<br /><br />Dan akhir do’a mereka padanya ialah ” “Alhamdulillahi rabbil aalamiin”, (artinya : Segala puji bagi Allah Tuhan seantero alam). Dan semoga Allah menyanjung dan memberi keselamatan kepada Nabi Muhammad saw. Dan kepada keluarganya dan kepada sahabatnya, semoga Allah memberinya keselamatan. (Disebutkan oleh an-Nawawi)<br /><br />20. Do’a Tiba di Tujuan<br /><br />Alhamdulillaahil ladzi sallamanii wal ladzii aawaanii wal ladzii jama’asy syamla bii.<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan aku dan yang telah melindungiku dan yang mengumpulkanku dengan keluargaku.<br /><br />21. Do’a Ketika Bercermin<br /><br />Alhamdulillaahil ladzii sawwaa khalqii fa’addalahu wa karrama shuurata wajhii fahassanahaa waja’alanii minal muslimiina.<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah yang menyempurnakan kejadianku dan memperindah dan memuliakan rupaku lalu, membaguskannya dan menjadikan aku orang Islam. (HR. Ibnu as-Sani)<br /><br />Allaahumma kamaa hassanta khalqii fahassin khuluqii<br /><br />Artinya : Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pulalah akhlakku. (HR. Ahmad)<br /><br />22. Do’a Ketika Hendak Berpakaian<br /><br />Biismilaahirrahmaanirrahiimi. Allaahumma innii as-aluka min khayrihi wa khayri maa huwa lahu wa a’uudzubika min syarrihi wa khayri maa huwa lahu.<br /><br />Artinya : Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dari kebaikan pakaian ini dan dari kebaikan sesuatu yang ada di pakaian ini. Dan aku berlindung pada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan sesuatu yang ada di pakaian ini.<br /><br />Alhamdulillahilladzii kasaanii hadzaa wa razaqaniihi min ghayri hawlin minnii wa laa quwatin.<br /><br />Artinya : Segala puji bagi Allah yang telah memakaikan pakaian ini kepadaku dan mengkaruniakannya kepadaku tanpa daya dan kekuatan dariku. (HR. Ibnu as-Sani)<br /><br />23. Do’a Ketika Hendak Bersetubuh<br /><br />Bismillaahi, allahumma jannibnasy syaythaana wa jannibisy syaythaana maa razaqtanaa.<br /><br />Artinya : Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami. (HR. Bukhari)<br /><br />24. Do’a Masuk Pasar<br /><br />Bismillahi, allahumma innii as-aluka khayra haadzihiz suuqi wa khayra maa fiihaa, wa a’uudzu bika min syarri haadzihis suuqi wa min syarri maa fiithaa. Allahumma innii a’uudzu bika an ushiiba fiihaa yamiinaam faajiratan aw shafagatan khaasiratan.<br /><br />Artinya : Dengan nama Allah ya Allah aku memohon pada-Mu kebaikan pasar ini dan kebaikan yang ada di dalamnya. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pasar ini dan dari keburukan yang ada didalamnya. Dan aku berlindung pada-Mu dari sumpah palsu dan dari suatu pembelian atau penjualan yang merugikan. (HR. Hakim)<br /><br />Kumpulan do’a dalam Al Qur’an dan Hadits format pdf<br /><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-42169090052600785432009-02-10T19:15:00.000-08:002009-02-10T19:26:04.031-08:00membuat homepage<span style="color: rgb(51, 0, 51);font-size:78%;" ><span style="font-family:Arial;">Bermacam macam langkah yang digunakan oleh para web designer dalam membuat suatu homepage tetapi pada garis besarnya langkah langkah yang diambil adalah sebagai berikut :<br /></span></span> <ol style="color: rgb(51, 0, 51);"> <li><span style="font-size:78%;"><b><span style="font-family:Arial;">Membuat Sketsa Desain </span></b></span></li> <li><span style="color: rgb(20, 248, 197);font-size:78%;" ><b><span style="font-family:Arial;"><span style="color: rgb(51, 0, 51);">Membuat Layout Desain</span></span></b></span></li> <li style="color: rgb(0, 0, 0);"><span style="font-size:78%;"><span style="color: rgb(51, 0, 51);">membuat animasi</span></span><br /></li> <li><span style="font-size:78%;"><b><span style="font-family:Arial;">Membuat HTM</span></b></span></li> <li><span style="font-size:78%;"><b><span style="font-family:Arial;">Programming dan Script</span></b></span></li> <li><span style="font-size:78%;"><b><span style="font-family:Arial;">Upload HTM</span></b></span></li> <li><span style="font-size:78%;"><b><span style="font-family:Arial;">memilih hostin</span></b></span></li> </ol><span style="color: rgb(51, 0, 51);font-size:78%;" > <br /></span><span style="color: rgb(51, 0, 51);font-size:78%;" class="fullpost" ><br />dan ada beberapa software yg dibutuhkan untuk...memahami semua itu. coba sekarang kita bahas satu persatu yach...mau........<br />1. Membuat Sketsa Desain :<br />Dalam mendesain suatu homepage langkah pertama yang dilakukan adalah membuat sketsa disain pada kertas, hal ini dilakukan untuk memberi gambaran bagaimana homepage kita nanti setelah selesai dan bagaimana cara mengatur letak letaknya. tetapi untuk kebanyakan orang langkah ini biasanya dilewati dan langgsung meloncat ke langkah kedua.<br /><br />2. Membuat Layout Desain :<br />Setelah sketsa sudah jadi, kita menggunakan software seperti Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Macromedia Fireworks dan Macromedia Freehand untuk memperhalus sketsa desain dan juga menambahkan efek efek pada sketsa tersebut. Setelah layout desain homepage sudah jadi. File gambar tersebut dipecah menjadi potongan kecil-kecil untuk mengoptimize waktu download.Karena file gambar biasanya berukuran besar sehingga akan memerlukan waktu lama untuk membuka untuk membuka halaman web yang memakai gambar tersebut. Untuk melakukan hal tersebut kita dapat menggunakan software Adobe Image Ready. Software ini dapat langsung memotong gambar yang besar tadi dan otomatis juga menjadikannya ke dalam format html. Langkah ini bisa saja dilewatkan bila ukuran gambar kita tidak terlalu besar.<br /><br />3. Membuat Animasi :<br />Animasi diperlukan untuk menghidupkan homepage kita agar menarik pengunjung. Macromedia Flash dan Gif Construction Set dapat dipakai untuk melakukan hal tersebut.<br /><br />4. Membuat HTML :<br />Setelah itu kita merapikan layout desain kita seperti menempatkan beberapa tombol dan gambar, menambah text, mengedit script HTML, membuat layout form ke dalam format HTML. Untuk itu kita perlu software HTML Editor seperti Macromedia Dreamweaver, Microsoft Frontpage dan Allaire Homesite.<br /><br />5. Programming dan Script :<br />Untuk website e-commerce, iklan baris, lelang, database, membuat guestbook, counter dan forum diskusi. selain itu script ini juga dapat digunakan untuk mempercantik halaman web kita antara lain membuat animasi text , membuat animasi pada background dan lain lain. File HTML kita perlu programming untuk melakukan aktivitas semacam itu. Programming dan script ini bisa dibuat dengan menggunakan ASP, Borland Delphy, CGI, PHP, Visual Basic dan yang terkenal saat ini adalah dengan menggunakan java script.<br /><br />6. Upload HTML :<br />Setelah file kita telah menjadi html beserta gambar dan scriptnya. Kita perlu meng-upload file kita ke suatu tempat ( hosting ), agar semua orang di dunia dapat mengakses halaman html kita. Biasanya Macromedia Dreamweaver dengan fasilitas site FTP dan Microsoft Frontpage dengan Publishnya telah menyediakan fasilitas upload ini. Atau dapat menggunakan software seperti WS-FTP, Cute FTP, Bullet FTP. Yang perlu menjadi catatan di sini adalah jika kita menggunakan microsoft frontpage kita harus memilih hosting yang mendukung frontpage ini karena tidak semua hosting mendukung frontpage, terutama hosting gratis.<br /><br />7. memilih hosting :<br />Untuk homepage pribadi atau yang sekedar ingin coba-coba biasanya setelah file html sudah jadi dapat hosting di tempat-tempat gratis, memakai guestbook dan counter gratis dan menambah macam-macam accesories dalam mempercantik homepage pribadi tersebut. Contohnya yaa seperti homepage saya ini. Lihat tutorial Fasilitas gratis pendukung homepage.<br /><br />Software-Software yang dipakai<br /><br />Desain :ntuk mb desain suatu homepage biasanya para web designer dimulai dengan software ini sebagai tampilan sementara atau dalam membuat layout homepage.<br /><br />1. Adobe Photoshop : Desain berbasis titik ( bitmap )<br /><br />2. Adobe Image Ready : Memotong gambar-gambar ke dalam format html<br /><br />3. Adobe Illustrator : Desain berbasis vector<br /><br />4. CorelDraw : Desain berbasis vector<br /><br />5. Macromedia Freehand : Desain berbasis vector<br /><br />Efek Desain :al ini dakukan untuk menghidupkan desain yang telah kita rancang. Seperti menambah efek cahaya, textur dan manipulasi teks.<br /><br />1. Macromedia Firework : Efek teks<br /><br />2. Painter : Memberikan efek lukisan<br /><br />3. Ulead Photo Impact : Efek frame dan merancangan icon yang cantik.<br /><br />4. Plugins Photoshop : Seperti Andromeda, Alien Skin, Eye Candy, Kai's Power Tool dan Xenofex juga sangat mendukung untuk memberi efek desain sewaktu anda mendesain layout homepage di Photoshop.<br /><br />Animasi :Pnambahan animasi perlu untuk membuat homepage agar kelihatan menarik dan hidup.<br /><br />1. 3D Studio Max : Untuk membuat objek dan animasi 3D.<br /><br />2. Gif Construction Set : Membuat animasi file gif 3. Macromedia Flash : Menampilkan animasi berbasis vector yang berukuran kecil.<br /><br />3. Microsoft Gif Animator : Membuat animasi file gif<br /><br />4. Swift 3D : Merancang animasi 3D dengan format file FLASH.<br /><br />5. Swish : Membuat berbagai macam efek text dengan format file FLASH.<br /><br />6. Ulead Cool 3D : Membuat animasi efek text 3D.<br /><br />Web Editor :enyukan keseluruhan gambar dan tata letak desain, animasi, mengisi halaman web dengan teks dan sedikit bahasa script.<br /><br />1. Alaire Homesite :<br /><br />2. Cold Fusion :<br /><br />3. Microsoft Frontpage :<br /><br />4. Macromedia Dreamweaver :<br /><br />5. Net Object Fusion :<br /><br />Programming :l inlakukan setelah sebagian besar desain homepage telah rampung. Programming bertugas sebagai akses database, form isian dan membuat web lebih interaktif. Contoh : Membuat guestbook, Form isian, Forum, Chattin Portal, Lelang dan Iklanbaris.<br /><br />1. ASP ( Active Server Page ) :<br /><br />2. Borland Delphy :<br /><br />3. CGI ( Common Gateway Interface ) :<br /><br />4. PHP :<br /><br />5. Perl :<br /><br />6. Javascript<br /><br />Upload : html kita perlu di letakkan ( upload ) di suatu tempat ( hosting ) agar orang di seluruh dunia dapat melihat homepage kita.<br /><br />1. Bullet FTP :<br /><br />2. Cute FTP :<br /><br />3. WS-FTP :<br /><br />4. Macromedia Dreamweaver : dengan fasilitas Site FTP<br /><br />5. Microsoft Frontpage : dengan fasilitas Publish<br /><br />Sound Editor :omepage kita belum hidup tanpa musik. Untuk mengedit file midi atau wav, perlu alat khusus untuk itu.<br /><br />1. Sound Forge : Mengedit dan menambah efek file yang berformat mp3 dan wav.<br /><br />2. Cakewalk : Mengedit dan menambah efek untuk file yang berformat midi<br /><br />Banyak sekali memang software untuk membuat suatu homepage dan kita tidak perlu mempelajari semua software tersebut di atas. Tapi untuk mempermudah, bagi pemula lebih baik dimulai terlebih dulu dengan mempelajari software Microsoft Frontpage atau Macromedia Dreamweaver agar lebih mengenal aturan-aturan membuat homepage dan mengenal bahasa html. Setelah itu baru Adobe Photoshop yang dipakai kebanyakan para desainer.<br /><br />FASILITAS GRATIS PENDUKUNG HOMEPAGE<br /><br />Berikut ini adalah fasilitas-fasilitas gratis yang bisa kita dapatkan dari internet untuk membuat homepage kita menjadi semakin powerfull. Tentunya hal yang kita dapatkan secara gratis akan diimbangi dengan sesuatu yang harus kita terima. Biasanya mereka menampilkan banner di homepage kita dan ini sebenarnya sangat menganggu, tapi tetap saja kita harus menerima bila ingin menggunakan fasilitas gratis tersebut.<br /><br />Guesbook<br /><br />Buku tamu di mana orang bisa mengisi identitas tentang dirinya, mengkritik dan memberi saran.<br /><br />· Lpage<br /><br />· Guestpage : Mudah di setup (using html tag) agar sesuai dengan tampilan design yang anda mau. Selain itu mereka menyediakan beberapa template guessbook yang ok kalo kita ngga mau cape2 setup.<br /><br />· The Guestbook<br /><br />Counter<br /><br />Menghitung seberapa banyak pengunjung yang telah masuk ke homepage kita. Penyedia counter gratis antara lain :<br /><br />· Dark Counter : menyediakan puluhan model counter sebagai pilihan.<br /><br />· PageCount<br /><br />· The Counter<br /><br />Web Hosting<br /><br />Tempat menyimpan file html, agar desain homepage kita dapat dilihat oleh pengunjung di seluruh dunia.<br /><br />· Cybercity<br /><br />· Freeservers<br /><br />· Geocities<br /><br />· Fortunecity<br /><br />· Xoom<br /><br />Email<br /><br />Anda bisa mendapatkan fasilitas email gratis tanpa perlu mendaftarkan diri ke Internet Provider.<br /><br />· Mailexite<br /><br />· Netadress<br /><br />· Geocities<br /><br />· iName<br /><br />· Mailcity<br /><br />Direct URL<br /><br />Bila url anda terlalu panjang, misalkan : http://www.geocities.com/area51/station/007 , maka dengan direct url ini nama url itu bisa di singkat dengan http://i.am/007.<br /><br />· CyberName<br /><br />· Free URL<br /><br />· Easy to Remember<br /><br />· Name Zero : fasilitas ini memberikan kita nama domain dot com<br /><br />Chatting<br /><br />Fasilitas ngobrol dapat di buat di homepage Anda sendiri.<br /><br />· BraveNet Wev Services :Free guestbooks, message forums, form processors, greeting cards, hit counters, search engines and more!<br /><br />Pooling<br /><br />Bila Anda ingin tahu jawaban terbanyak dari para pengunjung tentang pilihan dari pertanyaan-pertanyaan Anda.<br /><br />· BraveNet Wev Services : Free guestbooks, message forums, form processors, greeting cards, hit counters, search engines and more!<br /><br />Web Promote<br /><br />Mempromosikan homepage anda dengan sekali klik, maka homepage kita akan masuk ke beberapa situs search engine.<br /><br />· Linksubmission<br /><br />· Jayde<br /><br />· Fast submit<br /><br />· Selfpromotion<br /><br />· Add-Me<br /><br />· Submit It!<br /><br />Mailing List<br /><br />Membuat komunitas lewat email yang membicarakan hal-hal tertentu bersama orang lain.<br /><br />· Egroups<br /><br />· Listbot<br /><br />· Onelist<br /><br />Web Statistik<br /><br />Melihat statistik homepage Anda. Dari mana saja pengunjung berasal, browser apa saja yang mereka pakai, hari apa saja homepage kita ramai dikunjungi orang.<br /><br />· Web Statistic<br /><br />Web Check<br /><br />Mengetahui kecepatan loading dan spesifikasi tentang homepage anda.<br /><br />· NetMechanic<br /><br />· Web Site Garage<br /><br />Lain-Lain<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-44835925633072277812009-02-08T02:33:00.000-08:002009-02-08T03:55:00.144-08:00Cobalah kembali pada AL-KITAB yg benar<p style="text-align: center;"><img style="width: 294px; height: 135px;" src="http://suryaningsih.files.wordpress.com/2008/01/palestina.jpg" alt="palestina" /></p>Mari kita kembali ke Al-Kitab yg benar dan yg mengajarkan tentang kerukunan antar umat dan saling memafkan, dan belajarlah dari Al-kitab yg benar dari Tuhan YME (ALLOH SWT). jangan kita membuat aturan sendiri, krn kita sudah ada kitab yg mengatur kita utk bertaqwa dan mematuhi segala perintahNYA dan menjahui larangannya. siapa yg berpaling dari itu sunggu dia dalam merugi ingat dalam surat al-asyer sudah dijelaskan dgn gamblang akan hakekat hidup ini. dan surat al-alaq disanan menerangakan bab ketuhanan dan hanya ALLOH lah segala NYA kita berasal dan kembali. <br /><span class="fullpost"><br />Cobalah sekarang kita kembali pada...sejarah Islam dan kebenaran, siapa yg tomak akan dunia dialah yg kalah yg nyataaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa<br /><br />Beberapa hari terakhir ini saya agak tergerak untuk memikirkan masalah-masalah yang terjadi di palestina. Yang saya pikirkan bukan masalah pendudukan israel di palestina, tapi lebih kearah apa sebenarnya yang menyebabkan konflik ini berkepanjangan dan sepertinya tidak akan ada selesainya.<br /><br />Sebetulnya dikedua belah pihak (Israel dan Arab Palestina) sama-sama memiliki alasan yang kuat tentang klaim tanah palestina:<br /><br />Yahudi mengklaim tanah ini karena memang mereka pernah memiliki kerajaan disana yang dimulai sejak zaman Saul ibn Al-Qish (keturunan dari Bunyamin ibn Yaqub AS) pada tahun 1021 BC.. Puncak keemasan dari kerajaan Israel terjadi pada zaman nabi Daud AS yang saat itu berhasil menyatukan Yudah dan Israel bahkan terus berkembang dari kerajaan kecil menjadi kekaisaran yang sangat disegani, dengan batasan wilayah yang sebenarnya jauh lebih besar dari yang ada sekarang, terbentang dari laut mediterania sampai gurun Arab dan dari laut Merah sampai Sungai Euphrat Iraq.<br /><br />Bahkan pada saat Nabi Sulaiman AS menjadi raja, ia mempersunting ratu kerajaan Sabah (Ratu Balqis) yang sekarang adalah Yaman sehingga bergabunglah dua kerajaan besar itu, bahkan Madinah dan Makkahpun saat itu “mungkin” berada dalam kekuasaan Israel (Nabi Sulaiman AS). Dengan sejarah mereka yang luar biasa itu maka sangat masuk akal jika mereka menginginkan hak atas tanah yang “pernah” mereka diami itu.<br /><br />Lalu apa yang terjadi sehingga mereka meninggalkan tanah air mereka itu? Tidak lain karena mereka telah banyak melanggar apa yang diperintahkan oleh 4JJI didalam Torah (Taurat) sepeninggal nabi Sulaiman AS, sehingga kerajaan Israel mengalami perpecahan dari dalam dan kemudian terpecah kembali menjadi 2 kerajaan kecil yaitu Yudah dan Israel pada tahun 920 BC. Dan pada tahun 720 BC Israel jatuh ketangan kerajaan kafir Akkadia yang sudah ada sejak abad 20 BC, setelah itu Yudah kemudian menyusul jatuh ketangan kerajaan Babylonia pada tahun 586 BC. Silih berganti bangsa yang menguasai negeri israel tersebut termasuk Romawi, Persia dan Yunani sehingga membuat orang-orang Israel mengalami diaspora ke seluruh penjuru dunia. Dengan data yang ada kita dapat menyimpulkan bahwa kerajaan Israel kuno telah ada selama 435 tahun sejak 1021 BC - 586 BC.<br /><br />Arab Palestina seperti yang telah kita ketahui adalah bangsa yang telah mendiami tanah palestina sebelum Israel Modern mengambil alih secara paksa tanah mereka. Sebenarnya agak sulit untuk menentukan apa kebangsaan orang-orang Arab Palestina ini karena sudah merupakan campuran Arab, Israel, Aramia, Persia dan bahkan Romawi dan Yunani. Maka saya menyimpulkan (tolong betulkan kalau salah) Arab Palestina adalah orang-orang yang ada di tanah Palestina yang beragama Islam. Jadi mengikuti kesimpulan diatas dapat dikatakan bahwa orang Arab palestina sudah ada sejak pembukaan tanah Palestina oleh Khalifah Umar Ibn Khatttab RA pada tahun 638 M. Pada saat itu umat berada dalam kejayaan yang sebenarnya, dimana hak-hak mereka terjamin dan keadilan dapat dirasakan diseluruh palestina, bahkan mereka yang beragama Nasrani dan Yahudi dilindungi hak-haknya serta diberikan kebebasan dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Kejayaan ini terus berlangsung di tangan dinasti Islam yang berbeda-beda:<br /><br />I. Khulafaurrasyidin (638-661) M<br />II. Bani Umayyah (661-750) M<br />III. Bani Abbasiyyah (750-969) M<br />IV. Fatimiah (969-1099) M<br /><br />Puncak dari toleransi yang luar biasa dari rentang dinasti-dinasti diatas adalah pada zaman kekhalifahan Harun Al-Rashid Rahimahullah pada dinasti Abbasiyyah. Amirul Mu’minin saat itu membangun penginapan khusus bagi jamaah Nasrani yang ingin berziarah ke Jerussalem dan merupakan salah satu kontribusinya dalam memenuhi janji Umar RA kepada Bishop Sophronious untuk memberikan kebebasan beragama dan akses masuk ke dalam Jerusalem bagi jamaah Nasrani yang ingin berziarah. Betapa luar biasanya Islam dalam memberlakukan toleransi.<br /><br />Setelah itu datanglah masanya Tentara salib menguasai palestina khususnya Jerusalem pada tahun 1099 M. Tidak ada didapat toleransi disana. Muslim, Yahudi, Majusi dan Kristen Unitarian tidak luput dari penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan Tentara salib. Sampai kemudian panglima besar Islam yang berasal dari Kurdi, Salahuddin Al-Ayyubi Rahimahullah kembali menaklukkan Jerussalem pada 1187 dan kembalilah toleransi beragama yang didambakan Umat tersebut.<br /><br />Jika ada para pembaca yang budiman yang berasal dari golongan agama tertentu merasa sinis dengan tulisan di beberapa paragraf terakhir diatas. Itu semua didasarkan pada fakta yang saya ambil juga dari mereka yang mungkin segolongan dengan anda. Coba anda tonton film Kingdom of Heaven dimana tentara salibnya sangat diskriminatif dengan membunuh para non-kristen, bandingkan dengan pada saat Sultan Saladin menaklukkan kembali Jerussalem, ia bahkan mengangkat kembali salib yang jatuh ke tanah. Bahkan yang sebenarnya Salahuddin Al-Ayyubi memberikan perjanjian izin khusus bagi para tentara salib untuk tetap berada di palestina, silakan lihat di http://en.wikipedia.org/wiki/Palestine#Crusader_rule_.281099_-_1187_CE.29 .<br /><br />Pada tahun 1229 Tentara salib kembali menguasai Jerussalem. yang kemudian pada tahun 1270 Sultan Baibar dari kesultanan Mamluk Mesir mengeluarkan hampir semua tentara salib dari palestina tetapi tetap menegakkan toleransi kepada para jamaah agama yang lain. Jika dihitung, Palestina berada dalam kekuasaan tentara salib adalah 88 tahun dari (1099 - 1187) M dan 41 tahun dari (1229 - 1270) M yang berjumlah keseluruhan adalah 129 tahun.<br /><br />Dan setelah itu Islam kembali berjaya di palestina di dua dinasti yang cukup disegani yaitu Mamluk (1270 - 1516) M dan Kekhalifahan Turki Usmani (1516 - 1917). setelah itu antara 1917 - 1920 selama PDI dijadikan Zona Internasional. Inggris kemudian memandati daerah ini sampai tahun 1948 M. Selma kurun waktu tersebut, orang-orang yahudi diseluruh dunia mulai dihimbau untuk segera mendiami wilayah palestina (termasuk para korban Holocaust NAZI), saat itu orang-orang Arab Palestina menerima mereka dengan hangat mengingat pemberitaan mengenai penderitaan orang Yahudi telah sampai ke telinga orang Arab Palestina. Kemudian pecahlah perang Arab - Israel pada tahun 1948 M dan terus konflik sampai sekarang.<br /><br />Dari pembahasan diatas kita dapat melihat bahwa kedua-duanya memiliki alasan historik yang kuat dalam mengklaim tanah Palestina. Lalu bagaimana penyelesaiannya? Mari kita analogikan tanah Palestina itu merupakan rumah yang diciptakan oleh 4JJI yang mula-mulanya didiami oleh keluarga Israel selama 435 tahun, lalu terjadi percekcokan dari dalam sehingga menyebabkan ada keluarga lain ingin hak atas rumah itu yaitu Akkadia dan Babylonia. Silih berganti keluarga yang menjadi kepala keluarga di rumah itu, sehingga keluarga Israel yang ada di dalamnya merasa terpojokkan dan akhirnya banyak yang mengungsi dari rumah itu. Dan pada suatu saat datanglah keluarga besar Islam mengambil alaih kekuasaan di rumah itu dan mereka berada di rumah itu turun temurun selama 1150 tahun lamanya. Bisa dibayangkan suatu bangsa yang mendiami wilayah itu selama 1 Milenia lebih tepatlah bila dikatakan bahwa palestina, rumah mereka selama lebih dari 57 generasi adalah tanah air mereka. Lalu bagaimana dengan Israel? Mereka yang pada abad yang lebih awal mengalami diaspora ke seluruh penjuru negeri tiba - tiba dua milenium kemudian menginginkan kembali rumah yang mereka tinggalkan itu.<br /><br />Apa yang telah dilakukan orang Israel modern ini? Mereka mengusir, mengintimidasi, membuldoser rumah-rumah orang Arab Palestina tanpa ampun. Padahal apa salah orang Arab Palestina ini? Oleh karena itu pantaslah jika (malahan) pendiri dan perdana menteri Israel yang pertama David Ben Gurion berkata kepada Nahum Goldman Presiden World Jewish Congress: ’’Kalau saya menjadi pemimpin Arab, tak pernah saya bikin perjanjian dengan Israel. Kita sudah ambil negeri mereka. Kita memang dari Israel, tapi itukan peristiwa dua ribu tahun yang lalu. Terjadi anti-semitisme, Nazi, Hitler, Auschwitz, tapi apakah itu salah mereka? Yang terjadi cuma satu: kita datang kemari dan merampas negeri mereka. Kenapa mereka bisa menerima itu?’’.<br /><br />Nah kita sekarang sebagai bangsa Indonesia, apa yang harus kita lakukan? Jelas di dalam pembukaan UUD 1945 tertulis:<br />“Bahwa Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan Peri kemanusiaan dan Peri keadilan”<br />Dari sini cukuplah sudah menjadi referensi kita sebagai rakyat Indonesia apapun agama kita untuk mendukung perjuangan saudara senasib kita di Palestina sana. Jangan sekali-kali anggap diri anda seorang Nasionalis atau bahkan rakyat Indonesia jika penerapan UUD ‘45 pun masih belum dilaksanakan dalam hal ini mendukung rakyat palestina mendapatkan kembali tanahnya secara utuh.<br /><br />Mohon komentarnya… dan kalo ada yang salah tolong dibenarkan.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-46213305011325528462008-12-19T05:38:00.001-08:002008-12-19T05:38:36.361-08:00Taukah anda tentang sejarah ini 5<p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><img src="http://219.83.122.106/fckfiles/image/harto_liem.jpg" alt="" style="display: block; padding-bottom: 1em;" align="left" width="372" />Benih Orde Baru tumbuh di atas genangan darah dan tetesan air mata rakyatnya. Arah pembangunan (Repelita) didesain sesuai dengan keinginan Washington dengan mengutamakan eksploitasi segenap kekayaan alam bumi Indonesia yang dikeruk habis-habisan dan diangkut ke luar guna memperkaya negeri-negeri Barat. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Inti pergantian kekuasaan dari Bung Karno ke Jenderal Besar Suharto adalah berubahnya prinsip pembangunan ekonomi Indonesia, dari kemandirian menjadi ketergantungan. April 1966 Suharto kembali membawa Indonesia bergabung dengan PBB. Setelah itu, Mei 1966, Adam Malik mengumumkan jika Indonesia kembali menggandeng IMF. Padahal Bung Karno pernah mengusir mereka dengan kalimatnya yang terkenal: <i style="">“Go to hell with your aid!”</i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Untuk menjaga stabilitas penjarahan kekayaan negeri ini, maka Barat merancang Repelita. Tiga perempat anggaran Repelita I (1969-1974) berasal dari utang luar negeri. “Jumlahnya membengkak hingga US$ 877 juta pada akhir periode. Pada 1972, utang asing baru yang diperoleh sejak tahun 1966 sudah melebihi pengeluaran saat Soekarno berkuasa.” (<i style="">M.C. Ricklefs; Sejarah Indonesia Modern, 1200-2004; Sept 2007</i>).</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Dalam hitungan bulan setelah berkuasa, kecenderungan pemerintahan baru ini untuk memperkaya diri dan keluarganya kian menggila. Rakyat yang miskin bertambah miskin, sedang para pejabat walau sering menyuruh rakyat agar hidup sederhana, namun kehidupan mereka sendiri kian hari kian mewah. Bulan madu antara Suharto dengan para mahasiswa yang dulu mendukungnya dengan cepat pudar. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Mahasiswa melihat penguasa baru ini pun tidak beres. Militer dipelihara dan digunakan sebagai tameng penjaga <i style="">status-quo</i>. Kekuatan politik rakyat dibabat habis dengan dibonsainya partai-partai politik hingga hanya ada tiga: Golkar, PPP, dan PDI. “Pada Februari 1970, pemerintah mengumumkan semua pegawai negeri harus setia kepada pemerintah. Mereka tidak diizinan bergabung dengan partai politik lain kecuali Golkar,” demikian Ricklefs.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Unjuk rasa mahasiswa yang dilakukan di depan Kantor Pangdam Siliwangi dan juga Kantor Gubernur Jawa Barat, 9 Oktober 1970, dengan keras mengecam kelakuan tentara yang kian hari kian dianggap repressif. Delapan tuntutan kala itu disampaikan: Kebalkah ABRI terhadap hukum! Mengapa pakaian seragam diangap lebih mampu? Apakah seragam sama dengan karcis kereta-api, bioskop, bus, opelet? Kapan ABRI berubah kelakuan? Siapa berani tertibkan ABRI? Kapan ada jaminan hukum bagi rakyat? Sudah merdekakah kita dari kesewenang-wenangan hukum?” (<i style="">Francois Raillon; Politik dan Ideologi Mahasiswa Indonesia 1966-1974; Des 1985</i>).</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Francis Raillon menulis, “Sepanjang 1972-1973 di sekitar Suharto terjadi rebutan pengaruh antara ‘kelompok Amerika’ melawan ‘kelompok Jepang’. Yang pertama terdiri dari para menteri teknokrat dan sejumlah Jenderal, Pangkopkamtib Jend. Soemitro salah satunya. Kelompok kedua, dipimpin Aspri Presiden, Jend. Ali Moertopo, dan Jend. Soedjono Hoemardhani.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Suharto memang seorang pemimpin yang sangat lihai, dan tentu saja licin bagai belut yang berenang di dalam genangan oli. Dia memanfaatkan semua orang yang berada di sekelilingnya guna memperkuat posisinya sendiri. Ketika menumbangkan Bung Karno, Suharto menggalang kekuatan militer, teknokrat pro-kapitalisme, dan ormas keagamaan, terutama umat Islam, untuk menghancurkan komunisme. Namun setelah berkuasa, umat Islam ditinggalkan. Suharto malah merangkul kekuatan salibis faksi Pater Beek SJ dan juga CSIS di mana Ali Moertopo menjadi sesepuhnya, dan kemudian di era 1980-an akan muncul tokoh sentral Islamophobia, murid Ali Moertopo, bernama Jenderal Leonardus Benny Moerdhani.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Dengan dukungan penuh terutama dari militer—tentu ada harga yang harus dibayarkan oleh Suharto, yakni membagi kue KKN kepada para perwiranya—maka kekuatan sipil tidak ada artinya. Siapa pun yang berseberangan dengannya, maka langsung dicap sebagai Anti Pancasila. Selama periode 1970-awal 1980-an, tidak ada kekuatan sipil yang berarti yang mampu menentang Suharto. Bayang-bayang pembunuhan massal yang dilakukan tentaranya Suharto pada akhir 1965 sampai awal 1966 menciptakan teror tersendiri di dalam benak rakyatnya. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i style="">Nations and Character Building</i> yang diperjuangkan para pendiri republik ini dalam sekejap dihancurkan oleh Suharto, dan digantikan dengan <i style="">Exploitation de L’homee par L’homee</i>, eksploitasi yang dilakukan kubu penguasa terhadap rakyat kecil. Patut digaris-bawahi jika eksploitasi ini terus dilakukan oleh para elit pemerintah dan juga elit parpol sampai hari ini. Tak aneh jika sekarang ada yang berterus terang jika Suharto adalah gurunya.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Catatan hitam tentang Suharto tidak berhenti sampai disini. Dalam penegakan Hak Asasi manusia (HAM) misalnya, rezim Orde Baru di tahun 1980-an sangat dikenal di luar negeri sebagai rezim fasis-militeristis, sebagaimana Jerman di bawah Hitler, Italia di bawah Mussolini, Kamboja di bawah Polpot, dan Chile di bawah Jenderal Augusto Pinochet. Ini ditegaskan Indonesianis asal Perancis, Francois Raillon. Bahkan M.C. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Ricklefs, sejarawan Australia, menyatakan jika penegakan HAM-nya rezim Suharto jauh lebih buruk ketimbang penguasa jajahan Belanda. “Orde Baru lebih banyak melakukan hukuman itu ketimbang pemerintah jajahan Belanda. Orde Baru mengizinkan penyiksaan terhadap narapidana politiknya. Sentralisasi kekuasaan ekonomi, politik, administrasi, dan militer di tangan segelintir elit dalam pemerintahan Suharto juga lebih besar ketimbang dalam masa pemerintahan Belanda,” tegas Ricklefs yang bertahun-tahun menelusuri sejarah bangsa ini sejak zaman masuknya Islam.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Dalam tulisan selanjutnya akan dipaparkan satu-persatu “prestasi” rezim Suharto dalam penegakan hak asasi manusia, terutama yang menyangkut umat Islam, hubungan haramnya dengan Zionis-Israel, dan banyak lagi yang lainnya.(<i style="">bersambung/rd</i>)</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-64175903311932635012008-12-19T05:37:00.000-08:002008-12-19T05:38:05.137-08:00Taukah anda tentang sejarah ini 4<div class="garis-bawah"> <p><span style="font-size:85%;"><img src="http://219.83.122.106/fckfiles/image/soeharto1966.jpg" alt="" style="display: block; padding-bottom: 1em;" align="left" width="372" />Pada 12 Maret 1967, Jenderal Soeharto dilantik sebagai Presiden RI ke-2. Tiga bulan kemudian, dia membentuk Tim Ahli Ekonomi Kepresidenan yang terdiri dari Prof Dr. Widjojo Nitisastro, Prof. Dr. Ali Wardhana, Prof Dr. Moh. Sadli, Prof Dr. Soemitro Djojohadikusumo, Prof Dr. Subroto, Dr. Emil Salim, Drs. Frans Seda, dan Drs. Radius Prawiro. Seluruhnya pro kapitalisme.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Nopember 1967, Suharto mengirim tim ekonomi ini ke Swiss menemui para CEO Yahudi Internasional. Lahirlah UU PMA 1967 yang sangat menguntungkan imperialis Barat. Prinsip kemandirian ekonomi Indonesia yang dijaga mati-matian Bung Karno, oleh Jenderal Suharto dihabisi dengan menjadikan Indonesia sebagai negara yang sangat tergantung pada Barat sebagai kekuatan kapitalis dunia.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">“Indonesia Baru” yang lebih pro-kapitalisme sesungguhnya telah dirancang sejak tahun-tahun 1950-an. David Ransom dalam artikelnya yang populer berjudul “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia: Kuda Troya Baru dari Universitas-Universitas AS Masuk ke Indonesia” (Ramparts, 1970) memaparkan jika AS menggunakan dua strategi untuk menaklukkan Indonesia, tentu saja dengan menyingkirkan Bung Karno. Pertama, membangun satu kelompok intelektuil yang berpikiran Barat. Dan kedua, membangun satu sel dalam tubuh ketentaraan yang siap bekerjasama dengan AS.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Yang pertama didalangi oleh berbagai yayasan beasiswa seperti Ford Foundation dan Rockeffeler Foundation, juga berbagai universitas ternama AS seperti Berkeley, Harvard, Cornell, dan juga MIT. David Ransom menulis, dua tokoh Partai Sosialis Indonesia (PSI), sebuah partai kecil yang berhaluan sosialis-kanan, yakni Soedjatmoko dan Sumitro Djojohadikusumo menjadi ujung tombak pembentukan jaringan intelektuil pro-Barat di Indonesia. Mereka, demikian Ransom, dibina oleh AS sejak akhir tahun 1949-an.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Sedang tugas kedua dilimpahkan kepada CIA. Salah satu agennya bernama Guy Pauker yang bergabung dengan RAND Corporation mendekati sejumlah perwira tinggi lewat salah seorang yang dikatakan berhasil direkrut CIA, yakni Deputi Dan Seskoad Kol. Soewarto. Dan Intel Achmad Soekendro juga dikenal dekat dengan CIA. Lewat orang inilah, demikian Ransom, komplotan AS, mendekati militer. Suharto adalah murid dari Soewarto di Seskoad.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Di Seskoad inilah para intelektuil binaan AS diberi kesempatan mengajar para perwira. Terbentuklah jalinan kerjasama antara sipil-militer yang pro-AS. Paska tragedi 1965 dan pembantaian rakyat Indonesia, yang dituduh komunis, dan kelompok ini mulai membangun ‘Indonesia Baru’. Para doktor ekonomi yang mendapat binaan dari Ford kembali ke Indonesia dan segera bergabung dengan kelompok ini, di antara Emil Salim.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Jenderal Suharto membentuk Trium-Virat (pemerintahan bersama tiga kaki) dengan Adam Malik dan Sultan Hamengkubuwono IX. Ransom menulis, “Pada 12 April 1967, Sultan mengumumkan satu pernyataan politik yang amat penting yakni garis besar program ekonomi rejim baru itu yang menegaskan mereka akan membawa Indonesia kembali ke pangkuan Imperialis. Kebijakan tersebut ditulis oleh Widjojo dan Sadli.”</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Ransom melanjutkan, “Dalam merinci lebih lanjut program ekonomi yang baru saja di gariskan Sultan, para teknokrat dibimbing oleh AS. Saat Widjojo kebingungan menyusun program stabilisasi ekonomi, AID mendatangkan David Cole, ekonom Harvard yang baru saja membuat regulasi perbankan di Korea Selatan untuk membantu Widjojo. Sadli juga sama, meski sudah doktor, tapi masih memerlukan “bimbingan”. Menurut seorang pegawai Kedubes AS, “Sadli benar-benar tidak tahu bagaimana seharusnya membuat suatu regulasi Penanaman Modal Asing. Dia harus mendapatkan banyak dari Kedutaan Besar Amerika Serikat.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Ini merupakan tahap awal dari program Rancangan Pembangunan Lima Tahunan (Repelita) Suharto, yang disusun oleh para ekonom Indonesia didikan AS, yang masih secara langsung dimbing oleh para ekonom AS sendiri dengan kerjasama dari berbagai yayasan yang ada.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Juni 1968, Jenderal Suharto secara diam-diam dan mendadak mengadakan reuni dengan orang-orang binaan Ford, yang dikenal sebagai “Mafia Berkeley” (untuk merancangkan susunan Kabinet Pembangunan dan badan-badan penting tingkat tinggi lainnya): sebagai Menteri Perdagangan ditunjuk Dekan FEUI Sumitro Djojohadikusumo (Doctor of Philosophy dari Rotterdam), Ketua BPPN ditunjuk Widjojo Nitisastro (Doctor of Philosophy Berkeley, 1961), Wakil Ketua BPN ditunjuk Emil Salim (Doctor of Philosophy, Berkeley, 1964 ), Dirjen Pemasaran dan Perdagangan ditunjuk Subroto (Doctor of Philosophy dari Harvard, 1964), Menteri Keuangan ditunjuk Ali Wardhana (Doctor of Philosophy, Berkeley, 1962), Ketua Team PMA Moh. Sadli (Master of Science, MIT, 1956), Sekjen Departemen Perindustrian ditunjuk Barli Halim (MBA Berkeley, 1959), sedang Sudjatmoko, penasehat Adam Malik, diangkat jadi Duta Besar di Washington, posisi kunci poros Jakarta-Washington.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Tim ekonomi “Indonesia Baru” ini bekeja dengan arahan langsung dari Tim Studi Pembangunan Harvard (<i style="">Development Advisory Service</i>, DAS) yang dibiayai Ford Foundation. “Kita bekerja di belakang layar,” aku Wakil Direktur DAS Lister Gordon. AS segera mem<i style="">back-up</i> penguasa baru ini dengan segenap daya sehingga stabilitas ekonomi Indonesia yang sengaja dirusak oleh AS pada masa sebelum 1965 bisa sedikit demi sedikit dipulihkan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Mereka inilah yang berada dibelakang Repelita yang mulai dijalankan pada awal 1969, dengan mengutamakan penanaman modal asing dan swasembada hasil pertanian. Dalam banyak kasus, pejabat birokrasi pusat mengandalkan pejabat militer di daerah-daerah untuk mengawasi kelancaran program Ford ini.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Mereka bekerjasama dengan para tokoh daerah yang terdiri dari para tuan tanah dan pejabat administratif. Terbentuklah kelompok baru di daerah-daerah yang bekerja untuk memperkaya diri dan keluarganya. Mereka, kelompok pusat dan kelompok daerah, bersimbiosis-mutualisme. Mereka juga menindas para petani yang bekerja di lapangan.(<i style="">bersambung/rd</i>)</span></p> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-61234077418711685652008-12-19T05:36:00.000-08:002008-12-19T05:37:05.800-08:00Taukah anda tentang sejarah ini 3<div class="garis-bawah"> <p><span style="font-size:85%;"><img src="http://219.83.122.106/fckfiles/image/suharto_nembak.jpg" alt="" style="display: block; padding-bottom: 1em;" align="left" width="372" />Pasca Perang Dunia II, AS melihat Rusia sebagai satu-satunya pihak yang bisa menghalangi hegemoninya atas dunia. Diluncurkanlah Marshall Plan sebagai upaya membendung pengaruh komunisme yang kian lama kian meluas, dari Eropa Timur ke arah Asia selatan, sebuah wilayah yang sangat strategis dari sisi perdagangan dunia dan geopolitik, juga sangat kaya dengan sumber daya alam dan juga manusianya. AS sangat cemas jika wilayah tersebut dikuasai Soviet. Dari semua negeri di wilayah itu, Indonesia-lah negara yang paling strategis dan paling kaya. AS sangat paham akan hal ini, sebab itu di wilayah ini Indonesia merupakan satu-satunya wilayah yang disebut dalam Marshall Plan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Namun untuk menundukkan Indonesia, AS jelas kesulitan karena negeri ini tengah dipimpin oleh seorang yang sukar diatur, cerdas, dan licin. Dialah Bung Karno. Tiada jalan lain, orang ini harus ditumbangkan, dengan berbagai cara. Sejarah telah mencatat dengan baik bagaimana CIA ikut terlibat langsung berbagai pemberontakan terhadap kekuasaan Bung Karno. CIA juga membina kader-kadernya di bidang pendidikan (yang nantinya melahirkan Mafia Berkeley), mendekati dan menunggangi partai politik demi kepentingannya (antara lain lewat PSI), membina sel binaannya di ketentaraan (<i>local army friend</i>) dan sebagainya. Setelah berkali-kali gagal mendongkel Bung Karno dan bahkan sampai hendak membunuhnya, akhirnya pada paruh akhir 1965, Bung Karno berhasil disingkirkan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Setelah peristiwa 1 Oktober 1965, secara <i>de facto</i>, Jenderal Suharto mengendalikan negeri ini. Pekan ketiga sampai dengan awal 1966, Jenderal Suharto menugaskan para kaki tangannya membantai mungkin jumlahnya mencapai jutaan orang. Mereka yang dibunuh adalah orang-orang yag dituduh kader atau simpatisan komunis (PKI), tanpa melewati proses pengadilan yang <i>fair</i>. Media internasional bungkam terhadap kejahatan kemanusiaan yang melebihi kejahatan rezim Polpot di Kamboja ini, karena memang AS sangat diuntungkan.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Jatuhnya Bung Karno dan naiknya Jenderal Suharto dirayakan dengan penuh suka cita oleh Washington. Bahkan Presiden Nixon menyebutnya sebagai “Hadiah terbesar dari Asia Tenggara”. Satu negeri dengan wilayah yang sangat strategis, kaya raya dengan sumber daya alam, segenap bahan tambang, dan sebagainya ini telah berhasil dikuasai dan dalam waktu singkat akan dijadikan ‘sapi perahan’ bagi kejayaan imperialisme Barat.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Benar saja, Nopember 1967, Jenderal Suharto menugaskan satu tim ekonom pro-AS menemui para 'bos' Yahudi Internasional di Swiss. Disertasi Doktoral Brad Sampson, dari <i>Northwestern University</i><i> AS</i> menelusuri fakta sejarah Indonesia di awal Orde Baru. Prof. Jeffrey Winters diangkat sebagai promotornya. Indonesianis asal Australia, John Pilger dalam <i>The New Rulers of The World</i>, mengutip Sampson dan menulis:</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i>“Dalam bulan November 1967, menyusul tertangkapnya ‘hadiah terbesar’ (istilah pemerintah AS untuk Indonesia setelah Bung Karno jatuh dan digantikan oleh Soeharto), maka hasil tangkapannya itu dibagi-bagi. The Time Life Corporation mensponsori konferensi istimewa di Jenewa, Swiss, yang dalam waktu tiga hari membahas strategi pengambil-alihan Indonesia. </i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i>Para pesertanya terdiri dari seluruh kapitalis yang paling berpengaruh di dunia, orang-orang seperti David Rockefeller. Semua raksasa korporasi Barat diwakili perusahaan-perusahaan minyak dan bank, General Motors, Imperial Chemical Industries, British Leyland, British American Tobacco, American Express, Siemens, Goodyear, The International Paper Corporation, US Steel, ICI, Leman Brothers, Asian Development Bank, Chase Manhattan, dan sebagainya.”</i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i>Di seberang meja, duduk orang-orang Soeharto yang oleh Rockefeller dan pengusaha-pengusaha Yahudi lainnya disebut sebagai ‘ekonom-ekonom Indonesia yang korup’. </i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i>“Di Jenewa, Tim Indonesia terkenal dengan sebutan ‘The Berkeley Mafia’ karena beberapa di antaranya pernah menikmati beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat untuk belajar di Universitas California di Berkeley. Mereka datang sebagai peminta-minta yang menyuarakan hal-hal yang diinginkan oleh para majikannya yang hadir. Menyodorkan butir-butir yang dijual dari negara dan bangsanya. Tim Ekonomi Indonesia menawarkan: tenaga buruh yang banyak dan murah, cadangan dan sumber daya alam yang melimpah, dan pasar yang besar.” </i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Masih dalam kutipan John Pilger<i>, “Pada hari kedua, ekonomi Indonesia telah dibagi sektor demi sektor.” Prof. Jeffrey Winters menyebutnya, “Ini dilakukan dengan cara yang amat spektakuler.”</i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i>“Mereka membaginya dalam lima seksi: pertambangan di satu kamar, jasa-jasa di kamar lain, industri ringan di kamar satunya, perbankan dan keuangan di kamar yang lain lagi; yang dilakukan oleh Chase Manhattan duduk dengan sebuah delegasi yang mendiktekan kebijakan-kebijakan yang dapat diterima oleh mereka dan para investor lainnya. Kita saksikan para pemimpin korporasi besar ini berkeliling dari satu meja ke meja lainnya, mengatakan, ‘Ini yang kami inginkan, itu yang kami inginkan, ini, ini, dan ini.’ Dan mereka pada dasarnya merancang infrastruktur hukum untuk berinvestasi. Tentunya produk hukum yang sangat menguntungkan mereka. Saya tidak pernah mendengar situasi seperti itu sebelumnya, di mana modal global duduk dengan wakil dari negara yang diasumsikan sebagai negara berdaulat dan merancang persyaratan buat masuknya investasi mereka ke dalam negaranya sendiri.”</i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><i>Freeport</i><i> mendapatkan gunung tembaga di Papua Barat (Henry Kissinger, pengusaha Yahudi AS, duduk dalam Dewan Komisaris). Sebuah konsorsium Eropa mendapatkan Nikel di Papua Barat. Sang raksasa Alcoa mendapatkan bagian terbesar dari bauksit Indonesia. Sekelompok perusahaan Amerika, Jepang, dan Perancis mendapatkan hutan-hutan tropis di Kalimantan, Sumatera, dan Papua Barat. </i></span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Sebuah undang-undang tentang penanaman modal asing yang dengan terburu-buru disodorkan kepada Presiden Soeharto membuat perampokan negara yang direstui pemerintah itu bebas pajak untuk lima tahun lamanya. Oleh Suharto, rakyat dijejali dengan propaganda pembangunan, Pancasila, dan <i>trickle down effect</i> terhadap peningkatan kesejahteraannya, tapi fakta yang terjadi di lapangan sesungguhnya adalah proses pemiskinan bangsa secara sistematis yang dilakukan rezim Suharto.(<i>bersambung/rd</i>)</span></p> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-23880573635836340332008-12-19T05:34:00.001-08:002008-12-19T05:34:44.340-08:00Taukan Anda Sejarah INI<p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;"><img src="http://219.83.122.106/fckfiles/image/harto_cina.jpg" alt="" style="display: block; padding-bottom: 1em;" align="left" width="372" />Suharto lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921, dari keluarga petani yang menganut kejawen. Keyakinan keluarganya ini kelak terus dipeliharanya hingga hari tua. Karirnya diawali sebagai karyawan di sebuah bank pedesaan, walau tidak lama.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Dia sempat juga menjadi buruh dan kemudian menempuh karir militer pertama kali sebagai prajurit KNIL yang berada di bawah kesatuan tentara penjajah Belanda. Saat Jepang masuk di tahun 1942, Suharto bergabung dengan PETA. Ketika Soekarno memproklamirkan kemerdekaan, Soeharto bergabung dengan TKR.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Salah satu ‘prestasi’ kemiliteran Suharto yang sering digembar-gemborkannya semasa dia berkuasa adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta. Bahkan ‘prestasi’ ini sengaja difilmkan dengan judul ‘Janur Kuning’ (1979) yang memperlihatkan jika serangan umum itu diprakarsai dan dipimpin langsung oleh Letkol Suharto. Padahal, sesungguhnya serangan umum itu diprakarsai Sultan Hamengkubuwono IX. Hamengkubuwono IX lah yang memimpin serangan umum melawan Belanda. Hamengkubuwono IX adalah seorang nasionalis yang memiliki perhatian terhadap nasib rakyatnya, karena itu ia tidak mau untuk di jajah. (lihat biografi Sultan Hamengkubuwono IX). </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Pada 1959, Suharto yang kala itu menjabat sebagai Pangdam Diponegoro dipecat oleh Nasution dengan tidak hormat karena Suharto telah menggunakan institusi militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah. Suharto kala itu juga ketahuan ikut kegiatan ilegal berupa penyelundupan gula dan kapuk bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Untuk memperlancar penyelundupan ini, didirikan prusahaan perkapalan yang dikendalikan Bob Hasan. Konon, dalam menjalankan bisnis haramnya ini, Bob menggunakan kapal-kapal ‘Indonesian Overseas’ milik C.M. Chow. Siapa C.M. Chow ini? Dia adalah agen ganda. Pada 1950 dia menjadi agen rahasia militer Jepang di Shanghai. Tapi dia pun kepanjangan tangan Mao Tse Tung, dalam merekrut Cina perantauan dari orang Jepang ke dalam jaringan komunis Asia.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Pada 1943, Chow ditugasi Jepang ke Jakarta. Ketika Jepang <i style="">hengkang</i> dari Indonesia, Chow tetap di Jakarta dan membuka usaha perkapalan pertama di negeri ini. Chow bukan saja membina WNI Cina di Jawa Tengah dan Timur, namun juga di Sumatera dan Sulawesi. Salah satu binaannya adalah ayah Eddy Tansil dan Hendra Rahardja yang bermarga Tan. Tan merupakan <i style="">sleeping agent</i> Mao di Indonesia Timur. Pada pertengahan 1980-an, Hendra Rahardja dan Liem Sioe Liong mendirikan sejumlah pabrik di Fujian, Cina (Siapa Sebenarnya Suharto; Eros Djarot; 2006).</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Nasution kala itu sangat marah sehingga ingin memecat Suharto dari AD dan menyeretnya ke Mahkamah Militer, namun atas desakan Gatot Subroto, Suharto dibebaskan dan akhirnya dikirim ke SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat). Selain Nasution, Yani juga marah atas ulah Suharto dan di kemudian hari mencoret nama Suharto dari daftar peserta pelatihan di SSKAD, yang mana hal ini membuat Suharto dendam sekali terhadap Yani. Terlebih Amad Yani adalah anak kesayangan Bung Karno.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Kolonel Pranoto Rekso Samoedro diangkat sebagai Pangdam Diponegoro menggantikan Suharto. Pranoto, sang perwira 'santri', menarik kembali semua fasilitas milik Kodam Diponegoro yang dipinjamkan Suharto kepada para pengusaha Cina untuk kepentingan pribadinya. Suharto sangat sakit hati dan dendam terhadap Pranoto, juga terhadap Nasution dan Yani.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Di SSKAD, Suharto dicalonkan untuk menjadi Ketua Senat. Namun DI. Panjaitan menolak keras dengan menyatakan dirinya tidak percaya dengan Suharto yang dinilainya tidak bisa dipercaya karena mempunyai banyak catatan kotor dalam kair militernya, antara lain penyelundupan bersama para pengusaha Cina dengan dalih untuk membangun kesatuannya, namun yang terjadi adalah untuk memperkaya dirinya.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Atas kejadian itu Suharto sangat marah. Bertambah lagi dendam Suharto, selain kepada Nasution, Yani, Pranoto, kini Panjaitan. Aneh tapi nyata, dalam peristiwa 1 Oktober 1965, musuh-musuh Suharto—Nasution, Yani, dan Panjaitan—menjadi target pembunuhan, sedangkan Suharto sendiri yang merupakan orang kedua di AD tidak masuk dalam daftar kematian. </span></p> <span style="font-size:85%;">Dan ketika Yani terbunuh, Bung Karno mengangkat Pranoto Rekso Samudro sebagai Kepala Staf AD, namun Pranoto dijegal oleh Suharto sehingga Suhartolah yang mengambil-alih kepemimpinan AD, sehingga untuk menghindari pertumpahan darah dan perangsaudara—karena Siliwangi di Jawa Barat (Ibrahim Adjie) dan KKO (Marinir) di Jawa Timur telah bersumpah untuk berada di belakang Soekarno dan jika Soekarno memerintahkan untuk ‘menyapu’ kekuatan Suharto di Jakarta, maka mereka menyatakan siap untuk berperang—maka Soekarno melantik Suharto sebagai Panglima AD pada 14 Oktober 1965. (<i style="">bersambung/rz</i>) . </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-79058330070579491222008-12-19T05:32:00.000-08:002008-12-19T05:33:37.942-08:00Taukah anda tentang sejarah ini<div class="garis-bawah"> <p><span style="font-size:85%;"><img src="http://219.83.122.106/fckfiles/image/soeharto_versi_all.jpg" alt="" style="display: block; padding-bottom: 1em;" align="left" width="372" />Bulan November 41 tahun lalu, Jenderal Suharto yang telah sukses mengkudeta Bung Karno, mengirim satu tim ekonomi yang terdiri dari Prof. Sadli, Prof. Soemitro Djoyohadikusumoh, dan sejumlah profesor ekonomi lulusan Berkeley University AS—sebab itu tim ekonomi ini juga disebut sebagai ‘Berkeley Mafia’—ke Swiss. Mereka hendak menggelar pertemuan dengan sejumlah konglomerat Yahudi dunia yang dipimpin Rockefeller. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Di Swiss, sebagaimana bisa dilihat dari film dokumenter karya John Pilger berjudul <i style="">“The New Ruler of the World’</i> yang bisa didownload di situs <i style="">youtube</i>, tim ekonomi suruhan Jenderal Suharto ini menggadaikan seluruh kekayaan alam negeri ini ke hadapan Rockefeler cs. Dengan seenak perutnya, mereka mengkavling-kavling bumi Nusantara dan memberikannya kepada pengusaha-pengusaha Yahudi tersebut. Gunung emas di Papua diserahkan kepada Freeport, ladang minyak di Aceh kepada Exxon, dan sebagainya. Undang-Undang Penanaman Modal Asing (UU PMA) tahun 1967 pun dirancang di Swiss, menuruti kehendak para pengusaha Yahudi tersebut. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Sampai detik ini, saat Suharto sudah menemui ajal dan dikuburkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Imogiri, di sebuah daratan dengan ketinggian 666 meter di atas permukaan laut (!?), perampokan atas seluruh kekayaan alam negeri ini masih saja terus berjalan dan dikerjakan dengan sangat leluasa oleh berbagai korporasi Yahudi Dunia. Hasilnya bisa kita lihat di mana-mana: angka kemiskinan di negeri ini kian membengkak, kian banyak anak putus sekolah, kian banyak anak-anak kecil berkeliaran di jalan-jalan raya, kian banyak orangtua putus asa dan bunuh diri, kian banyak orang gila berkeliaran di kampung-kampung, kian banyak kriminalitas, kian banyak kasus-kasus korupsi, dan sederet lagi fakta-fakta tak terbantahkan jika negeri ini tengah meluncur ke jurang kehancuran. Suharto adalah dalang dari semua ini. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Tapi siapa sangka, walau sudah banyak sekali buku-buku ilmiah yang ditulis para cendekia dari dalam dan luar negeri tentang betapa bobroknya kinerja pemerintahan di saat Jenderal Suharto berkuasa selama lebih kuarng 32 tahun, dengan jutaan fakta dan dokumen yang tak terbantahkan, namun nama Suharto masih saja dianggap harum oleh sejumlah kalangan. Bahkan ada yang begitu konyol mengusulkan agar sosok yang oleh Bung Karno ini disebut sebagai Jenderal Keras Kepala (Belanda: <i style="">Koepeg</i>) diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional dan diberi gelar guru bangsa. Walau menggelikan, namun hal tersebut adalah fakta.</span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Sebab itu, tulisan ini berusaha memaparkan apa adanya tentang Jenderal Suharto. Agar setidaknya, mereka yang menganggap Suharto layak diberi gelar guru bangsa atau pun pahlawan nasional, harus bisa bermuhasabah dan melakukan renungan yang lebih dalam, sudah benarkah tindakan tersebut. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Fakta sejarah harus ditegakkan, bersalah atau tidak seorang Suharto harus diputuskan lewat jalan hukum yakni lewat jalur pengadilan. Adalah sangat gegabah menyerukan rakyat ini agar memaafkan dosa-dosa seorang Suharto sebelum kita semua tahu apa saja dosa-dosa Suharto karena dia memang belum pernah diseret ke muka pengadilan. </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Tulisan ini akan berupaya memotret perjalanan seorang Suharto, sebelum dan sesudah menjadi presiden. Agar tidak ada lagi pemikiran yang berkata, “Biar Suharto punya salah, tapi dia tetap punya andil besar membangun negara ini. Hasil kerja dan pembangunannya bisa kita rasakan bersama saat ini. Lihat, banyak gedung-gedung megah berdiri di Jakarta, jalan-jalan protokol yang besar dan mulus, jalan tol yang kuat, Taman Mini Indonesia Indah yang murah meriah, dan sebagainya. Jelas, bagaimana pun, Suharto berjasa besar dalam membangun negara ini!” </span></p> <p class="MsoNormal"><span style="font-size:85%;">Atau tidak ada lagi orang yang berkata, “Zaman Suharto lebih enak ketimbang sekarang, harga barang-barang bisa murah, tidak seperti sekarang yang serba mahal. Akan lebih baik kalau kita kembali ke masa Suharto…” Hanya orang-orang Suhartoislah, yang mendapat bagian dari pesta uang panas di zaman Orde Baru dan mungkin juga sekarang, yang berani mengucapkan itu. Atau kalau tidak, ya bisa jadi, mereka orang-orang yang belum tercerahkan. (<i style="">rd/bersambung</i>)</span></p> </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-4630064518560393672008-12-19T04:58:00.000-08:002008-12-19T05:01:07.011-08:00HUKUM Memperingati perayaan selain perayaan ISLAM<div class="answer"><span style="font-size:85%;">Al-Hamdulillah. Semua perayaan tahunan dan pertemuan tahunan tersebut adalah Hari-hari Raya bid'ah dan ajaran bid'ah yang tidak pernah diturunkan oleh Allah penjelasan tentang hal itu. </span><p><span style="font-size:85%;">Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: </span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Berhati-hatilah terhadap amalan yang dibuat-buat. Setiap amalan yang dibuat-buat adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat." (Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi serta yang lainnya)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Masing-masing kaum memiliki Hari Raya, dan ini adalah Hari Raya kita." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah -Rahimahullah-- mengulas persoalan tersebut secara panjang lebar dalam buku beliau Iqtidha-ush Shiratil Mustaqiem Mukhalafata Ash-habil Jahiem, berkaitan dengan kecaman terhadap berbagai Hari Raya bid'ah yang tidak ada asalnya dalam ajaran Islam yang lurus. Adapun kerusakan yang terkandung dalam acara-acara tersebut, tidak setiap orang, bahkan juga kebanyakan orang tidak dapat mengetahui kerusakan yang terkandung dalam bentuk bid'ah semacam itu. Apalagi bentuk bid'ah itu adalah bid'ah dalam ibadah syariat. Hanya kalangan cerdik pandai dari para ulama yang dapat mengetahui kerusakan yang terdapat di dalamnya.<br /> Kewajiban umat manusia adalah mengikuti ajaran Kitabullah dan Sunnah Rasul, meskipun ia belum bisa mengetahui maslahat dan kerusakan yang terdapat di dalamnya. Dan bahwasanya orang yang membuat-buat satu amalan pada hari tertentu dalam bentuk shalat, puasa, membuat makanan, banyak-banyak melakukan infak dan sejenisnya, tentu akan diiringi oleh keyakinan hati. Karena ia pasti memiliki keyakinan bahwa hari itu lebih baik dari hari-hari lain. Karena kalau tidak ada keyakinan demikian dalam hatinya, atau dalam hati orang yang mengikutinya, tidak akan mungkin hati itu tergerak untuk mengkhususkan hari tertentu atau malam tertentu dengan ibadah tersebut. Mengutamakan sesuatu tanpa adanya keutamaan adalah tidak mungkin.<br /> Kemudian Hari Raya (Ied) bisa menjadi nama untuk tempat perayaan, waktu perayaan, atau pertemuan pada perayaan tersebut. Ketiganya memunculkan beberapa bentuk bid'ah. Adapun yang berkaitan dengan waktu, ada tiga macam. Terkadang di dalamnya juga tercakup sebagian bentuk tempat dan aktivitas perayaan.<br /> Pertama: Hari yang secara asal memang tidak dimuliakan oleh syariat, tidak pernah pula disebut-sebut oleh para ulama As-Salaf. Tidak ada hal yang terjadi yang menyebabkan hari itu dimuliakan.<br /> Yang kedua: Hari di mana terjadi satu peristiwa sebagaimana terjadi pada hari yang lain, tanpa ada konsekuensi menjadikannya sebagai musim tertentu, para ulama As-Salaf juga tidak pernah memuliakan hari tersebut. Maka orang yang memuliakan hari itu, telah menyerupai umat Nashrani yang menjadikan hari-hari terjadinya beberapa peristiwa terhadap Nabi Isa sebagai Hari Raya. Bisa juga mereka menyerupai orang-orang Yahudi. Sesungguhnya Hari Raya itu adalah syariat yang ditetapkan oleh Allah untuk diikuti. Kalau tidak, maka akan menjadi bid'ah yang diada-adakan dalam agama ini.<br /> Demikian juga banyak bid'ah yang dilakukan masyarakat yang meniru-niru perbuatan umat Nashrani terhadap hari kelahiran Nabi Isa -'Alaihissalam-- , bisa jadi untuk menunjukkan kecintaan terhadap Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan memuliakan beliau. Perbuatan semacam itu tidak pernah dilakukan oleh generasi As-Salaf, meskipun yang mengharuskannya (bila memang boleh) sudah ada, dan tidak ada hal yang menghalangi.<br /> Yang ketiga: Hari-hari di mana dilaksanakan banyak syariat, seperti hari Asyura, hari Arafah, dua Hari Raya dan lain-lain. Kemudian sebagian Ahli Bid'ah membuat-buat ibadah pada hari itu dengan keyakinan bahwa itu merupakan keutamaan, padahal itu perbuatan munkar yang dilarang. Seperti orang-orang Syi'ah Rafidhah yang menghaus-hauskan diri dan bersedih-sedih pada hari Asyura' dan lain-lain. Semua itu termasuk perbuatan bid'ah yang tidak pernah disyariatkan oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, tidak pula oleh para generasi As-Salaf atau Ahli Bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Adapun mengadakan pertemuan rutin yang berlangsung secara terus menerus setiap minggu, setiap bulan atau setiap tahun selain pertemuan-pertemuan yang disyariatkan, itu meniru pertemuan rutin dalam shalat lima waktu, Jumat, Ied dan Haji. Yang demikian itu termasuk bid'ah yang dibuat-buat.<br /> Dasarnya adalah bahwa seluruh ibadah-ibadah yang disyariatkan untuk dilakukan secara rutin sehingga menjadi sunnah tersendiri dan memiliki waktu pelaksanaan tersendiri kesemuanya telah ditetapkan oleh Allah. Semua itu sudah cukup menjadi syariat bagi hamba-hamba-Nya. Kalau ada semacam pertemuan yang dibuat-buat sebagai tambahan dari pertemuan-pertemuan tersebut dan dijadikan sebagai kebiasaan, berarti itu upaya menyaingi syariat dan ketetapan Allah. Perbuatan itu mengandung kerusakan yang telah disinggung sebelumnya. Lain halnya dengan bentuk bid'ah yang dilakukan seseorang sendirian, atau satu kelompok tertentu sesekali saja."<br /> Berdasarkan penjelasan sebelumnya, seorang muslim tidak boleh berpartisipasi pada hari-hari yang dirayakan setiap tahun secara rutin, karena itu menyaingi Hari-hari Raya kaum muslimin sebagaimana telah kita jelaskan sebelumnya. Tetapi kalau dilakukan sekali saja, dimisalkan seorang muslim hadir di hari itu untuk memberikan penjelasan kepada kaum muslimin lainnya dan menyampaikan kebenaran kepada mereka, maka tidak apa-apa, insya Allah. Wallahu A'lam.<br /></span></p></div> <div class="source"><span style="font-size:85%;">Masa-il wa Rasaa-il oleh Muhammad Al-Humud An-Najdi hal. 31</span></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-82636519982566118832008-12-19T04:54:00.000-08:002008-12-19T04:57:16.537-08:00HUKUM MENJUAL KARTU UCAPAN NATAL<p><span style="font-size:85%;">Syaikhul Islam Ahmad bin Abdul Halim Ibnu Taimiyyah -Rahimahullah-- menyatakan dalam bukunya yang agung Iqtidha-ush Shirathil Mustaqiem Mukhalafata Ash-haabil Jahiem: "Adapun apabila seorang muslimin menjual kepada mereka pada Hari-hari Raya mereka segala yang mereka gunakan pada Hari Raya tersebut, berupa makanan, pakaian, minyak wangi dan lain-lain, atau menghadiahkannya kepada mereka, maka itu termasuk menolong mereka mengadakan Hari Raya mereka yang diharamkan. Dasarnya satu kaidah: tidak boleh menjual anggur atau juice kepada orang kafir yang jelas digunakan untuk membuat minuman keras. Juga tidak boleh menjual senjata kepada mereka bila digunakan untuk memerangi kaum muslimin."<br /> Kemudian beliau menukil dari Abdul Malik bin Habib dari kalangan ulama Malikiyyah: "Sudah jelas bahwa kaum muslimin tidak boleh menjual kepada orang-orang Nashrani sesuatu yang menjadi kebutuhan Hari Raya mereka, baik itu daging, lauk-pauk atau pakaian. Juga tidak boleh memberikan kendaraan kepada mereka, atau memberikan pertolongan untuk Hari Raya, karena yang demikian itu termasuk memuliakan kemusyrikan mereka dan menolong mereka dalam kekufuran mereka." (Al-Iqtidhaa cet. Darul Makrifah dengan tahqiq Al-Qafiyy hal. 229-231)</span></p> <span style="font-size:85%;">Kami memohon kepada Allah agar meneguhkan Anda dalam kebenaran dan menjauhkan Anda dari kebatilan serta memberikan rezeki yang baik kepada Anda dari sisi-Nya. Semoga shalawat terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-91691977824037773162008-12-19T04:39:00.000-08:002008-12-19T04:54:17.568-08:00FITROH LAHIR KEDUNIA<p><span style="font-size:85%;">"Hadapkanlah mukamu kepada agama yang tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik " (Yunus : 105 )</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nashrani atau Majusi.." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Yang benar bahwa maksud dari fitrah di dalam hadits itu adalah Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Allah berfirman: "Aku telah menciptakan para hamba-Ku dalam fitrahnya yang lurus, lalu mereka tergoda oleh syetan sehingga menyimpang dari agama mereka. Maka Aku haramkan kepada mereka apa-apa yang Kuhalalkan kepada mereka. Lalu syetan memerintahkan mereka untuk menyekutukan diri-Ku denga sesuatu tanpa ilmu yang Ku-berikan kepadanya." </span></p> <p><span style="font-size:85%;">Arti setiap anak dilahirkan dalam fitrah Islam, artinya dilahirkan dalam kondisi siap, apabila pikirannya terbuka dan diperkenalkan Islam dan ajaran kepadanya, maka ia lebih mendahulukan Islam, memilih Islam untuk menjadi agamanya, yakni selama tidak ada hal yang menghalanginya, seperti hawa nafsu atau kefanatikan. Memperturutkan hawa nafsu dapat menyebabkan diri seseorang mengutamakan kebatilan demi mendapatkan jatah kedudukan dan harta. Sementara sikap fanatik dapat menggiringnya untuk bertaklid kepada nenek moyang dan orang-orang terpandang, meskipun mereka tidak mengikuti petunjuk. Allah berfirman:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Keduanya berkata:"Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi"" (Al-A'raaf : 23)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Allah juga berfirman menceritakan tentang para pengikut dari para penghuni Neraka:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Dan mereka berkata:"Ya Rabb Kami, sesungguhnya kami telah menta'ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)." (Al-Ahzaab : 67)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Bilamana setiap anak dilahirkan dalam fitrah, maka dapat dimaklumi bahwa di antara mereka ada juga yang siap menerima hal yang sesuai dengan fitrahya bahwa lebih memperteguh fitrahnya, misalnya anak yang lahir dari dari dua orang tuanya yang muslim dan muslimah lalu hidup di lingkungan kaum muslimin. Namun ada di antara mereka yang akhirnya menjadi korban perubahan fitrah, seperti anak yang lahir dari dua orang tuanya yang kafir lalu hidup di lingkungan kafir, baik itu Yahudi, Majusi atau kaum musyrikin. Tidak diragukan lagi bahwa anak yang dilahirkan dalam Islam telah mendapatkan banyak sarana hidayah dan kebahagiaan yang tidak didapatkan oleh anak lain yang dilahirkan dan dibesarkan di masyarakat kafir. Memperoleh taufik untuk beriman dan mendapatkan kemudahan sarana hidayah adalah keutamaan Allah yang Dia berikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Kemudian juga wajib diketahui bahwa siapa saja yang fitrahnya telah dirubah dari fitrah Islam, tidak akan disiksa karena dosa orang lain. Ia hanya disiksa bila telah sampai kepadanya dakwah Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam lalu ia menolaknya. Ia tidak menerimanya karena enggan atau takabbur, atau karena bersikap fanatik terhadap agama nenek moyang dan masyarakatnya. Karena hujjah telah ditegakkan kepadanya dengan adanya dakwah Rasul. Orang yang telah ditegakkan hujjah kerasulan kepadanya lalu ia masih tetap bertahan pada kekafirannya, maka ia berhak disiksa. Allah berfirman:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.." (Al-Israa : 15)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Mengenai komentar Anda dalam pertanyaan di atas bahwa itu hal yang membuat Anda merasa takut, saya katakan itu ucapan yang benar dan masuk akal. Karena sudah menjadi karunia Allah bagi diri Anda ketika Anda dilahirkan sebagai muslim. Kalau Anda dilahirkan bukan sebagai muslim, dikhawatirkan Anda akan tetap dalam agama Anda yang batil. Akan tetapi kalau Allah berkehendak memberikan kebaikan kepada hamba-Nya, akan Allah mudahkan baginya sarana menuju hidayah sehingga ia beralih dari agama kufurnya masuk ke dalam agama Islam. Segala urusan itu berada di tangan Allah.<br /> Adapun ucapan Anda dalam pertanyaan di atas, "kenapa tidak secara mendasar ditakdirkan..dst," adalah pertanyaan yang batil karena dasar ketidaktahuan terhadap hikmah Allah dan ketetapan Allah pada para makhluk-Nya. Dan dapat dimaklumi bahwa mustahil Allah memberi kesempatan yang sama kepada semua makhluk-Nya dengan banyaknya agama dan kepercayaan manusia. Kemudian hidayah menuju Islam itu sendiri dapat dicapai dengan keinginan manusia dan ikhtiyarnya juga. Karena Allah telah memberikan manusia kemampuan untuk membedakan yang hak dengan yang batil, yang berguna dan berbahaya, dengan akal yang dirakitkan pada diri mereka, dan dengan ajaran yang disampaikan oleh para rasul. Meskipun demikian, kehendak manusia itu mengikuti juga kehendak Allah. Karena Allah yang dapat menyesatkan siapa saja dengan keadilan dan hikmah-Nya, dan memberikan hidayah kepada siapa saja dengan keadilan dan hikmah-Nya.<br /> Allah berfirman:</span></p> <p><span style="font-size:85%;">"Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam." (At-Takwir : 19)</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-20234668603471067362008-12-19T04:36:00.000-08:002008-12-19T04:37:55.177-08:00LARANGAN MEMAKAI MERAH DAN KUNING<p><span style="font-size:85%;">Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Rasulullah saw pernah ditanya,”Pakaian apa yang dikenakan saat orang berihram? Beliau saw menjawab,”Janganlah engkau memakai baju, sorban, celana, baju panjang, terompah kecuali bagi seseorang yang tidak mendapati sandal maka pakailah terompah itu dengan dipotong bagian atas dari mata kakinya. Dan janganlah engkau mengenakan kain yang sedikitpun terkena kunyit (warna kuning).” (Muttafaq alaih, sedangkan lafazhnya dari Muslim)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Hadits ini merupakan dalil diharamkannya mengenakan pakaian (ihram) yang dicelup dengan warna kuning. Namun terjadi perbedaan pendapat terhadap sebab pelarangannya, apakah dikarenakan ia adalah perhiasan atau bau yang ditimbulkannya ? Maka para ulama berpendapat bahwa sebab pelarangan itu adalah dikarenakan bau yang ditimbulkannya jika ia digunakan untuk mewarnai pakaian. Namun apabila ia disiram dengan air dan baunya menjadi hilang maka diperbolehkan berihram dengannya.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Terdapat didalam sebuah riwayat “Kecuali jika ia mencucinya” walaupun demikian (dicuci), pengenaan kain berwarna merah dan kuning tetap diharamkan bagi kaum laki-laki dalam keadaan tidak berihram sebagaimana diharamkannya saat mereka berihram.” (Subulus Salam juz II hal 386)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Dari Ali ra<em> bahwasanya Rasulullah saw melarang mengenakan pakaian sutra dan juga al muashfar</em> “ (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmidzi) <strong>Muashfar</strong> adalah pakaian atau kain yang dicelup dengan warna merah yang ditimbulkan dari tanaman ushfur yaitu tanaman yang bijinya dibuat minyak, yang sudah dikenal dikalangan orang-orang arab.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Hadits tersebut mengandung pengharaman terhadap pakaian yang dicelup dengan warna merah (muashfar) sebagaimana pendapat al Hadawiyah. Sedangkan sekelompok sahabat Nabi saw, tabi’in memperbolehkan pengenaan pakaian yang dicelup dengan warna merah, demikian pula pendapat fara fuqoha selain ahmad. Ada juga yang mengatakan makruh tanzih (kalaupun dilakukan maka pelakunya tidaklah terkena sangsi). Mereka mengatakan bahwa Nabi saw pernah mengenakan pakaian merah.” Didalam shahihain dari Ibnu Umar,”Aku pernah menyaksikan Rasulullah saw mencelup dengan warna kuning.”</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Ibnul Qoyyim memberikan jawaban terhadap hal ini dengan mengatakan bahwa ia adalah pakaian yang seluruhnya merah. Dia mengatakan,<em>”Sesungguhnya pakaian berwarna merah itu adalah dua pakaian yang berasal dari Yaman yang dijahit dengan benang berwarna merah dan hitam. Permasalahan hanya karena terdapat benang merah ini sudah diketahui sedangkan apabila seluruhnya berwarna merah maka larangan terhadapnya lebih utama lagi. Disebutkan didalam shahihain bahwa Nabi saw melarang mengenakan sutra yang berwarna merah.”</em> (Subulussalam juz II hal 178 – 179)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Dalam pewarnaan pada kain ini paling tidak ada dua permasalahan :<br /> Pertama : Apabila kain dicelup dengan warna merah (muasfhar).<br /> Kedua : Apabila kain dicelup dengan warna kuning (muza’far).</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Apabila kain dicelup dengan warna merah (muashfar) maka terdapat perbedaan pendapat :</span></p> <ol> <li><span style="font-size:85%;">Ahmad dan al Hadawiyah mengharamkannya berdasarkan riwayat dari Amru bin Ash berkata,<em>”Rasulullah saw melihatku mengenakan dua pakaian dari muasfaroin. Beliau saw bersabda,”Sesungguhnya ini adalah diantara pakaian orang-orang kafir maka janganlah kamu memakainya.” </em>(HR. Muslim)</span></li><li><span style="font-size:85%;">Jumhur sahabat, tabi’in, Abu Hanifah, Malik dan Syafi’i membolehkannya berdasarkan riwayat dari Baro bin Azib yang mengatakan,<em>”Aku pernah menyaksikan Nabi saw mengenakan pakaian berwarna merah.”</em> (HR. Bukhori Muslim)</span></li><li><span style="font-size:85%;">Ada riwayat dari Imam Malik yang mengatakan bahwa hal itu adalah makruh tanzih apabila dipakai di kebun, pasar dan tempat-tempat lainnya kecuali di dalam atau halaman rumah. Mereka juga berdalil dengan dalil yang digunakan kelompok kedua.</span></li> </ol> <p><span style="font-size:85%;">Sedangkan apabila kain dicelup dengan warna kuning (muza’far) maka pendapat para ulama adalah :</span></p> <ol> <li><span style="font-size:85%;">Abu Hanifah, Syafi’i dan para pengikutnya berpendapat bahwa hal itu haram digunakan baik pada pakaian maupun badan, berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik ra bahwasanya Rasulullah saw melarang seorang laki-laki yang menggunakan za’faron (warna dari kunyit).” (HR. Bukhori, Muslim, Abu Daud)</span></li><li><span style="font-size:85%;">Sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa hal itu adalah makruh tanzih berdasarkan riwayat dari Ibnu Umar ra yang berkata<em>,”Aku pernah menyaksikan Nabi saw mencelup dengan warna kuning.”</em></span></li><li><span style="font-size:85%;">Sebagian ulama yang lain ada yang melarangnya pada saat mengenakan ihram untuk haji atau umroh berdasarkan hadits Ibnu Umar bahwa Nabi saw melarang seorang yang berihram mengenakan kain yang terdapat waros atau za’faron (warna kuning).</span></li><li><span style="font-size:85%;">Imam Malik membolehkan penggunaan warna kuning untuk kain / pakaian dan diharamkan apabila digunakan untuk badan, berdasarkan riwayat dari Abu Musa bahwa Rasulullah saw bersabda,”Allah tidak menerima shalat seseorang yang dibadannya ada sesuatu dari kholuq (pewangi yang berwarna kuning).”.</span></li> </ol> <p><span style="font-size:85%;">Didalam kitabnya “Ma’rifatus Sunan” Imam Baihaqi memberikan tanggapan terhadap pendapat Imam Syafi’i yang mengharamkan pencelupan kain dengan warna kuning dengan mengatakan,” Imam Syafi’i melarang seseorang terhadap kunyit (warna kuning) dan membolehkan muashfar (warna merah) dengan mengatakan bahwa aku memberikan keringanan didalam muashfar dikarenakan aku tidak mendapati seorang pun yang menceritakan dari Nabi saw yang melarang tentang hal ini kecuali apa yang dikatakan oleh Ali ra yang mencegahku dan aku tidak mengatakan mencegah kalian.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Baihaqi mengatakan bahwa ada hadits-hadits yang menunjukkan tentang pelarangan tentang hal itu secara umum lalu dia menyebutkan hadits Abdullah bin Amr bin al ‘Ash diatas yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan juga beberapa hadits yang lainnya. Kemudian dia mengatakan,”Seandainya hadits-hadits ini sampai kepada Syafi’i pasti dia akan berdalil dengan hadits-hadits ini.” Kemudian dia juga menyebutkan sanad-sanadnya yang dishahihkan oleh Syafi’i dan dia (Syafi’i) mengatakan,”Apabila hadits Nabi saw berbeda dengan pendapatku maka amalkanlah hadits itu dan tinggalkanlah pendapatku.” Dan dalam riwayat lain dia mengatakan,”Itu adalah pendapatku.”</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Baihaqi mengatakan,”Syafi’i telah mengatakan,”<em>Dan aku melarang seorang yang tidak sedang mengenakan ihram dalam kondisi apa pun mengenakan za’faron (warna kuning).” Dia berkata,”dan aku memerintahkannya apabila dia mengenakan pakaian kuning hendaklah dia mandi.” Baihaqi mengatakan,”Dia mengikuti sunnah didalam kain yang dicelup dengan warna kuning maka apabila dia mengikutinya pula didalam muashfar (warna merah) tentulah lebih utama.”</em> Dia mengatakan,”Sebagian salaf telah memakruhkan muashfar, demikian ini juga pandapat Abu Ubaidah al Hulaimi dari para sahabat kami dan hal ini dirukhshohkan oleh sekelompok ulama. Karena sunnah lebih utama untuk diikuti. (Shohih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XIV hal 74 - 76)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Jadi dilarang bagi seorang laki-laki mencelup kainnya dengan ushfur sehingga berwarna merah dan juga dengan za’fron sehingga berwarna merah.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Adapun pakaian-pakaian dari warna-warna selainnya maka para ulama tidaklah berbeda pendapat dalam membolehkannya, bahkan mereka telah bersepakat dalam hal ini sebagaimana disebutkan oleh Nawawi didalam majmu’ (4/337) : <em>“Diperbolehkan mengenakan warna putih, merah, kuning, hijau baik ia merupakan garis-garis warna maupun tidak bergaris, tidak ada perbedaan didalam hal ini dan tidak pula dimakruhkan sedikit pun.”</em></span></p> <p><span style="font-size:85%;">Didalam “al Mausu’ah al Fiqhiyah” (6/132 – 136) disebutkan bahwa para ulama telah bersepakat bahwa sunnah mengenakan pakaian berwarna putih… para fuqoha telah bersepakat bahwa boleh mengenakan pakaian yang berwarna merah / kuning selama bukan berasal dari muashfar atau muza’far”</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Bagi para wanita diperbolehkan mengenakan warna apa saja selama ia tidak berhias untuk orang-orang asing (bukan suaminya). Adapun orang-orang yang mengharamkan muashfar, muza’far dan yang lainnya hanyalah mengkhususkannya bagi kaum laki-laki.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Ibnu Abdil Barr didalam “Tamhid” (16/123) mengatakan,<em>”Adapun terhadap kaum wanita maka tidak ada perbedaan diantara para ulama dalam membolehkan pakaian mereka dicelup dengan muashfar, baik yang merah pekat, merah tidak pekat, atau kain yang dicelup dengan warna merah tipis.”</em> (www.islam-qa.com)</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-32907645464446411512008-12-15T05:57:00.000-08:002008-12-15T06:00:14.602-08:00DASAR HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL<p><span style="font-size:85%;"><strong>Perbedaan Pendapat tentang Mengucapkan Selamat Natal</strong></span></p> <p><span style="font-size:85%;">Diantara tema yang mengandung perdebatan setiap tahunnya adalah ucapan selamat Hari Natal. Para ulama kontemporer berbeda pendapat didalam penentuan hukum fiqihnya antara yang mendukung ucapan selamat dengan yang menentangnya. Kedua kelompok ini bersandar kepada sejumlah dalil.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Meskipun pengucapan selamat hari natal ini sebagiannya masuk didalam wilayah aqidah namun ia memiliki hukum fiqih yang bersandar kepada pemahaman yang mendalam, penelaahan yang rinci terhadap berbagai nash-nash syar’i.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Ada dua pendapat didalam permasalahan ini :</span></p> <p><span style="font-size:85%;"><strong>1.</strong> Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim dan para pengikutnya seperti Syeikh Ibn Baaz, Syeikh Ibnu Utsaimin—semoga Allah merahmati mereka—serta yang lainnya seperti Syeikh Ibrahim bin Muhammad al Huqoil berpendapat bahwa mengucapkan selamat Hari Natal hukumnya adalah haram karena perayaan ini adalah bagian dari syiar-syiar agama mereka. Allah tidak meredhoi adanya kekufuran terhadap hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya didalam pengucapan selamat kepada mereka adalah tasyabbuh (menyerupai) dengan mereka dan ini diharamkan.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Diantara bentuk-bentuk tasyabbuh :<br /> 1. Ikut serta didalam hari raya tersebut.<br /> 2. Mentransfer perayaan-perayaan mereka ke neger-negeri islam.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Mereka juga berpendapat wajib menjauhi berbagai perayaan orang-orang kafir, menjauhi dari sikap menyerupai perbuatan-perbuatan mereka, menjauhi berbagai sarana yang digunakan untuk menghadiri perayaan tersebut, tidak menolong seorang muslim didalam menyerupai perayaan hari raya mereka, tidak mengucapkan selamat atas hari raya mereka serta menjauhi penggunaan berbagai nama dan istilah khusus didalam ibadah mereka.<br /><br /><strong>2. </strong>Jumhur ulama kontemporer membolehkan mengucapkan selamat Hari Natal.<br /> Di antaranya Syeikh Yusuf al Qaradhawi yang berpendapat bahwa perubahan kondisi global lah yang menjadikanku berbeda dengan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah didalam mengharamkan pengucapan selamat hari-hari Agama orang-orang Nasrani atau yang lainnya. Aku (Yusuf al Qaradhawi) membolehkan pengucapan itu apabila mereka (orang-orang Nasrani atau non muslim lainnya) adalah orang-orang yang cinta damai terhadap kaum muslimin, terlebih lagi apabila ada hubungan khsusus antara dirinya (non muslim) dengan seorang muslim, seperti : kerabat, tetangga rumah, teman kuliah, teman kerja dan lainnya. Hal ini termasuk didalam berbuat kebajikan yang tidak dilarang Allah swt namun dicintai-Nya sebagaimana Dia swt mencintai berbuat adil. Firman Allah swt :Artinya : </span> </p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ</span></p> <p><span style="font-size:85%;"><em>“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.”</em> (QS. Al-Mumtahanah: 8)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Terlebih lagi jika mereka mengucapkan selamat Hari Raya kepada kaum muslimin. Firman Allah swt :</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">وَإِذَا حُيِّيْتُم بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّواْ بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا ﴿٨٦﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.” </em>(QS. An Nisaa : 86)</span></p> <p><span style="font-size:85%;"><strong>Lembaga Riset dan Fatwa Eropa</strong> juga membolehkan pengucapan selamat ini jika mereka bukan termasuk orang-orang yang memerangi kaum muslimin khususnya dalam keadaan dimana kaum muslimin minoritas seperti di Barat. Setelah memaparkan berbagai dalil, Lembaga ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : <em>Tidak dilarang bagi seorang muslim atau Markaz Islam memberikan selamat atas perayaan ini, baik dengan lisan maupun pengiriman kartu ucapan yang tidak menampilkan simbol mereka atau berbagai ungkapan keagamaan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam seperti salib</em>. Sesungguhnya Islam menafikan fikroh salib, firman-Nya :</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِن شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُواْ فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِّنْهُ مَا لَهُم بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلاَّ اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا ﴿١٥٧﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka.”</em> (QS. An Nisaa : 157)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Kalimat-kalimat yang digunakan dalam pemberian selamat ini pun harus yang tidak mengandung pengukuhan atas agama mereka atau ridho dengannya. Adapun kalimat yang digunakan adalah kalimat pertemanan yang sudah dikenal dimasyarakat.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Tidak dilarang untuk menerima berbagai hadiah dari mereka karena sesungguhnya Nabi saw telah menerima berbagai hadiah dari non muslim seperti al Muqouqis Pemimpin al Qibthi di Mesir dan juga yang lainnya dengan persyaratan bahwa hadiah itu bukanlah yang diharamkan oleh kaum muslimin seperti khomer, daging babi dan lainnya.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Diantara para ulama yang membolehkan adalah DR. Abdus Sattar Fathullah Sa’id, ustadz bidang tafsir dan ilmu-ilmu Al Qur’an di Universitas Al Azhar, DR. Muhammad Sayyid Dasuki, ustadz Syari’ah di Univrsitas Qatar, Ustadz Musthafa az Zarqo serta Syeikh Muhammad Rasyd Ridho. (www.islamonline.net)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Adapun MUI (Majelis Ulama Indonesia) pada tahun 1981 sebelum mengeluarkan fatwanya, terlebih dahulu mengemukakan dasar-dasar ajaran Islam dengan disertai berbagai dalil baik dari Al Qur’an maupun Hadits Nabi saw sebagai berikut :</span></p> <p><span style="font-size:85%;">A) Bahwa ummat Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">B) Bahwa ummat Islam tidak boleh mencampur-adukkan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">C) Bahwa ummat Islam harus mengakui ke-Nabian dan ke-Rasulan Isa Almasih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para Nabi dan Rasul yang lain.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">D) Bahwa barangsiapa berkeyakinan bahwa Tuhan itu lebih dari satu, Tuhan itu mempunyai anak dan Isa Almasih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">E) Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab: Tidak.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">F) Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">G) Islam mengajarkan ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan daripada menarik kemaslahatan.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Juga berdasarkan Kaidah Ushul Fikih<br /><em>''Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan daripada menarik kemaslahatan-kemaslahan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan mushalihnya tidak dihasilkan)''.</em><br /> Untuk kemudian MUI mengeluarkan fatwanya berisi :</span> </p> <ol> <li><span style="font-size:85%;">Perayaan Natal di Indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa as, akan tetapi Natal itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumnya haram.</span></li><li><span style="font-size:85%;">Agar ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah Subhanahu Wata'ala dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan perayaan Natal.</span></li> </ol> <p><span style="font-size:85%;">Mengucapkan Selamat Hari Natal Haram kecuali Darurat</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Diantara dalil yang digunakan para ulama yang membolehkan mengucapkan Selamat Hari Natal adalah firman Allah swt :</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ﴿٨﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.”</em> (QS. Al Mumtahanah : 8)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Ayat ini merupakan rukhshoh (keringanan) dari Allah swt untuk membina hubungan dengan orang-orang yang tidak memusuhi kaum mukminin dan tidak memerangi mereka. Ibnu Zaid mengatakan bahwa hal itu adalah pada awal-awal islam yaitu untuk menghindar dan meninggalkan perintah berperang kemudian di-mansukh (dihapus).</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Qatadhah mengatakan bahwa ayat ini dihapus dengan firman Allah swt :</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">....فَاقْتُلُواْ الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ ﴿٥﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka.”</em> (QS. At Taubah : 5)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Adapula yang menyebutkan bahwa hukum ini dikarenakan satu sebab yaitu perdamaian. Ketika perdamaian hilang dengan futuh Mekah maka hukum didalam ayat ini di-mansukh (dihapus) dan yang tinggal hanya tulisannya untuk dibaca. Ada juga yang mengatakan bahwa ayat ini khusus untuk para sekutu Nabi saw dan orang-orang yang terikat perjanjian dengan Nabi saw dan tidak memutuskannya, demikian dikatakan al Hasan.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Al Kalibi mengatakan bahwa mereka adalah Khuza’ah, Banil Harits bin Abdi Manaf, demikian pula dikatakan oleh Abu Sholeh. Ada yang mengatakan bahwa mereka adalah Khuza’ah.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Mujahid mengatakan bahwa ayat ini dikhususkan terhadap orang-orang beriman yang tidak berhijrah. Ada pula yang mengatakan bahwa yang dimaksud didalam ayat ini adalah kaum wanita dan anak-anak dikarenakan mereka tidak ikut memerangi, maka Allah swt mengizinkan untuk berbuat baik kepada mereka, demikianlah disebutkan oleh sebagian ahli tafsir… (al Jami’ li Ahkamil Qur’an juz IX hal 311)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Dari pemaparan yang dsebutkan Imam Qurthubi diatas maka ayat ini tidak bisa diperlakukan secara umum tetapi dikhususkan untuk orang-orang yang terikat perjanjian dengan Rasulullah saw selama mereka tidak memutuskannya (ahli dzimmah).</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Hak-hak dan kewajiban-kewajiban kafir dzimmi adalah sama persis dengan kaum muslimin di suatu negara islam. Mereka semua berada dibawah kontrol penuh dari pemerintahan islam sehingga setiap kali mereka melakukan tindakan kriminal, kejahatan atau melanggar perjanjian maka langsung mendapatkan sangsi dari pemerintah.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kamu memulai salam kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu salah seorang diantara mereka di jalan maka sempitkanlah jalannya.” (HR. Muslim)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Yang dimaksud dengan sempitkan jalan mereka adalah jangan biarkan seorang dzimmi berada ditengah jalan akan tetapi jadikan dia agar berada ditempat yang paling sempit apabila kaum muslimin ikut berjalan bersamanya. Namun apabila jalan itu tidak ramai maka tidak ada halangan baginya. Mereka mengatakan : <em>“Akan tetapi penyempitan di sini jangan sampai menyebabkan orang itu terdorong ke jurang, terbentur dinding atau yang sejenisnya.”</em> (Shohih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XIV hal 211)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Hadits “menyempitkan jalan” itu menunjukkan bahwa seorang muslim harus bisa menjaga izzahnya dihadapan orang-orang non muslim tanpa pernah mau merendahkannya apalagi direndahkan. Namun demikian dalam menampilkan izzah tersebut janganlah sampai menzhalimi mereka sehingga mereka jatuh ke jurang atau terbentur dinding karena jika ini terjadi maka ia akan mendapatkan sangsi.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Disebutkan didalam sejarah bahwa Umar bin Khottob pernah mengadili Gubernur Mesir Amr bin Ash karena perlakuan anaknya yang memukul seorang Nasrani Qibti dalam suatu permainan. Hakim Syuraih pernah memenangkan seorang Yahudi terhadap Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib dalam kasus beju besinya.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Sedangkan pada zaman ini, orang-orang non muslim tidaklah berada dibawah suatu pemerintahan islam yang terus mengawasinya dan bisa memberikan sangsi tegas ketika mereka melakukan pelanggaran kemanusiaan, pelecehan maupun tindakan kriminal terhadap seseorang muslim ataupun umat islam.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Keadaan justru sebaliknya, orang-orang non muslim tampak mendominanasi di berbagai aspek kehidupan manusia baik pilitik, ekonomi, budaya maupun militer. Tidak jarang dikarenakan dominasi ini, mereka melakukan berbagai penghinaan atau pelecehan terhadap simbol-simbol islam sementara si pelakunya tidak pernah mendapatkan sangsi yang tegas dari pemerintahan setempat, terutama di daerah-daerah atau negara-negara yang minoritas kaum muslimin.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Bukan berarti dalam kondisi dimana orang-orang non muslim begitu dominan kemudian kaum muslimin harus kehilangan izzahnya dan larut bersama mereka, mengikuti atau mengakui ajaran-ajaran agama mereka. Seorang muslim harus tetap bisa mempertahankan ciri khas keislamannya dihadapan berbagai ciri khas yang bukan islam didalam kondisi bagaimanapun.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Tentunya diantara mereka—orang-orang non muslim—ada yang berbuat baik kepada kaum muslimin dan tidak menyakitinya maka terhadap mereka setiap muslim diharuskan membalasnya dengan perbuatan baik pula.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Al Qur’an maupun Sunah banyak menganjurkan kaum muslimin untuk senantiasa berbuat baik kepada semua orang baik terhadap sesama muslim maupun non muslim, diantaranya : surat al Mumtahanah ayat 8 diatas. Sabda Rasulullah saw,”Sayangilah orang yang ada di bumi maka yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR. Thabrani) Juga sabdanya saw,”Barangsiapa yang menyakiti seorang dzimmi maka aku akan menjadi lawannya di hari kiamat.” (HR. Muslim)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Perbuatan baik kepada mereka bukan berarti harus masuk kedalam prinsip-prinsip agama mereka (aqidah) karena batasan didalam hal ini sudah sangat jelas dan tegas digariskan oleh Allah swt :</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ﴿٦﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."</em> (QS. Al Kafirun : 6)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Hari Natal adalah bagian dari prinsip-prinsip agama Nasrani, mereka meyakini bahwa di hari inilah Yesus Kristus dilahirkan. Didalam bahasa Inggris disebut dengan Christmas, Christ berarti Kristus sedangkan Mass berarti masa atau kumpulan jadi bahwa pada hari itu banyak orang berkumpul mengingat / merayakan hari kelahiran Kristus. Dan Kristus menurut keyakinan mereka adalah Allah yang mejelma.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Berbuat kebaikan kepada mereka dalam hal ini adalah bukan dengan ikut memberikan selamat Hari Natal dikarenakan alasan diatas akan tetapi dengan tidak mengganggu mereka didalam merayakannya (aspek sosial).</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Pemberian ucapan selamat Natal baik dengan lisan, telepon, sms, email ataupun pengiriman kartu berarti sudah memberikan pengakuan terhadap agama mereka dan rela dengan prinsip-prinsip agama mereka. Hal ini dilarang oleh Allah swt dalam firman-Nya,</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">إِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِن تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُم مَّرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ ﴿٧﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.” </em>(QS. Az Zumar : 7)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Jadi pemberian ucapan Selamat Hari Natal kepada orang-orang Nasrani baik ia adalah kerabat, teman dekat, tetangga, teman kantor, teman sekolah dan lainnya adalah haram hukumnya, sebagaimana pendapat kelompok pertama (Ibnu Taimiyah, Ibnul Qoyyim, Ibn Baaz dan lainnya) dan juga fatwa MUI.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Namun demikian setiap muslim yang berada diantara lingkungan mayoritas orang-orang Nasrani, seperti muslim yang tempat tinggalnya diantara rumah-rumah orang Nasrani, pegawai yang bekerja dengan orang Nasrani, seorang siswa di sekolah Nasrani, seorang pebisnis muslim yang sangat tergantung dengan pebisinis Nasrani atau kaum muslimin yang berada di daerah-daerah atau negeri-negeri non muslim maka boleh memberikan ucapan selamat Hari Natal kepada orang-orang Nasrani yang ada di sekitarnya tersebut disebabkan keterpaksaan. Ucapan selamat yang keluar darinya pun harus tidak dibarengi dengan keredhoan didalam hatinya serta diharuskan baginya untuk beristighfar dan bertaubat.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Diantara kondisi terpaksa misalnya; jika seorang pegawai muslim tidak mengucapkan Selamat Hari Natal kepada boss atau atasannya maka ia akan dipecat, karirnya dihambat, dikurangi hak-haknya. Atau seorang siswa muslim apabila tidak memberikan ucapan Selamat Natal kepada Gurunya maka kemungkinan ia akan ditekan nilainya, diperlakukan tidak adil, dikurangi hak-haknya. Atau seorang muslim yang tinggal di suatu daerah atau negara non muslim apabila tidak memberikan Selamat Hari Natal kepada para tetangga Nasrani di sekitarnya akan mendapatkan tekanan sosial dan lain sebagainya.</span></p> <p class="ArabCenter"><span style="font-size:85%;">مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ ﴿١٠٦﴾</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Artinya : <em>“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah Dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir Padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, Maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.</em> (QS. An Nahl : 106)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Adapun apabila keadaan atau kondisi sekitarnya tidaklah memaksa atau mendesaknya dan tidak ada pengaruh sama sekali terhadap karir, jabatan, hak-hak atau perlakuan orang-orang Nasrani sekelilingnya terhadap diri dan keluarganya maka tidak diperbolehkan baginya mengucapkan Selamat Hari Natal kepada mereka.</span></p> <p><span style="font-size:85%;"><strong>Hukum Mengenakan Topi Sinterklas</strong></span></p> <p><span style="font-size:85%;">Sebagai seorang muslim sudah seharusnya bangga terhadap agamanya yang diimplementasikan dengan berpenampilan yang mencirikan keislamannya. Allah swt telah menetapkan berbagai ciri khas seorang muslim yang membedakannya dari orang-orang non muslim.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Dari sisi bisnis dan muamalah, islam menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba yang merupakan warisan orang-orang jahiliyah. Dari sisi busana, islam memerintahkan umatnya untuk menggunakan busana yang menutup auratnya kecuali terhadap orang-orang yang diperbolehkan melihatnya dari kalangan anggota keluarganya. Dari sisi penampilan, islam meminta kepada seorang muslim untuk memelihara jenggot dan mencukur kumis.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Islam meminta setiap umatnya untuk bisa membedakan penampilannya dari orang-orang non muslim, sebagaimana sabda Rasulullah saw,<em>”Bedakanlah dirimu dari orang-orang musyrik, panjangkanlah jenggot dan cukurlah kumis.”</em> (Muttafaq Alaih)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Islam melarang umatnya untuk meniru-niru berbagai prilaku yang menjadi bagian ritual keagamaan tertentu diluar islam atau mengenakan simbol-simbol yang menjadi ciri khas mereka seperti mengenakan salib atau pakaian khas mereka.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Terkadang seorang muslim juga mengenakan topi dan pakaian Sinterklas didalam suatu pesta perayaan Natal dengan teman-teman atau bossnya, untuk menyambut para tamu perusahaan yang datang atau yang lainnya.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Sinterklas sendiri berasal dari Holland yang dibawa ke negeri kita. Dan diantara keyakinan orang-orang Nasrani adalah bahwa ia sebenarnya adalah seorang uskup gereja katolik yang pada usia 18 tahun sudah diangkat sebagai pastor. Ia memiliki sikap belas kasihan, membela umat dan fakir miskin. Bahkah didalam legenda mereka disebutkan bahwa ia adalah wakil Tuhan dikarenakan bisa menghidupkan orang yang sudah mati.</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Sinterklas yang ada sekarang dalam hal pakaian maupun postur tubuhnya, dengan mengenakan topi tidur, baju berwarna merah tanpa jubah dan bertubuh gendut serta selalu tertawa adalah berasal dari Amerika yang berbeda dengan aslinya yang berasal dari Turki yang selalu mengenakan jubah, tidak mesti berbaju merah, tidak gendut dan jarang tertawa. (disarikan dari sumber : http://h-k-b-p.blogspot.com)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Namun demikian topi tidur dengan pakaian merah yang biasa dikenakan sinterklas ini sudah menjadi ciri khas orang-orang Nasrani yang hanya ada pada saat perayaan Hari Natal sehingga dilarang bagi setiap muslim mengenakannya dikarenakan termasuk didalam meniru-niru suatu kaum diluar islam, sebagaimana sabda Rasulullah saw,<em>”Siapa yang meniru suatu kaum maka ia adalah bagian dari mereka.”</em> (Muttafaq Alaih)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Tidak jarang diawali dari sekedar meniru berubah menjadi penerinaan dan akhirnya menjadi pengakuan sehingga bukan tidak mungkin bagi kaum muslimin yang tidak memiliki dasar keimanan yang kuat kepada Allah ia akan terseret lebih jauh lagi dari sekedar pengakuan namun bisa menjadikannya berpindah agama (murtad)</span></p> <p><span style="font-size:85%;">Akan tetapi jika memang seseorang muslim berada dalam kondisi terdesak dan berbagai upaya untuk menghindar darinya tidak berhasil maka ia diperbolehkan mengenakannya dikarenakan darurat atau terpaksa dengan hati yang tidak redho, beristighfar dan bertaubat kepada Allah swt, seperti : seorang karyawan supermarket miliki seorang Nasrani, seorang resepsionis suatu perusahaan asing, para penjaga counter di perusahaan non muslim untuk yang diharuskan mengenakan topi sinterklas dalam menyambut para tamunya dengan ancaman apabila ia menolaknya maka akan dipecat.</span></p> <p><span style="font-size:85%;"><em>Wallahu A’lam</em></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-2587323464217987132008-08-25T15:24:00.000-07:002008-08-25T15:25:44.920-07:00Muhammad SWT penutup pintu Kenabian<span style="font-size:85%;"><br /><span class="fnu">مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا<br />“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Ahzab: 40)<br />Penjelasan Beberapa Mufradat Ayat<br />وَلَكِنْ رَسُولَ اللهِ<br />“Tetapi dia adalah Rasulullah.”<br />Jumhur ahli qira`ah membaca لَكِنْ dengan takhfif tanpa tasydid, dan me-nashab-kan رَسُولَ sebagai khabar كَانَ yang di-taqdir-kan. Atau di-’athaf-kan kepada أَبَا أَحَدٍ. Sedangkan Abu ‘Amr dalam sebuah riwayat membaca dengan tasydid لَكِنَّ dan me-nashab-kan رَسُولَ sebagai isim-nya, sedangkan khabar-nya terhapus (mahdzuf). (Tafsir Fathul Qadir, Asy-Syaukani rahimahullahu)<br />وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ<br />“Dan penutup nabi-nabi.”<br />Ada dua bacaan dalam membaca lafadz ini:<br />Pertama: خَاتِمَ dengan huruf ta` yang di-kasrah, dan ini bacaan mayoritas qurra`. Menurut bacaan ini, maknanya adalah penutup para nabi.<br />Kedua: خَاتَمَ dengan huruf ta` yang di-fathah, dan ini qira`ah yang dinukilkan dari Al-Hasan rahimahullahu dan qira`ah ‘Ashim rahimahullahu. Menurut bacaan ini, maknanya adalah akhir para nabi. (Lihat Tafsir Ath-Thabari)<br /><br />Penjelasan Makna Ayat<br />Ath-Thabari rahimahullahu mengatakan tatkala menjelaskan makna ayat ini: “Wahai manusia, Muhammad bukanlah bapak Zaid bin Haritsah. Bukan pula bapak dari salah seorang di antara kalian, yang tidak dilahirkan oleh Muhammad, sehingga diharamkan atasnya untuk menikahi istri Zaid setelah berpisah dengannya. Namun beliau adalah Rasul Allah dan penutup para nabi, yang menutup pintu kenabian dan mengakhirinya, sehingga tidak lagi terbuka bagi siapapun setelahnya hingga hari kiamat. Dan Allah Maha Mengetahui segala amalan dan ucapan kalian serta yang lainnya. Allah Maha berilmu, tidak ada yang tersamarkan atasnya sesuatu apapun.” (Tafsir Ath-Thabari)<br />Al-Allamah As-Sa’di rahimahullahu berkata:<br />“Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bukanlah bapak salah seorang dari laki-laki di antara kalian, wahai umat. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memutus hubungan nasab Zaid bin Haritsah darinya, karena perkara ini. Tatkala peniadaan tersebut bersifat umum pada seluruh keadaan, maka jika dipahami secara zahir pada lafadznya, bermakna: bukan bapak dalam hal nasab dan bukan pula bapak angkat. Dan telah ditetapkan pula sebelumnya bahwa Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bapak bagi seluruh kaum mukminin, sedangkan istri-istri beliau adalah ibu-ibu bagi mereka. Maka untuk mengeluarkannya dari jenis ini, dengan larangan sebelumnya yang bersifat umum, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Namun Dia adalah Rasul Allah dan penutup para nabi”, yaitu kedudukan beliau adalah kedudukan orang yang ditaati dan diikuti, yang dijadikan sebagai pembimbing, yang diimani, yang wajib mendahulukan kecintaan kepadanya di atas kecintaan terhadap siapapun, yang senantiasa menasihati kaum mukminin. Karena kebaikan dan nasihatnya, beliau seakan-akan bagaikan seorang bapak bagi mereka. “Dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”, yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mengetahui di mana Dia meletakkan risalah-Nya, siapa yang berhak mendapatkan keutamaannya dan siapa yang tidak berhak.” (Taisir Al-Karim Ar-Rahman)<br />Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan: “Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang untuk dikatakan (kepada Zaid bi Haritsah) setelah (turun ayat) ini ‘Zaid bin Muhammad’. Beliau bukan ayahnya walaupun telah mengangkatnya menjadi anak, sebab beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mempunyai satu anak laki-laki pun yang mencapai usia baligh. Beliau memiliki anak bernama Qasim, Thayyib, dan Thahir, dari Khadijah, namun mereka meninggal di masa kecil. Beliau juga dikaruniai Ibrahim dari Mariyah Al-Qibthiyyah, yang juga meninggal di masa masih menyusui. Dari Khadijah, beliau dikaruniai empat anak wanita: Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum, dan Fathimah radhiyallahu ‘anhum. Tiga orang meninggal semasa beliau masih hidup, adapun Fathimah meninggal enam bulan setelah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.” (Tafsir Ibnu Katsir)<br />Qatadah rahimahullahu berkata tentang ayat ini: “(Ayat ini) turun berkenaan tentang Zaid, bahwa dia bukanlah anak beliau.” Juga diriwayatkan dari ‘Ali bin Husain. (Tafsir Ath-Thabari)<br /><br />Muhammad bin Abdillah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah Penutup Para Nabi<br />Ibnu Katsir rahimahullahu: “Ayat ini merupakan nash bahwa tidak ada Nabi setelah beliau. Jika tidak ada nabi setelah beliau, maka lebih utama dan lebih patut untuk tidak ada rasul setelahnya. Sebab kedudukan rasul lebih khusus dari kedudukan nabi, sebab setiap rasul adalah nabi dan tidak sebaliknya. Tentang hal ini telah datang hadits-hadits yang mutawatir dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari sekelompok sahabat g. “ (Tafsir Ibnu Katsir)<br />Di antara hadits yang menjelaskan bahwa beliau adalah penutup para nabi dan rasul adalah:<br />1. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />مَثَلِي وَمَثَلُ الْأَنْبِيَاءِ كَمَثَلِ قَصْرٍ أُحْسِنَ بُنْيَانُهُ وَتُرِكَ مِنْهُ مَوْضِعُ لَبِنَةٍ فَطَافَ بِهِ نُظَّارٌ فَتَعَجَّبُوا مِنْ حُسْنِ بُنْيَانِهِ إِِلَّا مَوْضِعَ تِلْكَ اللَّبِنَةِ لاَ يَعِيبُونَ غَيْرَهَا فَكُنْتُ أَنَا مَوْضِعَ تِلْكَ اللَّبِنَةِ خُتِمَ بِيَ الرُّسُلُ<br />“Permisalanku dan permisalan para nabi adalah seperti sebuah istana yang bangunannya indah dan ditinggalkan satu tempat batu bata. Maka orang-orang pun berkeliling melihatnya, lalu mereka kagum terhadap keindahan bangunannya kecuali tempat batu bata tersebut. Mereka tidak mencela selain itu. Maka aku adalah tempat batu bata tersebut, telah ditutup para rasul dengan diutusnya aku.” (HR. Ibnu Hibban no. 6406 dengan sanad yang shahih. Juga diriwayatkan dari hadits Ubai bin Ka’b radhiyallahu ‘anhu, diriwayatkan oleh Ahmad, 5/136, At-Tirmidzi: 3613, Adh-Dhiya` Al-Maqdisi dalam Al-Mukhtarah: 1191)<br />2. Hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />إِنَّ الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدِ انْقَطَعَتْ فَلَا رَسُولَ بَعْدِي وَلَا نَبِيَّ<br />“Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terputus, maka tidak ada Rasul setelahku dan tidak pula nabi.” (HR. At-Tirmidzi no. 2272, Ahmad, 3/267, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Dishahihkan oleh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi)<br />3. Hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />فُضِّلْتُ عَلىَ الْأَنْبِيَاءِ بِسِتٍّ؛ أُعْطِيتُ جَوَامِعَ الْكَلِمِ، وَنُصِرْتُ بِالرُّعْبِ، وَأُحِلَّتْ لِيَ الْغَنَائِمُ، وَجُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ طَهُورًا وَمَسْجِدًا، وَأُرْسِلْتُ إِلَى الْخَلْقِ كَافَّةً، وَخُتِمَ بِيَ النَّبِيُّونَ<br />“Aku lebih diutamakan atas para nabi dengan enam perkara: (1) aku diberi jawami’ul kalim (kalimat ringkas namun mengandung faedah yang banyak), (2) aku ditolong dengan rasa takut musuh (dari jarak perjalanan sebulan), (3) dihalalkan bagiku harta rampasan perang, (4) dijadikan bumi ini bagiku sebagai alat bersuci dan tempat shalat, (5) aku diutus kepada seluruh makhluk, (6) dan telah ditutup para nabi dengan diutusnya aku.” (HR. Muslim no. 523)<br />4. Juga berdasarkan hadits Jubair bin Muth’im radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يُمْحَى بِيَ الْكُفْرُ، وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى عَقِبِي وَأَنَا الْعَاقِبُ وَالْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ<br />“Aku adalah Muhammad, dan aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (yang menghapus) yang kekafiran dihapuskan melalui (perantaraan) aku, aku adalah Al-Hasyir yang mana manusia dikumpulkan (setelah tegaknya hari kiamat) setelah diutusnya aku, dan aku adalah al-‘aqib (penutup) yang tidak ada nabi setelahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 3339 dan Muslim no. 2354)<br />Nash-nash ini menunjukkan bahwa siapa saja yang mengaku sebagai nabi setelah diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dipastikan bahwa dia adalah seorang pendusta dan dajjal yang menyesatkan umat ini. Walaupun dia berusaha menipu umat dengan mendatangkan keluarbiasaan, seperti terbang di udara atau berjalan di atas air. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:<br />لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللهِ<br />“Tidak tegak hari kiamat hingga dimunculkan para dajjal dan pendusta yang berjumlah kurang lebih tiga puluh yang seluruhnya mengaku bahwa dia adalah utusan Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 3413, Muslim no. 2923)<br />Abu Ja’far Ath-Thahawi rahimahullahu berkata: “Setiap pengakuan kenabian setelah beliau adalah penyimpangan dan mengikuti hawa nafsu.”<br />Ibnu Abil ‘Izzi rahimahullahu menjelaskan ucapan Abu Ja’far tersebut: “Berdasarkan (hadits) yang shahih bahwa beliau adalah penutup para nabi, diketahuilah bahwa siapa saja yang mengaku nabi setelahnya maka dia pendusta. Jika ada yang mengatakan: ‘Jika ada seseorang mengaku sebagai nabi dengan mendatangkan berbagai mukjizat yang luar biasa dan hujjah-hujjah yang benar, maka bagaimana mungkin didustakan?’<br />Maka kami mengatakan: ‘Ini tidak bisa terbayangkan wujudnya. Dan ini termasuk memberi anggapan sesuatu yang mustahil. Sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala mengabarkan bahwa beliau adalah penutup para nabi, adalah hal yang mustahil bila ada seseorang datang dan mengaku sebagai nabi lalu tidak tampak padanya tanda-tanda kedustaan pada pengakuannya’.” (Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyyah, 1/167)<br /><br />Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Bapak Pembimbing Manusia<br />Ayat di atas tidaklah meniadakan keberadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bapak pembimbing umat manusia. Sebab yang ditiadakan dalam ayat tersebut adalah bapak dalam hal nasab keturunan. Oleh karenanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:<br />إِنَّمَا أَنَا لَكُمْ بِمَنْزِلَةِ الْوَالِدِ أُعَلِّمُكُمْ<br />“Sesungguhnya aku terhadap kalian kedudukannya sebagai ayah, aku mengajari kalian.” (HR. Abu Dawud no. 8, Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, 1/173)<br />An-Nawawi rahimahullahu menjelaskan beberapa penafsiran hadits ini:<br />Pertama: Ini adalah ucapan keakraban dan kasih sayang kepada yang diajak berdialog agar mereka tidak malu untuk bertanya kepada beliau dalam perkara agama yang mereka butuhkan, terkhusus yang menyangkut masalah aurat dan yang semisalnya. Maka beliau mengatakan: “Aku sebagai bapak, maka janganlah kalian malu kepadaku terhadap sesuatu, sebagaimana kalian tidak malu kepada bapak kalian sendiri.”<br />Makna ini yang paling dikuatkan oleh An-Nawawi rahimahullahu.<br />Kedua: Adalah kewajiban bagiku untuk mendidik kalian dan mengajari kalian perkara agama kalian, sebagaimana seorang ayah melakukan itu.<br />Ketiga: yaitu semangat dalam memberi kemaslahatan kepada kalian dan rasa kasih sayang kepada kalian. (Lihat Al-Majmu’, An-Nawawi, 2/128)<br />Dan mungkin pula kita mengatakan bahwa ketiga makna tersebut di atas adalah benar. Wallahu a’lam.<br />Terjadi perselisihan di kalangan para ulama tentang bolehnya menyebut Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bapak kaum mukminin. Sebagian ulama ada yang membolehkan untuk mengatakan: “Rasulullah adalah bapak kita”, namun sebagian ulama tidak membolehkannya, dan cukup mengatakan “Beliau seperti bapak kita”, atau “Beliau kedudukannya seperti bapak kita.” Pendapat kedua ini lebih baik dan lebih berhati-hati, dan ini yang dipilih oleh Ibnush Shalah rahimahullahu. (Lihat Fatawa Ibnush Shalah, 1/187)</span></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-51427515505194814582008-08-25T15:22:00.000-07:002008-08-25T15:23:06.026-07:00Kisah Ashabus Sabti, Orang-orang yang Melanggar Larangan Hari Sabtu<span style="font-size:85%;"><span class="fnu">Sepenggal kisah perjalanan bangsa Yahudi yang terkenal dengan tipu muslihat dan makarnya. Mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kaum muslimin.<br /><br />Negeri Aylah1<br />Kota yang terletak di tepi laut antara negeri Mesir dan Makkah. Ibnu Katsir rahimahullahu dalam Al-Bidayah wan Nihayah menambahkan, antara Madyan dan Thur. Negeri yang subur dengan kurma dan hasil laut berupa ikan yang berlimpah. Kota ini merupakan batas pertama wilayah Hijaz. Penduduknya terdiri dari berbagai ras. Kota ini termasuk batas kerajaan Romawi zaman dahulu. Negeri ini pula yang diisyaratkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:<br />وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ لاَ تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ<br />“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (Al-A’raf 163)<br />Dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan Nabi-Nya menanyai orang-orang Yahudi di Madinah, tentang saudara-saudara mereka yang dahulu menyelisihi perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga mereka diterpa azab tiba-tiba karena perbuatan dan tipu muslihat (hiyal) mereka dalam menyelisihi, serta men-tahdzir mereka agar jangan menyembunyikan sifat-sifat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tercantum dalam kitab mereka, agar mereka tidak terkena apa yang telah dialami oleh para pendahulu mereka.<br />Mereka adalah penduduk Aylah. Demikian uraian Ibnu Katsir rahimahullahu dalam Tafsir-nya.<br />Dahulu, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan mereka mencurahkan tenaga, pikiran dan waktu untuk hari Jum’at. Tapi mereka mengatakan: “Kami akan berusaha untuk hari Sabtu, karena Allah selesai mencipta pada hari Sabtu.”<br />Akhirnya ditetapkanlah bagi mereka hari Sabtu.<br />Konon, mereka masih berpegang dengan ajaran Taurat dalam menghormati hari Sabtu di masa itu. Waktu itu, mereka diharamkan melakukan usaha dalam bentuk apapun. Sementara ikan-ikan banyak berenang dari laut ke tempat mereka dengan tenang dan aman tanpa diganggu sedikitpun. Tapi pada selain hari Sabtu, ikan-ikan itu tidak pernah datang lagi.<br />Melihat hal ini, merekapun melakukan tipu muslihat agar dapat menangkap ikan-ikan tersebut. Mereka memasang tali, jaring dan perangkap serta menggali lubang ke arah tempat air yang sudah mereka buat untuk menampung ikan-ikan yang dihanyutkan oleh air laut. Sehingga kalau ikan-ikan itu sudah berada di dalam lubang itu, mereka tidak dapat keluar lagi untuk kembali ke laut.<br />Mereka pun memasangnya pada hari Jum’at. Ketika ikan-ikan datang dan terperangkap pada hari Sabtu, mereka menutup jalur menuju laut sehingga ikan-ikan itu terperangkap. Setelah lewat hari Sabtu, mereka mengambil ikan-ikan tersebut.<br />Akhirnya Allah Subhanahu wa Ta’ala murka dan melaknat mereka karena perbuatan yang mereka lakukan untuk melanggar perintah-Nya serta apa yang diharamkan-Nya dengan sebuah tipu muslihat (hiyal). Secara kasat mata, seolah-olah mereka tidak berbuat apa-apa, padahal mereka telah melakukannya.<br />Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengisahkan kejadian tersebut: ﮫ (Dan tanyakanlah kepada mereka), yakni Bani Israil, عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ (tentang negeri yang terletak di dekat laut); di tepi pantai, tentang pelanggaran yang mereka lakukan serta hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditimpakan atas mereka, إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ (ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu), padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan mereka agar mengagungkan dan menghormati hari tersebut dan jangan berburu apapun juga. Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala uji mereka dengan datangnya ikan-ikan kepada mereka يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا (terapung-apung di permukaan air di hari Sabtu itu), demikian berlimpah, terapung di permukaan laut. وَيَوْمَ لاَ يَسْبِتُونَ ﯠ (dan di hari-hari yang bukan Sabtu), لاَ تَأْتِيهِمْ ﯣ (ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka), mereka berenang di dalam laut hingga tidak terlihat seekor ikanpun. كَذَلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ (Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik). Jadi, kefasikan merekalah yang menyebabkan mereka diuji Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seandainya mereka tidak melanggar ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala maafkan mereka, tidak menghadapkan mereka kepada bala dan kejelekan.<br />Akhirnya, mereka melakukan tipu muslihat untuk menangkapnya.<br />Setelah ada sebagian dari mereka menangkap ikan-ikan tersebut, terpecahlah mereka menjadi tiga; sebagian melakukannya, sebagian lagi mengingkari perbuatan mereka itu, dan yang lain tidak mengerjakan, tidak pula mencegah, tapi mereka mengingkari perbuatan tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang mereka:<br />وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا<br />Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” (Al-A’raf: 164)<br />Seolah-olah mereka hendak menyampaikan kepada orang-orang yang mencegah itu: “Apa gunanya nasihat/peringatan buat orang yang melanggar apa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak mau memerhatikan (nasihat) orang yang memberi nasihat? Bahkan terus-menerus dalam pelanggaran serta sikap melampaui batasnya, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tentu mengazab mereka, apakah dengan membinasakan mereka atau dengan siksaan yang berat.”<br />Orang-orang yang mencegah perbuatan tersebut berkata: “Kami menasihati dan melarang mereka itu:<br />مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ<br />“Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabb kamu.” (Al-A’raf: 164)<br />Yaitu terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada kami dalam ber-amar ma’ruf dan nahi munkar, karena takut akan azab-Nya. وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (Dan supaya mereka bertakwa), yakni agar mereka mau meninggalkan kemaksiatan yang mereka lakukan tersebut sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi mereka dari azab-Nya dan memaafkan mereka kalau mereka bertaubat, serta menunjuki mereka lalu beramal sesuai dengan perintah.<br />Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ<br />“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka.” (Al-A’raf: 165)<br />Yakni tatkala mereka tidak mau memerhatikan orang-orang yang melarang mereka dari perbuatan buruk tersebut, bahkan terus menerus tenggelam dalam penyelewengan dan pelanggaran,<br />أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ<br />“Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat.” (Al-A’raf: 165)<br />Yaitu orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar; Kami selamatkan dari azab. Demikianlah ketetapan (sunnah) Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap hamba-hamba-Nya; apabila siksaan itu turun, selamatlah orang-orang yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar.<br />Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:<br />وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا<br />“Dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim.” Yaitu mereka yang melakukan pelanggaran di hari Sabtu tersebut.<br />بِعَذَابٍ بَئِيسٍ<br />“Siksaan yang keras,” yang menyakitkan.<br />بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ<br />“Disebabkan mereka selalu berbuat fasik.”<br />Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan azab yang ditimpakan kepada mereka itu dengan firman-Nya:<br />فَلَمَّا عَتَوْا عَنْ مَا نُهُوا عَنْهُ قُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ<br />“Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang mereka dilarang mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: ‘Jadilah kamu kera yang hina’.” (Al-A’raf: 166)<br />Adapun kelompok lain yang menegur orang-orang yang mencegah/melarang perbuatan itu sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:<br />وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللهُ مُهْلِكُهُمْ<br />“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: ‘Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka?’.”<br />Para ulama berbeda pendapat tentang kelompok ini, apakah mereka selamat atau juga ikut binasa. Ada yang mengatakan mereka termasuk yang selamat dari azab Allah Subhanahu wa Ta’ala, adapula yang mengatakan mereka juga menerima azab. Secara lahiriah, mereka selamat. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala khususkan kebinasaan itu hanya menimpa orang-orang yang zalim, dan Dia tidak menyatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang zalim. Sehingga ini menegaskan bahwa hukuman itu hanya khusus menimpa orang-orang yang melanggar larangan di hari Sabtu. Di samping itu, karena amar ma’ruf nahi munkar hukumnya fardhu kifayah; jika sudah ada yang menjalankan maka gugurlah dari yang lain. Jadi, mereka mencukupkan diri karena sudah adanya peringatan dan nasihat dari yang lain. Bahkan ternyata, mereka juga mengingkari perbuatan tersebut, melalui ucapan mereka dalam ayat ini:<br />لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا<br />“Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?”<br />Mereka tampakkan kemarahan terhadap para pelaku maksiat itu, di mana sikap ini menegaskan betapa besar kebencian mereka terhadap perbuatan orang-orang itu, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghukum mereka dengan hukuman yang sangat berat.<br />Demikian pula menurut Ibnu Katsir rahimahullahu, yang benar adalah pendapat pertama, bahwa kelompok yang hanya mengingkari saja, juga selamat. Kepada pendapat inilah Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma rujuk, setelah dia berdiskusi dengan maula-nya, ‘Ikrimah rahimahullahu.<br />Ceritanya, ketika ‘Ikrimah menemui Ibnu ‘Abbas, dia melihat Ibnu ‘Abbas sedang menangis. Lalu dia bertanya apa yang menyebabkannya menangis. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma menunjukkan ayat-ayat ini kepadanya seraya berkata: “Tahukah engkau negeri Aylah?”<br />“Ya,”kata ‘Ikrimah.<br />Kata Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma: “Ada segolongan Yahudi di sana, datang kepada mereka ikan yang banyak pada hari Sabtu, gemuk-gemuk. Tapi di luar hari Sabtu, mereka tidak mampu menangkapnya kecuali dengan susah payah. Ketika mereka dalam keadaan demikian, setan membisikkan bahwa mereka dilarang memakannya hanya pada hari Sabtu, maka tangkaplah pada hari itu dan makanlah di hari yang lain.”<br />Akhirnya, satu kelompok berpendapat seperti ini, dan yang lain melarang dan mencegah: “Kalian itu dilarang untuk menangkap dan memakannya pada hari Sabtu.”<br />Setelah itu Ibnu Katsir rahimahullahu menguraikan kisah seputar tipu muslihat yang mereka lakukan lalu berkata: “Kemudian Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhumamembaca ayat ini:<br />فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ<br />“Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras.” (Al-A’raf: 165)<br />Lalu beliau radhiyallahu ‘anhumaberkata: “Saya lihat, orang-orang yang melarang itu selamat, tapi saya tidak melihat yang lain disebut-sebut. Sementara kita juga melihat banyak hal yang kita ingkari dan tidak mengatakan apa-apa.”<br />Sayapun berkata: “Semoga Allah jadikan aku tebusanmu. Tidakkah engkau lihat bahwa mereka juga membenci dan menyelisihi apa yang dilakukan orang-orang yang melanggar tersebut? Bahkan mereka mengatakan (sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut):<br />لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا اللهُ مُهْلِكُهُمْ<br />“Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka?”<br />Kemudian, Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhumamemberinya dua helai kain tebal. Demikian pula riwayat Mujahid dari beliau. Sekian uraian Ibnu Katsir rahimahullahu.<br />(Bersambung, insya Allah)<br /><br />1 Inilah yang masyhur, meskipun sebagian ulama ada yang tidak memastikan bahwa nama negeri itu adalah Aylah. Yang jelas, dia adalah sebuah kota pantai (di Laut Merah). Sekarang lebih dikenal dengan nama Teluk Aqabah. Wallahu a’lam.<br /></span><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-57575855885659890262008-08-25T15:09:00.000-07:002008-08-25T15:20:28.034-07:00Hukum Ringkas Puasa Ramadhan<span class="content">Menyambut Ramadhan, banyak acara digelar kaum muslimin. Di antara acara tersebut ada yang telah menjadi tradisi yang “wajib” dilakukan meski syariat tidak pernah memerintahkan untuk membuat berbagai acara tertentu menyambut datangnya bulan mulia tersebut.<br />Puasa Ramadhan merupakan salah satu dari kewajiban puasa yang ditetapkan syariat yang ditujukan dalam rangka taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah <span style="font-family:islamic_;">k</span>. Hukum puasa sendiri terbagi menjadi dua, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Adapun puasa wajib terbagi menjadi 3: puasa Ramadhan, puasa kaffarah (puasa tebusan), dan puasa nadzar.<br /><br />Keutamaan Bulan Ramadhan<br />Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al Qur’an. Allah <span style="font-family:islamic_;">k</span> berfirman:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ<br /></span><br />“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur`an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).” (Al-Baqarah: 185)<br />Pada bulan ini para setan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka.<br />Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> bersabda:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِقَتْ أَبْوَابُ النِّيْرَانِ وَصُفِدَتِ الشَّيَاطِيْنُ<br /></span><br />“Bila datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan dibelenggulah para setan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br />Pada bulan Ramadhan pula terdapat malam Lailatul Qadar. Allah <span style="font-family:islamic_;">k</span> berfirman:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ<br /></span><br />“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan hingga terbit fajar.” (Al-Qadar: 1-5)<br /><br />Penghapus Dosa<br />Ramadhan adalah bulan untuk menghapus dosa. Hal ini berdasar hadits Abu Hurairah <span style="font-family:islamic_;">z</span> bahwa Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> bersabda:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ لَمَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتُنِبَتِ الْكَبَائِرُ<br /></span><br />“Shalat lima waktu, dari Jum’at (yang satu) menuju Jum’at berikutnya, (dari) Ramadhan hingga Ramadhan (berikutnya) adalah penghapus dosa di antaranya, apabila ditinggalkan dosa-dosa besar.” (HR. Muslim)<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ<br /></span><br />“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap ridha Allah, akan diampuni dosa-dosanya yang terdahulu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah <span style="font-family:islamic_;">z</span>)<br /><br /><br />Rukun Berpuasa<br /><br />a. Berniat sebelum munculnya fajar shadiq. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span>:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ<br /></span><br />“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya.” (Muttafaqun ‘alaih dari hadits ‘Umar bin Al-Khaththab <span style="font-family:islamic_;">z</span>)<br />Juga hadits Hafshah <span style="font-family:islamic_;">x</span>, bersabda Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span>:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />مَنْ لَمْ يَجْمَعِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ<br /></span><br />“Barangsiapa yang tidak berniat berpuasa sebelum fajar maka tidak ada puasa baginya.” (HR. Ahmad dan Ashabus Sunan)<br />Asy-Syaikh Muqbil <span style="font-family:islamic_;">t</span> menyatakan bahwa hadits ini mudhtharib (goncang) walaupun sebagian ulama menghasankannya.<br />Namun mereka mengatakan bahwa ini adalah pendapat Ibnu ‘Umar, Hafshah, ‘Aisyah <span style="font-family:islamic_;">g</span>, dan tidak ada yang menyelisihinya dari kalangan para shahabat.<br />Persyaratan berniat puasa sebelum fajar dikhususkan pada puasa yang hukumnya wajib, karena Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> pernah datang kepada ‘Aisyah <span style="font-family:islamic_;">x</span> pada selain bulan Ramadhan lalu bertanya: “Apakah kalian mempunyai makan siang? Jika tidak maka saya berpuasa.” (HR. Muslim)<br />Masalah ini dikuatkan pula dengan perbuatan Abud-Darda, Abu Thalhah, Abu Hurairah, Ibnu ‘Abbas dan Hudzaifah ibnul Yaman <span style="font-family:islamic_;">g</span>. Ini adalah pendapat jumhur.<br />Para ulama juga berpendapat bahwa persyaratan niat tersebut dilakukan pada setiap hari puasa karena malam Ramadhan memutuskan amalan puasa sehingga untuk mengamalkan kembali membutuhkan niat yang baru. Wallahu a’lam.<br />Berniat ini boleh dilakukan kapan saja baik di awal malam, pertengahannya maupun akhir. Ini pula yang dikuatkan oleh jumhur ulama1.<br />b. Menahan diri dari setiap perkara yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.<br />Telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim hadits dari ‘Umar bin Al-Khaththab <span style="font-family:islamic_;">z</span> bahwa Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> bersabda:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَهُنَا وَأَدْرَكَ النَّهَارُ مِنْ هَهُنَا وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ<br /></span><br />“Jika muncul malam dari arah sini (barat) dan hilangnya siang dari arah sini (timur) dan matahari telah terbenam, maka telah berbukalah orang yang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br />Puasa dimulai dengan munculnya fajar. Namun kita harus hati-hati karena terdapat dua jenis fajar, yaitu fajar kadzib dan fajar shadiq. Fajar kadzib ditandai dengan cahaya putih yang menjulang ke atas seperti ekor serigala. Bila fajar ini muncul masih diperbolehkan makan dan minum namun diharamkan shalat Shubuh karena belum masuk waktu.<br />Fajar yang kedua adalah fajar shadiq yang ditandai dengan cahaya merah yang menyebar di atas lembah dan bukit, menyebar hingga ke lorong-lorong rumah. Fajar inilah yang menjadi tanda dimulainya seseorang menahan makan, minum dan yang semisalnya serta diperbolehkan shalat Shubuh.<br />Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas <span style="font-family:islamic_;">c</span> bahwa Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> bersabda:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />الْفَجْرُ فَجْرَانِ فَأَمَّا اْلأَوَّلُ فَإِنَّهُ لاَ يُحْرِمُ الطَّعَامَ وَلاَ يُحِلُّ الصَّلاَةَ وَأَمَّا الثَّانِي فَإِنَّهُ يُحْرِمُ الطَّعَامَ وَيُحِلُّ الصَّلاَةَ<br /></span><br />“Fajar itu ada dua, yang pertama tidak diharamkan makan dan tidak dihalalkan shalat (Shubuh). Adapun yang kedua (fajar) adalah yang diharamkan makan (pada waktu tersebut) dan dihalalkan shalat.” (HR. Ibnu Khuzaimah, 1/304, Al-Hakim, 1/304, dan Al-Baihaqi, 1/377)<br />Namun para ulama menghukumi riwayat ini mauquf (hanya perkataan Ibnu ‘Abbas <span style="font-family:islamic_;">c</span> dan bukan sabda Nabi <span style="font-family:islamic_;">n</span>). Di antara mereka adalah Al-Baihaqi, Ad-Daruquthni dalam Sunan-nya (2/165), Abu Dawud dalam Marasil-nya (1/123), dan Al-Khathib Al-Baghdadi dalam Tarikh-nya (3/58). Juga diriwayatkan dari Tsauban dengan sanad yang mursal. Sementara diriwayatkan juga dari hadits Jabir dengan sanad yang lemah.<br />Wallahu a’lam. <br /><br />1 Cukup dengan hati dan tidak dilafadzkan dan makan sahurnya seseorang sudah menunjukkan dia punya niat berpuasa, red<br /><br /><br />Siapa yang Diwajibkan Berpuasa?<br /><br />Orang yang wajib menjalankan puasa Ramadhan memiliki syarat-syarat tertentu. Telah sepakat para ulama bahwa puasa diwajibkan atas seorang muslim yang berakal, baligh, sehat, mukim, dan bila ia seorang wanita maka harus bersih dari haidh dan nifas.<br />Sementara itu tidak ada kewajiban puasa terhadap orang kafir, orang gila, anak kecil, orang sakit, musafir, wanita haidh dan nifas, orang tua yang lemah serta wanita hamil dan wanita menyusui.<br />Bila ada orang kafir yang berpuasa, karena puasa adalah ibadah di dalam Islam maka tidak diterima amalan seseorang kecuali bila dia menjadi seorang muslim dan ini disepakati oleh para ulama.<br />Adapun orang gila, ia tidak wajib berpuasa karena tidak terkena beban beramal. Hal ini berdasarkan hadits ‘Ali bin Abi Thalib <span style="font-family:islamic_;">z</span> bahwa Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> bersabda:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />رُفِعَ الْقَلَمُ عَنْ ثَلاَثَةٍ: عَنِ الْمَجْنُوْنِ حَتَّى يَفِيْقَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقَظَ وَعَنِ الصَّبِي حَتَّى يَحْتَلِمَ<br /></span><br />“Diangkat pena (tidak dicatat) dari 3 golongan: orang gila sampai dia sadarkan diri, orang yang tidur hingga dia bangun dan anak kecil hingga dia baligh.” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)<br />Meski anak kecil tidak memiliki kewajiban berpuasa sebagaimana dijelaskan hadits di atas, namun sepantasnya bagi orang tua atau wali yang mengasuh seorang anak agar menganjurkan puasa kepadanya supaya terbiasa sejak kecil sesuai kesanggupannya.<br />Sebuah hadits diriwayatkan Ar-Rubayyi’ bintu Mu’awwidz <span style="font-family:islamic_;">x</span>:<br />“Utusan Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span> mengumumkan di pagi hari ‘Asyura agar siapa di antara kalian yang berpuasa maka hendaklah dia menyempurnakannya dan siapa yang telah makan maka jangan lagi dia makan pada sisa harinya. Dan kami berpuasa setelah itu dan kami mempuasakan kepada anak-anak kecil kami. Dan kami ke masjid lalu kami buatkan mereka mainan dari wol, maka jika salah seorang mereka menangis karena (ingin) makan, kamipun memberikan (mainan tersebut) padanya hingga mendekati buka puasa.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br />Sementara itu, bagi orang-orang lanjut usia yang sudah lemah (jompo), orang sakit yang tidak diharapkan sembuh, dan orang yang memiliki pekerjaan berat yang menyebabkan tidak mampu berpuasa dan tidak mendapatkan cara lain untuk memperoleh rizki kecuali apa yang dia lakukan dari amalan tersebut, maka bagi mereka diberi keringanan untuk tidak berpuasa namun wajib membayar fidyah yaitu memberi makan setiap hari satu orang miskin.<br />Berkata Ibnu Abbas <span style="font-family:islamic_;">c</span>:<br />“Diberikan keringanan bagi orang yang sudah tua untuk tidak berpuasa dan memberi makan setiap hari kepada seorang miskin dan tidak ada qadha atasnya.” (HR. Ad-Daruquthni dan Al-Hakim dan dishahihkan oleh keduanya)<br />Anas bin Malik <span style="font-family:islamic_;">z</span> tatkala sudah tidak sanggup berpuasa maka beliau memanggil 30 orang miskin lalu (memberikan pada mereka makan) sampai mereka kenyang. (HR. Ad-Daruquthni 2/207 dan Abu Ya’la dalam Musnad-nya 7/204 dengan sanad yang shahih. Lihat Shifat Shaum An-Nabi, hal. 60)<br />Orang-orang yang diberi keringanan untuk tidak berpuasa namun wajib atas mereka menggantinya di hari yang lain adalah musafir, dan orang yang sakit yang masih diharap kesembuhannya yang apabila dia berpuasa menyebabkan kekhawatiran sakitnya bertambah parah atau lama sembuhnya.<br />Allah <span style="font-family:islamic_;">k</span> berfirman:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيْضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ<br /></span><br />“Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan lalu ia berbuka, maka wajib baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari-hari yang lain.” (Al-Baqarah: 184)<br />Demikian pula bagi wanita hamil dan menyusui yang khawatir terhadap janinnya atau anaknya bila dia berpuasa, wajib baginya meng-qadha puasanya dan bukan membayar fidyah menurut pendapat yang paling kuat dari pendapat para ulama.<br />Hal ini berdasar hadits Anas bin Malik Al-Ka’bi <span style="font-family:islamic_;">z</span>, bersabda Rasulullah <span style="font-family:islamic_;">n</span>:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَضَعَ عَنِ الْمُسَافِرِ نِصْفَ الصَّلاَةِ وَالصَّوْمَ وَعَنِ الْحُبْلَى وَالْمُرْضِعِ<br /></span><br />“Sesungguhnya Allah telah meletakkan setengah shalat dan puasa bagi orang musafir dan (demikian pula) bagi wanita menyusui dan yang hamil.” (HR. An-Nasai, 4/180-181, Ibnu Khuzaimah, 3/268, Al-Baihaqi, 3/154, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani <span style="font-family:islamic_;">t</span>)<br />Yang tidak wajib berpuasa namun wajib meng-qadha (menggantinya) di hari lain adalah wanita haidh dan nifas.<br />Telah terjadi kesepakatan di antara fuqaha bahwa wajib atas keduanya untuk berbuka dan diharamkan berpuasa. Jika mereka berpuasa, maka dia telah melakukan amalan yang bathil dan wajib meng-qadha.<br />Di antara dalil atas hal ini adalah hadits Aisyah <span style="font-family:islamic_;">x</span>:<br /><span style="font-family: traditional arabic;"><br />كَانَ يُصِيْبُنَا ذَلِكَ فَنُأْمَرُ بِقَضَاءِ الصِّيَامِ وَلاَ نُأْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ<br /></span><br />“Adalah kami mengalami haidh lalu kamipun diperintahkan untuk meng-qadha puasa dan tidak diperintahkan meng-qadha shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)<br /><br /><br />Wallohu a’lam</span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-65524921214015461902008-08-17T03:08:00.000-07:002008-08-17T03:10:50.190-07:00MENYAMBUT DATANGNYA RAMADHAN …!!!<div class="post hentry category-ramadhan" id="post-30"> <p class="postmeta"> September 13, 2007 · Disimpan dalam <a tip="Lihat seluruh tulisan dalam Ramadhan" href="http://id.wordpress.com/tag/ramadhan/" rel="category tag">Ramadhan</a> </p> <div class="postentry"> <div class="snap_preview"><p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><!--[if gte vml 1]> <![endif]--><!--[if !vml]--><img src="http://oebay.blogsome.com/images/ramadhan.gif" align="left" height="131" hspace="12" width="183" /><!--[endif]--><span style="font-family: Arial;">Saudara-saudaraku –semoga Allah merahmatimu-, tinggal beberapa hari lagi, bulan yang penuh dengan berkah akan datang menjumpai kita, bulan yang penuh hikmah akan bertandang ke seluruh penjuru pelosok dunia kaum muslimin, bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu dan dielu-elukan kehadirannya oleh segenap kaum muslimin… Iya, bulan dimana pintu-pintu surga dibuka lebar-lebar, pintu-pintu neraka ditutup rapat-rapat dan setan-setan dibelenggu…<br /><span id="more-30"></span><br />Maka berbahagialah wahai saudara-saudaraku, berbahagialah anda yang masih diperkenankan oleh sang Khaliq yang Maha Rahman lagi Rahim bersua dengan bulan ini, dimana di dalamnya penuh dengan rahmat, maghfirah dan berkah…!!!<br />Saudara-saudaraku, <span style="color: black;">Banyak sekali ayat yang tegas dan <em>muhkam </em>(jelas) dalam kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk <em>Taqorrub </em>(mendekatkan diri) kepada Allah Azza wa Jalla dan menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman Allah Ta’ala yang artinya : <em>Dan kalau kalian berpuasa itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya.</em> (Surat Al-Baqoroh : 184)</span></span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial;">Saudaraku, Ramadhan adalah bulan kebaikan dan barakah, Allah memberkahinya dengan banyak keutamaan sebagaimana penjelasan berikut:</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial; color: black;">1. Ramadhan adalah Bulan Al-Qur’an.</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Ramadhan adalah bulan dimana Allah menurunkan kitab-Nya yang mulia sebagai petunjuk bagi manusia, obat bagi kaum mukminin, pembimbing kepada jalan yang lurus, yang diturunkan pada malam Lailatul Qodar, yaitu satu malam di bulan Ramadhan pada 10 hari terakhir, Allah berfirman yang artinya :</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">“</span><em><span style="font-family: Arial;">Bulan Ramadhan itulah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia, dan menjadi keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan membedakan antara yang hak dan yang bathil. Maka barang siapa diantara kamu melihat bulan itu hendaklah ia berpuasa</span></em><span style="font-family: Arial;">.” (Surat Al-Baqoroh :185)</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial; color: black;">2. Dibelenggunya syaithan, ditutupnya pintu-pintu neraka dan di bukanya pintu-pintu surga.</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Pada bulan ini kejelekan menjadi sedikit, karena dibelenggu dan diikatnya jin-jin jahat dengan <em>salasil </em>(rantai), belenggu dan <em>Ashfad</em>, mereka tidak bisa bebas merusak manusia sebagaimana bebasnya di bulan yang lain, karena kaum muslimin sibuk dengan puasa, hingga hancurlah syahwat, dan juga karena bacaan Al-Qur’an serta seluruh ibadah yang mengatur dan membersihkan jiwa, Allah berfirman (yang artinya) : “<em>Telah diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang dahulu sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa</em>.” (Surat Al-Baqoroh :183). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda (yang artinya) : “<em>Jika datang bulan Ramadhan dibukalah pintu-pintu syurga, dan ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggulah syaithan</em>”. (HR Bukhori (4/97) dan Muslim (1079))</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial; color: black;">3. Malam Lailatul Qodar</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Engkau telah tahu wahai hamba mukmin, bahwa Allah Ta’ala memilih bulan Ramadhan karena diturunkan padanya Al-Qur’an Karim, dan padanya terdapat satu malam yang beribadah di dalamnya lebih baik daripada seribu bulan. Maka sungguh merupakan kebangkrutan yang nyata bagi siapa-siapa yang melalaikan malam-malam di bulan ramadhan terutama sepuluh malam terakhir dengan hal-hal yang tak bermanfaat baginya sedikitpun.</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Saudaraku, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam juga telah banyak menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka, Allah Tabaraka wa Ta’ala telah mengkhususkan satu pintu syurga untuk orang yang puasa, puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung, Inilah diantara keutamaan puasa sebagaimana telah diterangkan oleh Nabi kita tercinta Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial;">1. Puasa adalah perisai </span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menyuruh orang yang sudah tidak kuat menahan syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai benteng bagi syahwat ini, Oleh karena itu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “<em>Wahai sekalian para pemuda, barang siapa diantara kalian telah mampu menikah hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan (pemutus syahwat) baginya</em>” (HR. Bukhori (4/106) dan Muslim (no. 1400) dari Ibnu Mas’ud)</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan bahwa syurga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat yang menyenangkan, jika telah jelas demikian -wahai saudaraku - sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, menumpulkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi pelakunya dari siksa neraka, oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “<em>Tidaklah ada seorang hamba yang puasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim</em>” HR. (Bukhori (6/35) dan Muslim (1153) dari Abu Sa’id AlKhudri, ini adalah lafadh Muslim. Sabda Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasalam : 70 musim yakni : perjalanan 70 tahun demikian dikatakan dalam Fathul Bari (6/48))</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial;">2. Puasa memasukan seorang hamba ke dalam syurga.</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Engkau telah tahu wahai hamba Allah yang taat, mudah-mudahan Allah memberimu taufik untuk ketaatan kepada-Nya, menguatkanmu dengan semangat dari-Nya, bahwa puasa menjauhkan orang yang mengamalkannya dari neraka. Jika demikian berarti puasa mendekatkan ke syurga.</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Dari Abi Umamah radhiallahu ‘anhu : Aku berkata : “<em>Ya Rasulullahu tunjukkan padaku amalan yang bisa memasukanku ke syurga; beliau menjawab: Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu.</em>” (HR Nasa’I (4/165), Ibnu Hibban (hal. 232 Mawarid) dan Al-Hakim (1/421)) </span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial;">3. Orang puasa yang diberi pahala yang tidak terhitung </span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial;">4. Orang yang berpuasa punya dua kegembiraan </span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial;">5. Bau mulutnya orang yang puasa lebih wangi dari baunya misk</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Dalil ketiganya adalah hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu : Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “<em>Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa (Yakni : baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tak terbatas), karena puasa itu untuk Aku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang kalian sedang puasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, ucapkankanlah : Sesungguhnya aku sedang berpuasa, demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya sesungguhnya bau mulut orang yang puasa lebih wangi di sisi Allah daripada bau minyak misk (kesturi), dan bagi orang yang puasa padanya dua kegembiraan, jika berbuka ia gembira dengan berbukanya dan jika bertemu dengan Rabbnya, ia gembira karena puasanya</em>.” (HR. Bukhri (4/88), Muslim (no. 1151) ini lafadz Bukhori)</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial;">6. Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada ahlinya :</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya) : “<em>Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari kiamat, puasa akan berkata : Wahai Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat, berilah dia syafaat karenaku, Al-Qur’an pun berkata : Aku telah menghalanginya dari tidur di malam hari, berilah dia syafaat. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : maka keduanya memberi syafaat</em>.” (Ahmad (no.6626), Hakim (1/554), Abu Nu’aim (8/161))</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial; color: black;">7. Puasa merupakan kafarat (Pelebur dosa).</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Diantara keistimewaan puasa, yang tidak ada dalam amalan lain adalah, Allah menjadikannya sebagai kafarat bagi orang yang berpuasa dan bersedekah, sebagaimana dalam hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman radhiallahu ‘anhu, berkata Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam (yang artinya): “<em>Fitnah pria dari keluarga (istri), harta dan tetangganya, bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan shodaqoh.</em>” (HR. Bukhori (2/7) dan Muslim (144))</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><strong><span style="font-family: Arial; color: black;">8. Pintu Rayyan bagi orang yang puasa.</span></strong><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Dari Sahl bin Sa’ad radhiallihu ‘anhu, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya) : “<em>Sesungguhnya dalam syurga ada satu pintu yang disebut dengan rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. jika telah masuk orang terakhir yang puasa ditutuplah pintu tersebut, barang siapa yang masuk akan minum, dan barang siapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya</em>. “ (HR. Bukhori (4/95) dan Muslim (1152))</span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial; color: black;">Maka, bersegeralah wahai hamba Allah, menyambut bulan yang penuh dengan makna ini, bersegeralah menuju ke keridhaan dan maghfirah-Nya, dan jadilah engkau hamba-hambanya yang baru lagi suci… Janganlah kau menjadi hamba-hambanya yang merugi, yang tak bisa merasakan lezatnya berada di bulan ramadhan!!! </span><span></span></p> <p style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: Arial;">Maraji’/Referensi : Sifat Puasa Nabi karya Syaikh Ali Hasan dan Syaikh Salim al-Hilali.</span><span></span></p> <p class="MsoNormal"><span> </span></p> <p><a name='more'></a></p> </div> </div> </div> <h2 id="postcomment">Ungkapkan pendapat Anda</h2>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-82008534971601954012008-08-13T06:43:00.000-07:002008-08-13T06:46:25.317-07:00Hadits Shohih dan Hadits Dhoif<b>Hudzaifah.org</b> - Ketika ada beberapa dalil hadits yang berbicara pada tema yang sama namun isinya saling berbeda, maka ada beberapa cara yang bisa diterapkan, antara lain:<br /><br /> <i>Thariqatul Jam'i</i>, yaitu menggabungkan keduanya sesuai dengan esensi masing-masing dalil.<br /><br /> <i>Nasikh mansukh</i>, yaitu melihat ke masa disampaikannya masing-masing dalil, di mana yang datang belakangan lebih kuat dari yang datang lebih dahulu.<br /><br /> <i>Al-'aam wal khash</i>, yaitu mendahulukan hadits yang lebih erat kaitannya dengan suatu masalah (lebih khusus) dari pada hadits yang bersifat umum.<br /><br /> <i>Ar-riwayah</i>, yaitu melihat riwayat untuk menilai derajat keshahihan masing-masing hadits itu. Namun penilaian derajat keshahihan suatu hadits bisa saja berbeda antara satu ulama dengan ulama lainnya.<br /><br /> Khusus masalah yang keempat ini bisa kita perjelas dengan keterangan berikut ini:<br /><br /> Hadits berbeda dengan Al-Quran yang sudah pasti shahih 100% dan diriwayatkan secara mutawatir (oleh banyak orang) dalam setiap level (thabaqat)-nya. Sedangkan hadits, sebagiannya mutawatir dan selebihnya tidak (hadits ahad). Tapi baik yang mutawatir maupun yang ahad, bisa saja sama-sama shahih. Karena keshahihan suatu hadits tidak semata-mata ditentukan oleh jumlah periwayat, melainkan oleh kualitas periwayatnya itu sendiri.<br /><br /> Bisa saja suatu hadits hanya diriwayatkan oleh satu orang saja pada satu thabaqat, tapi kualitasnya shahih.<br /><br /> Tetapi penting juga untuk dipahami bahwa status keshahihan suatu hadits punya standar yang variatif. Seorang ahli hadits (muhaddits) bisa saja punya standar yang berbeda dengan ahli hadits lainnya. Misalnya, Al-Bukhari seringkali berbeda dalam penetapan keshahihan suatu hadits dengan Imam Muslim. Terkadang mereka sepakat menshahihkan suatu hadits, tapi seringkali mereka berbeda pendapat.<br /><br /> Ada banyak hadits yang dianggap shahih oleh Al-Bukhari tapi Imam Muslim mengatakannya tidak shahih. Sebaliknya, banyak juga yang dishahihkan oleh Imam Muslim tapi Al-Bukhari tidak menshahihkannya. Kalau kebetulan keduanya sepakat, dinamakan hadits muttafaqun 'alihi.<br /><br /> Di luar kedua imam ahli hadits itu, ternyata masih banyak lagi ahli hadits yang punya otoritas dan kapabilitas untuk menyatakan suatu hadits itu shahih.<br /><br /> Hadits shahih selain yang dishahihkan oleh kedua imam itu termasuk bahan baku berkualitas tinggi yang tidak bisa dianggap enteng. Apalagi bila kedua imam itu tidak mencantumkannya di dalam kedua kitab mereka. Seperti yang dilakukan oleh Al-Hakim, di mana beliau 'seolah' meneruskan apa yang telah dirintis oleh Al-Bukhari, lantaran beliau menggunakan metodologi kritik hadits yang digunakan Al-Bukhari dalam menshahihkan hadits yang oleh Al-Bukhari belum dilakukan. Kitab beliau bernama Al-Mustadrak, yaitu kitab hadits shahih sesuai syarat dari Bukhari.<br /><br /> Selain Al-Bukhari, Muslim, Al-Hakim, masih banyak kitab hadits lain yang juga mengandung banyak hadits shahih. Yang paling masyhur adalah kutubus-sittah (enam kitab).<br /><br /> Tetapi sebenarnya jumlah kitab hadits tidak terbatas pada yang enam itu saja. Di luar yang enam itu, masih banyak sekali kitab-kitab hadits yang belum terlalu dikenal umat Islam. Masih tersimpan rapi di berbagai perpustakaan di pusat-pusat dunia Islam.<br /><br /> Syeikh Nashiruddin Al-Albani adalah salah satu di antara sekian banyak ulama ahli hadits yang melakukan riset untuk memilah hadits-hadits shahih dan hadits dhaif. Karya beliau banyak menghiasi perpustakaan di dunia Islam.<br /><br /><br /> <b>Bahan Baku dan Pengolahannya</b><br /><br /> Sumber-sumber hukum Islam ibarat bahan baku dari sebuah hidangan. Hidangan akan memenuhi standar gizi dan standar rasa yang tinggi manakala dibuat dari bahan yang berkualitas. Tentu saja bukan hanya sekedar bahan berkualitas yang paling menentukan, tetapi juga keahlian juru masak dalam mengolah dan menentuan kadar tiap-tiap bahan baku.<br /><br /> Kalau kita kaitkan dengan ilmu hadits dalam perspektif hukum Islam, maka hadits-hadits itu ibarat salah satu bahan baku sebuah masakan. Semakin shahih suatu hadits akan semakin meningkatkan mutu masakan tersebut.<br /><br /> Ketika bicara tetang hukum Islam, masih ada satu bagian pekerjaan maha penting setelah kita bicara tentang keshahihan hadits, yaitu proses istimbath ahkam. Proses ini jauh lebih rumit dari sekedar menilai keshahihan suatu hadits. Yaitu dengan mulai mengumpulkan terlebih dahulu semua dalil baik Quran atau sunnah yang sekiranya terkait dengan suatu masalah yang ingin diketahui hukumnya. Sangat besar kemungkinan suatu dalil dengan dalil lainnya saling bertentangan.<br /><br /> Dalam keadaan itu, para ulama mendahulukan proses al-jam'u terlebih dahulu sebelum sampai kepada penolakan salah satunya. Sedangkan pertimbangan tingkat keshahihan, bukan satu-satunya cara. Maksudnya, bila ada dua hadits, yang satu lebih shahih dan yang lainnya satu derajat di bawahnya, meski masih tetap dalam kelompok shahih, tidak serta merta yang kurang itu langsung ditolak keberadaannya.<br /><br /> Pertimbangan lainnya, misalnya, masalah keumuman dan kekhususan suatu dalil. Bisa saja ada suatu hadits yang shaih, tapi setelah diperdalam redaksinya, ternyata masih bicara hal-hal yang bersifat umum. Sedangkan ada hadits lainnya yang mungkin derajatnya lebih rendah, tapi sangat tepat pada titik permasalahan yang dibahas. Maka dalam hal ini, dalil yang lebih khusus lebih didahulukan ketimbang dalil yang bersifat umum.<br /><br /> Pertimbangan lainnya lagi misalnya masalah waktu wurud-nya suatu dalil. Misalnya ada dalil yang keluar lebih dahulu akan dikoreksi oleh dalil yang datang belakangan. Istilah yang sering digunakan adalah nasakh dan mansukh.<br /><br /><br /> <b>Standar Pengambilan Hukum</b><br /><br /> Selama ini para shahabat, tabi'in dan para pengikutnya melakukan istimbath hukum sesuai dengan nalar mereka masing-masing. Terkadang antara metode yang digunakan seseorang dengan lainnya saling berbeda. Bahkan tidak jarang juga terjadi ketidak-runtutan dalam setiap proses pengambilan kesimpulan itu. Semua itu akibat belum adanya -waktu itu- sistematika baku dalam proses pengambilan kesimpulan hukum.<br /><br /> Barulah setelah lahirnya imam As-Syafi'i (150-204 H) rahimahullah, muncul metode yang sangat ilmiyah dan profesional yang bisa digunakan oleh setiap faqih dan ahli syariah dalam proses mengambil kesimpulan hukum. As-Syafi'i adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar-dasar fiqih, sebuah cabang ilmu yang paling asasi dan esensial dalam masalah pengambilan kesempulan hukum. Ilmu itu kemudian kita kenal dengan ilmu ushul fiqih.<br /><br /> Mustahil seseorang bisa dikatakan sebagai ulama yang berhak mengeluarkan fatwa hukum, apabila tidak mengerti ilmu ushul fiqih. Seperti yang juga seringkali kita saksikan sekarang ini, seorang yang hanya sekedar baca kitab matan hadits, lalu tiba-tiba berfatwa ini dan itu tentang hukum Islam. Ini jelas menyesatkan bahkan merusak tatanan hukum Islam. Karena dia berfatwa tanpa ilmu.<br /><br /> Padahal dasar-dasar metologi pengambilan kesimpulan suatu hukum tidak pernah dikuasainya, apalagi ilmu-ilmu penunjangnya. Akhirnya jadilah taburan fatwa yang terkadang terlalu mensimplifikasi masalah. Sebentar-sebentar bisa keluar fatwa yang terlalu dipaksakan, sebab tidak lahir dari suatu proses istimbath hukum yang baku dan profesional.<br /><br /> Kalau kita ibaratkan dengan masakan tadi, meski masakan itu terdiri dari bahan baku yang berkualitas, namun cara mengolahnya tidak benar. Padahal tidak mungkin umat ini langsung makan beras, atau sayuran mentah begitu saja yang dipetik di ladang. Semua perlu di'siangi ' terlebih dahulu, dibuatkan bumbu,ditakar kadarnya, diatur proses pengolahannya sehingga siap disantap tanpa sakit perut.<br /><br /> Semua ini idealnya dilakukan oleh koki profesional, yang mengerti tentang bahan baku yang baik, juga mengerti standar kebutuhan gizi dan mahir dalam masalah pengolahan serta penyajiannya.<br /><br /> Kalau kita serahkan begitu saja seorang ahli hadits yang tahunya hanya urusan shahih dan tidak shahih untuk berfatwa tentang hukum, sementara dia tidak punya kapasitas dalam hal istimbath hukum, ibaratnya kita tidak makan masakan, melainkan kita makan bahan-bahan mentah, beras mentah, tempe mentah, daging mentah, sayuran mentas, yang belum tentu cocok untuk perut kita. Karena standar gizi, pengolahan, penyajiandan ukurannya tidak jelas.<br /><br /> Kita butuh para koki ahli mengolah makanan yang memenuhi standar gizi dan juga standar cita rasa yang tinggi. Mereka adalah para ulama syariah, yang sudah pasti juga ahli hadits. Levelnya di atas dari para ahli hadits.<br /><br /> Sebagai perbandingan, Imam Asy-Syafi'i sebelum menjadi ahli fiqih dan peletak dasar ilmu ushul fiqih, beliau berangkat dari seorang ahli hadits yang mahir memilah dan memilih hadits shahih dan tidak shahih. Tapi itu saja belum cukup, perlu adanya sistematika pengambilan kesimpulan hukum yang baku. Sehingga setiap fatwa yang beliau keluarkan, meski kadang menyendiri, sangat-sangat kuat fundamennya. Sulit untuk mematahkan hujjah-hujjah beliau begitu saja, kalau memang paham urusan ilmu syariah. []<br /><br /> Wallahua'lam bishshawabUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1462899032695772825.post-79668785623549305602008-08-13T06:41:00.000-07:002008-08-13T06:42:20.422-07:0070.000 masuk surga tanpa di hisapImam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas r.a, dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bahwa beliau berkata:<br /><br /><i>"Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku?<br />Maka ada yang menjawab: 'Ini adalah Musa dan kaumnya,' lalu dikatakan, 'Perhatikanlah ke ufuk.' Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, 'Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.' Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, 'Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang.<br /><br />Kemudian Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu.<br /><br />Mereka berkata, 'Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.'<br /><br />Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu beliau keluar dan berkata, 'mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak minta di-kai, dan hanya kepada Allahlah mereka bertawakkal."</i>[HR. Bukhari]<br /><br /><br />Di dalam riwayat lain, dari Abbas r.a, dia berkata bahwa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:<br /><br /><i>"Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri.<br /><br />Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, 'Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, 'Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!' Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, 'Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.'<br /><br />Aku berkata, 'Kenapa?' Dia menjawab, 'Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal.'<br /><br />Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.'<br /><br />Nabi pun berdoa, 'Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.'Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, 'Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.' Nabi Shalalahu 'alaihi wasslam menjawab, 'Kamu telah didahului oleh Ukasyah'."</i> [HR. Bukhari]<br /><br /><br />Semoga kita termasuk golongan mereka.<br />Allahumma aamiin.Unknownnoreply@blogger.com0